Gula Di Ritel Langka Belinya Juga Dibatasi

RM.id  Rakyat Merdeka - Di tengah gempuran wabah corona, peredaran gula semakin langka. Stoknya menipis di ritel maupun toko online. Kalaupun ada, belinya dibatasi. Harganya juga meroket.

ini harga gula di pasaran telah menyentuh Rp 14.000- 16.000 per kilogram (kg). Padahal, Harga Eceran Tertinggi (HET) gula hanya Rp 12.500 per kg. 

Ketua Umum Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI), Soemitro Samadikoen mengatakan, kelangkaan terjadi karena pasar ritel modern tidak mau lagi menyerap gula akibat harga pengambilan grosir yang naik tajam. 

“Contohnya, gula di Indomaret ritel kosong, terus itu dianggap langka. Padahal sebetulnya nggak langka. Karena Indomaret dan Alfamart tidak menjual, harga udah naik. Di pasar tradisional harga gula Rp 16.000- 17.000 per kg,” katanya. 

Soemitro menjelaskan, kenaikan harga terjadi karena ada pedagang yang mempermainkan harga di lapangan. Para spekulan sengaja menjual gula dengan harga tinggi, karena ada permintaan. Berdasarkan catatannya, stok gula pada Januari sekitar 1 juta ton. 

Baca juga : Soal Penurunan Harga Gas Industri, Begini Kata PGN

Dengan estimasi kebutuhan konsumsi per bulan sebesar 230- 250 ribu ton, maka kebutuhan gula masih bisa terpenuhi hingga April. 

Selain itu, menurutnya, kenaikan harga gula ini masih tak sebanding dengan kenaikan harga komoditas lainnya seperti bawang putih, cabe rawit merah dan bawang bombai. Sekretaris Jenderal APTRI Nur Khabsin menegaskan, stok gula saat ini cukup. 

Nur menegaskan, di Sumatera Utara telah melakukan penggilingan gula yang diproyeksi mampu memproduksi sebanyak 20 ribu ton. 

Belum lagi tambahan gilingan pabrik gula di Lampung sebesar 50 ribu ton. “Ini tren setiap tahun para mafia. Jadi supaya impor. Kalau sudah giling kan nggak boleh impor. Ya celah ini dimanfaatkan,” ujarnya. 

Jika memang di lapangan terjadi kelangkaan, itu sudah menjadi wewenang Satgas Pangan dan Kementerian Perdagangan (Kemendag). 

Baca juga : Gara-gara Corana, Sebagian Alat PON Pakai Bekas Asian Games

“Kemarin di Lampung ditemukan (penimbunan) 50 ribu ton oleh Mendag dan Satgas Pangan,” katanya. 

Himpunan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) menyatakan, stok gula di toko-toko ritel mulai kosong atau habis. Ketua Umum Hippindo Budihardjo Iduansjah menimpali, itu terjadi karena pelaku ritel kesulitan mencari gula yang sesuai HET. 

“Gula pasir di pasar modern sebagian besar kosong,” ujarnya. 

Isi Stok Ritel Modern Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag, Suhanto mengatakan, pihaknya akan mengambil langkah untuk menstabilkan harga gula pasir. 

Salah satunya, dengan mengisi stok gula di ritel modern. “Khususnya dalam rangka mengisi ketersediaan gula pasir di ritel-ritel modern. Tadi pagi bersama Dirjen Perdagangan Luar Negeri, kami sudah rapat bersama seluruh ritel modern dan seluruh produksi gula yang mendapat penugasan dari pemerintah dalam rangka memproduksi brown sugar yang akan menjadi gula kristal putih,” katanya. 

Baca juga : Heru Ingin Kembalikan Supremasi Gulat DKI di Tingkat Nasional

Suhanto menyebut, dari laporan yang diterima pihak Ditjen Perdagangan Luar Negeri dan ritel modern, akan masuk gula kristal putih akhir Maret ini. 

“Menurut laporan, akhir bulan ini akan masuk gula kristal putih sebagai gula konsumsi dengan komitmen yang dijaga bersama antara Aprindo (Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia) dan seluruh importir bahwa harga di ujungnya nanti tetap Rp 12.500,” katanya. 

Sambil menunggu pasokan gula masuk ke Indonesia, Suhanto menuturkan, Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga, Kemendag juga akan memeriksa beberapa gudang gula untuk dipasok ke ibu kota. [KPJ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.