Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Rosan Luruskan Fakta: LG Tidak Mundur Tapi Diputus, Penggantinya Huayou
Kamis, 24 April 2025 09:16 WIB

RM.id Rakyat Merdeka - Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roslani mengungkap fakta di balik hengkangnya perusahaan asal Korea Selatan (Korsel) LG Energy Solution dari proyek baterai kendaraan listrik (EV battery) Indonesia Grand Package senilai 9,8 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp 165,43 triliun.
Rosan bilang, LG Energy Solution tidak mundur, melainkan diputus.
“Sebetulnya, yang memutus itu kami, berdasarkan surat yang diterbitkan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tanggal 31 Januari 2025. Suratnya dikirimkan oleh Pak Bahlil kepada CEO LG Chem dan LG Energy Solution,” kata Rosan dalam konferensi pers di Komplek Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (23/4/2025).
“Surat itu dikeluarkan karena proses negosiasinya sudah terlalu lama. Sudah lima tahun. Sementara kita ingin semua berjalan dengan baik dan cepat,” imbuhnya.
Posisi LG dalam proyek EV battery Indonesia kemudian digantikan oleh perusahaan asal China, Zhejiang Huayou Cobalt (Cobalt) yang sebelumnya juga sudah tergabung dalam konsorsium.
Dengan keluarnya LG Energy Solution, Huayou akan menjadi pemimpin dari konsorsium proyek tersebut.
Baca juga : Ragunan Buka Atau Tidak Hari Ini? Cek Berikut Ini Info Lengkapnya
“Huayou memang berminat untuk investasi, karena mereka juga sudah punya teknologinya. Mereka hanya me-replace atau menggantikan posisi LG Energy Solution," tutur Rosan.
Rosan memastikan, hengkangnya LG Energy Solution tidak mengubah total komitmen investasi dalam megaproyek tersebut. Dalam konsorsium itu, juga ada Antam beserta anak perusahaannya: Indonesia Battery Cooperation (IBC) dan perusahaan joint venture lainnya. Total investasinya, dipastikan tetap 9,8 miliar dolar AS atau Rp 165,43 triliun.
Huayou Berpengalaman
Rosan menjelaskan, Huayou sudah memiliki pengalaman investasi di sektor hilirisasi nikel Indonesia, dengan nilai yang jauh lebih besar.
“Mereka juga sudah berinvestasi di daerah Weda Bay. Jadi, mereka sudah sangat-sangat paham, sangat-sangat mengerti dan mempunyai sumber daya untuk pengembangan ke depan,” beber Rosan.
Penjelasan Bahlil
Terpisah, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menegaskan, secara keseluruhan proyek tidak mengalami perubahan mendasar karena hengkangnya LG Energy Solution. Yang saat ini terjadi adalah penyesuaian mitra investasi dalam struktur joint venture (JV).
"Secara konsep, tidak ada yang berubah dari pembangunan Grand Package. Infrastruktur dan rencana produksi tetap sesuai dengan peta jalan awal. Perubahan hanya terjadi pada level investor. LG tidak lagi melanjutkan keterlibatannya pada JV 1, 2, dan 3 yang baru, dan telah digantikan oleh mitra strategis dari China, yaitu Huayou, bersama BUMN kita," papar Bahlil, Rabu (23/4/2025).
Baca juga : Amankan Pasokan Gas di Madura, PLN EPI dan EML Jalin Kerja Sama
Bahlil juga memastikan, kelangsungan megaproyek EV battery ini tidak terdampak ketegangan geopolitik dan kondisi ekonomi global.
"Perlu kami sampaikan, proyek ini tidak terpengaruh oleh dinamika global seperti perang atau ketidakpastian ekonomi. Investasi senilai hampir 8 miliar dolar AS (Rp 135,04 triliun) untuk pengembangan tahap berikutnya tetap berjalan. Groundbreaking tahap lanjutan rencananya akan dilakukan dalam tahun ini," urai Bahlil.
"Sehingga, tidak ada penghentian atau pembatalan investasi sebagaimana yang mungkin dikhawatirkan masyarakat," tandasnya.
Bahlil menekankan, pemerintah berkomitmen dalam menjaga kesinambungan proyek hilirisasi baterai kendaraan listrik.
Menurutnya, pergantian investor adalah dinamika yang lazim dalam proyek berskala besar.
Terpenting, semua mitra tetap berkomitmen. Pemerintah hadir untuk memastikan proses transisi berlangsung lancar.
Baca juga : Rawan Disusupi Judol, Website Tidak Aktif Mending Ditutup Saja
"Proyek ini sudah berjalan. Sebagian telah diresmikan dan mulai produksi. Sisanya, akan terus kami kawal hingga tuntas sesuai target. Tidak ada yang berubah dari tujuan awal menjadikan Indonesia sebagai pusat industri kendaraan listrik dunia," tegas Bahlil.
Pemerintah, melalui kerja sama lintas sektor antara Kementerian ESDM, Kementerian Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), serta Satuan Tugas Hilirisasi terus berkomitmen memastikan seluruh proyek dalam Grand Package terealisasi tepat waktu dan sesuai standar.
Langkah ini merupakan bagian integral dari strategi hilirisasi industri nikel dan transisi energi nasional menuju ekosistem kendaraan listrik yang berdaya saing global.
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya