Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Erick Thohir: Jangan Berpuas Diri, Lawan Filipina Akan Berat!
- Marc-Andre Ter Stegen Sudah Nggak Betah Di Barcelona
- Juventus Tawar Jadon Sancho Rp326 Miliar
- Aquabike Indonesian Championship Piala Menpora 2025 Digelar Di Pantai Jepara
- Jelang BRI Super League, Level Kebugaran Pemain Persib Baru 50 Persen

RM.id Rakyat Merdeka - Sepekan terakhir, sejumlah harga pangan mulai mengalami kenaikan. Meskipun naiknya dikit, tentu saja masyarakat merasakan dampak dari kenaikan tersebut. Semoga Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan segera bertindak kendalikan harga pangan.
Berdasarkan data panel harga pangan yang dikutip dari situs resmi Badan Pangan Nasional (Bapanas) pada Sabtu (13/7/2024), ada 13 komoditas pangan yang mengalami kenaikan. Mulai dari sayur-sayuran hingga sembako.
Cabe rawit merah yang sebelumnya dijual Rp, 53 ribuan naik 2,38 persen menjadi Rp 55.020 per kilogram (kg). Harga beras premium juga mengalami kenaikan 0,06 persen menjadi Rp 15.510 per kg. Begitu juga dengan beras medium yang naik 0,15 persen menjadi Rp 13.540.
Kenaikan harga di tingkat pedagang eceran juga dialami bawang putih bonggo. Per hari ini, harga bawang putih bonggo dijual Rp 40.400. Daging sapi murni tidak mau kalah. Daging sapi murni naik 0,24 persen menjadi Rp 135.580 per kg.
Telur ayam ras dan gula konsumsi juga mengalami kenaikan kurang dari 1 persen. Telur ayam ras naik 0,07 persen menjadi Rp 29,430, sedangkan gula konsumsi mengalami kenaikan 0,06 persen menjadi Rp 18.020 per kg.
Baca juga : Demokrat Dan PAN Pasang Badan Bela Pencalonan Bobby Di Sumut
Kanaikan tipis juga dialami minyak goreng kemasan sederhana, jagung di tingkat peternak, dan ikan kembung. Minyak goreng kemasan sederhana naik 0,22 persen menjadi Rp 18.010 per liter.
Kenaikan harga juga terjadi pada garam halus beryodium, tepung terigu kemasan, dan beras SPHP. Garam halus beryodium naik cukup tinggi 0,96 persen menjadi Rp 11.510 per kg. Tepung terigu kemasan naik 0,07 persen menjadi Rp 13.370 per kg. Beras SPHP yang sebelumnya turun 0,16 persen menjadi Rp 12.570 per kg, sekarang naik lagi Rp 12.580.
Anggota Komisi VI DPR, Achmad Baidowi mencolek, Zulkifli Hasan untuk mengecek kenaikan harga pangan. Menururnya, Kementerian Perdagangan harus serius menyikapi persoalan harga pangan yang dalam beberapa hari terakhir ini mengalami kenaikan.
"Harus ada perhatian khusus dari pemerintah soal naiknya harga pangan," kata politisi yang akrab disapa Awiek itu kepada Rakyat Merdeka, Sabtu (13/7/2024).
Awiek lantas teringat dengan janji Kemendag yang berupaya menggenjot swasembada pangan. Namun, hingga saat ini, swasembada pangan tidak berhasil.
Baca juga : IDI Minta Penempatan Dokter Diatur Pemerintah Pusat
"Setidaknya kalau swasembada pangan tidak tercapai, ya minimal harga pangan terjangkaulah," sambung Awiek.
Politisi PPP itu pun prihatin dengan kondisi masyarakat yang terus menerus teriak harga pangan mahal. Maka itu, Awiek juga meminta Bapanas selaku regulator berperan maksimal dalam menekan harga pangan.
"Ini kan keluhan masyarakat. Pemerintah harus melakukan langkah agar bagaimana menstabilkan harga-harga pangan ini," tegasnya.
Ekonom dari Center of Economics and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira menyatakan, kenaikan harga beberapa bahan pangan perlu dicermati. Sebab, tekanan masyarakat rentan sudah cukup besar.
Kata dia, harga pupuk masih mahal, sementara pelemahan rupiah terhadap dolar AS berakibat pada naiknya harga pakan ternak ayam. "Inflasi diperkirakan mulai meningkat dan Pemerintah jangan tambah beban lagi dengan penyesuaian subsidi BBM dalam waktu dekat," pungkas Bhima kepada Rakyat Merdeka, Sabtu (13/7/2024).
Baca juga : Komika Marshel Makin Menguat
Zulhas Ke Pasar Di Jambi
Zulhas mengisi kegiatan akhir pekan ini dengan berkunjung ke Pasar Talang Banjar, Jambi. Kunjungan Zulhas ini didampingi Gubernur Jambi Al Haris.
Dalam kunjungannya itu, Zulhas yang sempat berdialog harga bahan pokok di Jambi masih terjangkau oleh masyarakat. Zulhas menyebut, harga pangan di Jambi terbilang masih di bawah harga acuan pemerintah atau HET. Malah deflasi, bukan inflasi.
“Harganya murah kalau dibanding pasar lain,” ujar Zulhas.
Zulhas menegaskan, sudah menjadi tugas pemerintah mengatur stabilitas harga pangan. Tujuanya, agar petani tidak rugi dan pembeli atau konsumen juga membeli kebutuhan pangan tidak terlalu mahal.
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya