Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Bertemu Perwakilan Bank Dunia Di Istana

Jokowi Diingatkan Soal Resesi Ekonomi Global

Selasa, 3 September 2019 09:31 WIB
Jokowi menerima Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia, Rodrigo A Chavez di Istana Negara, Jakarta, Senin (2/9).
Jokowi menerima Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia, Rodrigo A Chavez di Istana Negara, Jakarta, Senin (2/9).

RM.id  Rakyat Merdeka - Jokowi menerima Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia, Rodrigo A Chavez di Istana Negara, Jakarta, kemarin.

Dalam pertemuan tertutup tersebut, Jokowi dapat wejangan dari Bank Dunia soal kon disi ekonomi global yang bisa berpengaruh terhadap pereko nomian Indonesia saat ini. 

Dikatakan Rodrigo usai pertemuan, pihaknya meminta peme rintah Indonesia terus memantau kondisi ekonomi global dan mempersiapkan langkah mitigasi. 

“Kami bilang kondisi ekonomi saat ini sedang melemah. Risiko resesi pada ekonomi global meningkat, ada juga beberapa poin yang perlu diwaspadai pada situasi geopolitik saat ini,” kata Rodrigo dilansir Antaranews. 

Dalam pertemuan tertutup itu Jokowi ditemani Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Thomas Lembong. 

Baca juga : Mencari Resep Manjur Di Era Ekonomi Digital

Bank dunia, kata Rodrigo juga memberikan rekomendasi kepada pemerintah untuk mendorong ekonomi yakni memperbaiki defisit neraca transaksi berjalan (CAD) dengan memperbesar penanaman modal asing. 

Kata dia, cara itu paling baik untuk menambah modal, juga memperbaiki aliran portofolio. Rodrigo juga menjelaskan, pemerintah perlu memberikan kredibilitas yang dibutuhkan bagi investor asing. 

“Aturan mainnya harus jelas, stabil, serta memenuhi aspek kepatuhan terhadap aturan yang berlaku,” ujarnya. 

Meski demikian, Rodrigo memandang, fundamental ekonomi makro Indonesia saat ini masih cukup solid terutama dari berbagai upaya pembangunan infrastruktur hingga menarik aliran investasi asing masuk ke Indonesia. 

Namun, menurutnya, cara paling ampuh untuk menggenjot ekonomi di tengah ketidakpastian global adalah memperbaiki CAD dengan penanaman modal asing. 

Baca juga : Soal RUU Pertanahan, Jokowi Diminta Terbitkan Surpres Baru

Bank Dunia, kata Rodrigo, memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini akan berada sedikit di atas angka 5 persen, atau tak jauh berbeda dengan proyeksi Menteri Keuangan Sri Mulyani beberapa waktu yang lalu. 

“Tantangan tahun depan bakal tetap bergantung pda ekonomi global, komoditas ekspor impornya,” tegasnya. 

Bank Dunia, ujar Rodrigo, juga dalam posisi selalu siap untuk mengucurkan pinjaman kepada pemerintah Indonesia. Namun hingga saat ini, ujarnya, belum ada pembahasan mengenai penambahan pinjaman dari Bank Dunia. 

Rodrigo menyebutkan, jumlah pinjaman yang dialirkan Bank Dunia ke Indonesia rata-rata masih 2 miliar dolar AS per tahun. 

“Kami selalu siap dalam menyediakan pinjaman, pendampingan teknis. Kami tidak melihat bahwa (Indonesia) membutuhkan pendanaan yang sangat besar. Alokasi pinjaman dalam posisi sewajarnya, 2 miliar dolar AS per tahun, tidak terlalu besarlah untuk Indonesia,” katanya. 

Baca juga : Renovasi Dan Peremajaan Fasilitas Di Stasiun Cisauk Tingkatkan Jumlah Pengguna Commuter Line

Sebelumnya, Rodrigo sudah mengingatkan pemerintah terkait efek perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China. Sebagai negara pengekspor komoditas, kondisi ekonomi global bisa memberi efek terhadap perekonomian Indonesia. 

“Dampaknya dari pelemahan ekonomi dunia karena perang dagang ini, jelas perekonomian Indonesia juga melemah. Jika ekonomi dunia melemah, Indonesia juga akan melemah. Karena Indonesia adalah pengekspor komoditas, ini menjadi sebuah tantangan,” kata Rodrigo. 

Menurutnya, kondisi ekonomi dunia adalah hal yang rumit untuk diselesaikan, khususnya perang dagang dua negara besar. Tak hanya memperlambat ekonomi dunia, tapi berinvestasi juga menjadi sulit. 

“Ekonomi dunia adalah area yang rumit. Perang dagang antara dua negara besar ini melemahkan ekonomi dunia. Berinvestasi jadi tidak memungkinkan, hal ini akan meresahkan seluruh pihak,” tegas Rodrigo. [NOV] 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.