Dewan Pers

Dark/Light Mode

PGN Pangkas Biaya Proyek Pipa Rokan Rp 2,1 Triliun

Kamis, 17 September 2020 05:52 WIB
Ilustrasi. (Foto : Istimewa)
Ilustrasi. (Foto : Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) berhasil memangkas biaya proyek pembangunan pipa Blok Rokan hingga senilai 150 juta dolar AS atau sekitar Rp 2,1 triliun.

Dimulainya pembangunan proyek pipa minyak menuju wilayah kerja Rokan diharapkan menjadi momentum bagi PGN untuk meningkatkan efisiensi di proyek-proyek infrastruktur lainnya.

Keberhasilan PGN memangkas biaya proyek pipa Rokan hingga senilai USD 150 juta atau sekitar Rp 2,1 triliun dinilai sebagai bukti bahwa ruang efisiensi di proyek infrastruktur migas masih terbuka lebar.

"Kemampuan PGN untuk memangkas biaya pembangunan infrastruktur pipa ke blok Rokan adalah prestasi luarbiasa dan bisa memperkuat bisnis perseroan. Selama ini kita belum pernah mendengar pembangunan infrastruktur pipa bisa dihemat hingga sebesar itu," ujar Fendi Susiyanto, analis Finvesol Consulting Indonesia di Jakarta, Selasa (15/9).

Berita Terkait : Waskita Raup Kontrak Baru Senilai Rp 9,6 T

Direktur Utama PGN Suko Hartono menjelaskan, biaya pembangunan proyek pipa minyak ke Blok Rokan semula 450 juta dolar AS (Rp 6,6 triliun), dab berhasil dipangkas menjadi 300 juta dolar AS (Rp 4,4 triliun).

Efisiensi biaya itu diperoleh dari optimasi dari tahapan penetapan Final Investment Decision (FID) dan proses procurement.

“Hal ini merupakan upaya bersama dewan pengawas dan manajemen PGN, dalam mengawal proyek pipanisasi minyak Rokan Hulu dapat berjalan efektif dan efisien di tengah tantangan ekonomi global dan pandemi,” jelas Suko, kemarin.

Pada pekan lalu (9/9), PT Pertagas, anak usaha PGN, juga telah memulai pembangunan pipa minyak sepanjang kurang lebih 360 kilometer dengan diameter 4-24 inch.

Berita Terkait : Garap Proyek Pipa Minyak Rokan, PGN Hemat Rp 2,1 Triliun

Proyek yang ditargetkan rampung pada 2021 ini telah melalui 5 Kabupaten di Riau, yaitu Kabupaten Dumai, Bengkalis, Siak, Kampar, dan Rokan Hilir. First welding (pengelasan perdana) telah dilakukan di Kelurahan Kandis Kota, Kandis, Kabupaten Siak.

Sebelumnya di 2018, Kementerian ESDM memutuskan Pertamina sebagai pengelola Blok Rokan setelah memenangkan tender dengan CPI (Chevron Pacific Indonesia).

Dalam penawarannya, Pertamina setuju untuk membayar biaya bonus tanda tangan (signature bonus) sebesar 784 juta dolar AS atau setara Rp 11,3 triliun dan komitmen kerja pasti senilai 500 juta dolar AS (Rp 7,2 triliun).

Pengelolaan Pertamina di Blok Rokan tersebut juga menandai berakhirnya pengelolaan Chevron di Rokan selama lebih dari setengah abad.

Berita Terkait : Cadangan Devisa Agustus Tembus Rp 2.019 Triliun

Dalam proyek ini PGN juga bersinergi dengan PT Krakatau Steel (Persero) Tbk, dalam pengadaan material Pipa Minyak Blok Rokan.

Hal ini merupakan manfaat nyata efisiensi penggunaan gas bumi bagi pemanfaatan produk TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri), yang bisa menghemat biaya pengadaan material sebesar 16 persen.

Upaya efisiensi dan kolaboratif lainnya dilakukan dengan menggandeng SDM lokal agar bisa menggerakkan potensi daerah, dan menciptakan multiplier effect ekonomi bagi wilayah dan masyarakat sekitar.

Transfer knowledge merupakan bagian penting yang tidak terpisahkan dalam pengelolaan SDM dan tentunya penguasaan aspek pemahaman teknologi maupun komersial dalam pembangunan proyek bagi anak bangsa, sehingga pelaksanaan proyek bisa berjalan intensif namun tetap efektif,” ucap Suko. [IMA]