Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Inovasi Co-firing PLN Tekan Emisi Dan Berdayakan Rakyat
Minggu, 20 Oktober 2024 07:05 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Implementasi co-firing PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN, memberikan manfaat ganda. Selain mengurangi emisi karbon, program itu mampu memberdayakan ekonomi masyarakat dalam pengolahan bahan biomassa.
Pengamat Ekonomi Energi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Fahmy Radhi mengatakan, co-firing merupakan salah satu program yang dijalankan PLN untuk menggantikan sebagian porsi batubara pada rasio tertentu dengan bahan biomassa. Seperti pellet kayu, sampah, cangkang sawit dan serbuk gergaji, pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).
Menurut Fahmy, program ini dilakukan untuk menekan emisi karbon dalam mendukung transisi energi untuk mencapai Net Zero Emissions (NZE).
“Di era transisi energi, inovasi co-firing PLN cukup signifikan dalam menekan emisi karbon, serta dalam penyediaan energi yang lebih ramah lingkungan,” ujar Fahmy kepada Rakyat Merdeka, Sabtu (19/10/2024).
Baca juga : Pulau Seribu Bakal Jadi Maladewa-nya Indonesia
Ia menyebutkan, sepanjang 2024, co-firing pada PLTU mampu mereduksi emisi karbon hingga 1,05 juta ton karbondioksida (CO2) dan memproduksi energi bersih sebesar 1,04 TerraWatt hour (TWh).
Bahkan, penggunaan co-firing selama 2023 telah meningkat jika dibandingkan realisasi pada 2022.
Dalam mereduksi emisi karbon, PLN mampu menambah pengurangan emisi hingga 450.000 ton CO2.
“Produksi energi bersih pun, tumbuh hingga lebih dari 77 persen dari realisasi 2022 sebesar 575 GigaWatt hours (GWh),” jelasnya.
Baca juga : Liverpool Vs Chelsea, Arne: The Blues Lawan Berat
Ia menilai, co-firing tidak hanya menghasilkan listrik andal, namun juga tetap murah bagi masyarakat.
Lebih dari itu, co-firing mendorong perekonomian kerakyatan, lewat keterlibatan langsung masyarakat dalam pengembangan biomassa.
Berdasarkan data 2023, PLN berhasil menyerap 1 juta ton biomassa untuk 43 PLTU di Indonesia alias meningkat 71 persen dibandingkan 2022.
Selain itu, PLN terus melakukan pengembangan teknologi co-firing hingga dapat digunakan secara penuh di seluruh Indonesia.
Baca juga : Cedera, Jorji Gagal Ke Final
Ia menyambut positif langkah PLN yang menargetkan program co-firing bisa dilakukan pada 52 PLTU hingga 2025, dengan kebutuhan biomassa mencapai 10 juta ton.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya