Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Skor Risiko Lingkungan Rendah, BBNI Dapat Apresiasi dari Pelaku Pasar
Minggu, 17 November 2024 14:31 WIB

RM.id Rakyat Merdeka - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) mendapatkan skor baik dari Sustainalytics terkait dengan implementasi tata kelola berbasis Environmental, Social & Governance (ESG) di tahun 2024. Skor risiko di aspek lingkungan yang rendah pun mendapat apresiasi dari pelaku pasar.
Skor ESG BBNI per akhir September 2024 berada di 23,2 mengacu pada Sustainalytics.
Dengan skor tersebut, BBNI mendapatkan peringkat ke 6.405 dari total 15.080 perusahaan global yang dievaluasi.
Dengan demikian, BBNI masuk ke jajaran top-50 persen perusahaan dengan implementasi ESG terbaik secara global.
Baca juga : Produsen Atap Ramah Lingkungan Onduline Resmikan Pabrik di PIER Pasuruan
Perlu diketahui, Sustainalytics merupakan sebuah platform yang terafiliasi dengan Morningstar yang fokus melakukan riset dan evaluasi keberjalanan implementasi ESG di berbagai perusahaan dengan skala internasional.
Salah satu komponen yang dievaluasi adalah risiko lingkungan. Untuk aspek ini BBNI memperoleh skor risiko 1,61 dan merupakan salah satu yang terendah jika dibandingkan dengan bank-bank dengan nilai kapitalisasi besar di Indonesia.
Berbagai inisiatif yang dilakukan BBNI untuk mendukung lingkungan berkelanjutan antara lain penerbitan obligasi hijau (green bond), penerapan sustainable link loan (SLL) dari sisi bisnis, inisiatif BNI WWF Affinity Cards untuk membantu konservasi serta BNI Amex Vibe Card yang menyasar generasi muda dan menggunakan bahan baku daur ulang.
Sementara dari sisi operasional, BBNI juga menerapkan green office culture atau budaya kantor hijau dari sisi operasional. Inisiatif ini meliputi sertifikasi green building (bangunan hijau), sistem pengelolaan air limbah di dua kantor utamanya, instalasi panel surya di Plaza BNI hingga adopsi paperless office administration system (E-Office).
Baca juga : Pertamina-Kementerian Lingkungan Hidup Bersih-bersih Sungai Ciliwung
Salah satu implementasi ESG yang juga menjadi sorotan pelaku pasar adalah portofolio kredit berkelanjutan yang dimiliki oleh perseroan.
“Pembiayaan yang bertanggung jawab untuk kegiatan bisnis berkelanjutan termasuk portofolio hijau berjumlah Rp188 triliun atau 26 persen dari total pinjaman. Penerbitan obligasi hijau juga telah dimulai pada tahun 2022 sebesar Rp5 triliun, dengan 87 persen dari hasil telah dialokasikan sesuai dengan proyek hijau.” tulis Erni Marsella Siahaan, CFA analis Ciptadana Sekuritas.
Riset Bina Artha Sekuritas juga turut menyinggung tata kelola ESG terutama untuk pembiayaan berkelanjutan yang dijalankan.
Menurut laporan riset tersebut, portofolio pembiayaan berkelanjutan yang mencapai 26 persen juga didukung dengan debitur CPO-nya, yang 70 persen-nya sudah tersertifikasi RSPO dan/atau ISPO, sedangkan sisanya masih dalam proses sertifikasi.
Baca juga : Komisi X DPR Apresiasi Kinerja Perpusnas
Bahkan Bina Artha Sekuritas menjadikan inisiatif ESG yang dijalankan oleh perseroan sebagai salah satu pertimbangan untuk berinvestasi di saham BBNI.
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya