Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Bahan Baku Dijamin, UMKM Banting Setir Jadi Suplier APD Hingga Masker

Jumat, 17 April 2020 21:55 WIB
Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran Kemenkop UKM Victoria Brt Simanungkalit. (Foto: ist)
Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran Kemenkop UKM Victoria Brt Simanungkalit. (Foto: ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Wabah corona (Covid-19) yang terus menggerus bisnis UMKM, membuat para pelaku usaha bantir setir jadi produksi alat pelindung diri (APD) hingga masker. Pasokan bahan baku dijamin Kementerian Koperasi dan UKM.

Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran Kemenkop dan UKM Victoria Brt Simanungkalit mengatakan, saat ini ada sekitar 330 UMKM di 16 provinsi yang siap menjadi supplier APD dan masker. Namun semua itu dikurasi lewat kerja sama dengan Karya Nusantara by Daruma, dan membuat e-catalog. 

"Sudah ada order ke 267 UMKM dengan total deal mencapai Rp 127 juta. Ini baru awal, kami yakin omzet di tengah pandemi akan meningkat," terang wanita yang akrab disapa Vicky ini dalam konferensi pers virtual Kemenkop dan UKM, Kamis (16/4).

Hingga kini bahkan ada rencana pemenuhan masker yang dipesan ke UMKM dari PT Kimia Farma sekitar 1 juta masker. "UMKM nya berapa harus melalui proses quality control (QC) lebih dulu. Pembuatan masker ini pun sesuai dengan standar kesehatan terdapat 3 layer," jelasnya.

Selain itu, lanjut Vicky, tak cuma menjamin ketersediaan bahan baku, Kemenkop dan UKM juga akses permodalan, sertifikasi, serta melakukan pengembangan logistik.

Baca juga : Menteri Erick: Impor Alkes Harus Dikurangi Bertahap

Di kesempatan yang sama, Staf Khusus Menkop dan UKM Bidang Pemberdayaan Ekonomi Kreatif, Fiki Satari menuturkan, upaya penyelamatan UMKM yang terdampak corona dengan melibatkan kontribusi mereka dalam menghasilkan pendapatan di tengah musibah. "Mereka bisa berkontribusi dari sisi kesehatan maupun ekonomi secara bersamaan. Ini sejalan dengan spirit UMKM naik kelas," kata Fiki.

Pihaknya berkomitmen menjaga ketersediaan memproduksi APD dan masker, juga membuka jalur donasi untuk kebutuhan tersebut. "Semua proses dilakukan sesuai standar kesehatan," ujarnya.

Ketua Tim Karya Nusantara Deasy Nurmalasari menambahkan, kurasi UMKM yang dilakukannya meliputi kapasitas produksi, sampel produk hingga standarisasi.

"Saat ini, KUMKM yang terkurasi sudah menjalankan produksi pesanan 15 ribu masker dari program Karya Nusantara. Kemenkop juga mendukung UKM untuk bisa memenuhi permintaan 1 juta masker dari Kimia Farma," sebutnya.

Dalam pembuatan masker, Kemenkop juga berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan, agar mempermudah prosedur pengurusan izin edar produk masker non medis. "Minggu ini target uji lab sudah harus keluar," tuturnya.

Baca juga : KSAD Kerahkan Babinsa Bantu Petani Panen Raya

Beberapa KUMKM yang standar produknya sesuai dengan standar kurasi program Karya Nusantara by Daruma di antaranya PT Semesta Raya Bertasbih, Primed Coverall Suit, La Suntu Tastio, PT Sinar Utama Madura, Tewe Tewe Art, Anggrek KCB, dan Batu Beling.

Para KUMKM tersebut akan dipertemukan dengan beberapa buyer potensial seperti holding BUMN bidang farmasi, Lembaga Kemanusiaan, Kementerian Kesehatan, dan BNPB.

37 Ribu UMKM Kena Dampak

Fiki Satari menambahkan, ada sekitar 37 ribu laporan mengenai pelaku UMKM yang terdampak dari wabah virus corona. Data tersebut berhasil dihimpun dari hotline call center kementerian, asosiasi pendamping pelaku UMKM dan juga dinas-dinas terkait di daerah.

"Data ini semuanya telah diolah oleh pemerintah, karena pemerintah perlu menyesuaikan data tersebut dengan data internal di Online Data System Kemenkop dan UKM serta mendalami permasalahan apa saja yang tengah dihadapi oleh sektor UMKM nasional di lapangan," sebutnya.

Baca juga : Permintaan Tinggi, Mitra Binaan AHM Banting Setir Produksi Masker

Secara umum Fiki merinci, untuk permasalahannya, 56 persen pelaku UMKM bermasalah dengan penjualan yang menurun, sebanyak 22 persen dari sisi permodalan, 15 persen dari distribusi terhambat, kemudian 4 persen dari kesulitan bahan baku, lainnya masih minor.

Berdasarkan data tersebut, Fiki menuturkan umumnya 87,4 persennya adalah pelaku usaha mikro. Dan dari 52,4 persen dari data pelaku UMKM tersebut belum memiliki tabungan usaha.Pihaknya memastikan pelaku koperasi dan UKM yang terdampak dapat menerima program secara cepat dan tepat. [DWI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.