Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Senangkan Siswa Dan Guru
Nadiem Mau Beli Kuota Internet Rp 7,2 Triliun
Jumat, 28 Agustus 2020 07:31 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim menganggarkan Rp 9 triliun untuk Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) saat pandemi Covid-19.
“Kami sudah mendapat persetujuan anggaran Rp 9 triliun untuk tahun ini. Rp 1,7 triliun untuk tunjangan profesi pengajar dan Rp 7,2 triliun untuk membeli kuota internet bagi siswa, guru dan dosen,” kata Nadiem saat rapat bersama Komisi X DPR di Senayan, Jakarta, kemarin.
Nadiem menyebutkan, bantuan kuota internet sebanyak Rp 7,2 triliun untuk periode September-Desember 2020. Dari anggaran itu, setiap siswa bakal menerima bantuan kuota sebesar 35 gigabyte per bulan, guru sebanyak 42 gigabyte per bulan serta mahasiswa dan dosen sebanyak 50 gigabyte per bulan.
Baca juga : Global Mediacom Rilis Obligasi Dan Sukuk Ijarah Rp 1 Triliun
Nadiem menuturkan, pihaknya mengalokasikan anggaran itu karena mendengar banyaknya keluhan pembiayaan kuota internet dari siswa dan guru.
“Kecemasan masyarakat nomor satu di saat ini dari semua kecemasan sudah jelas nomor satu itu apa? Pulsa, pulsa, pulsa. Data, data, data,” ujarnya.
Dia menjanjikan bantuan pulsa akan segera direalisasikan dalam waktu dekat. Saat ini pihaknya sedang mengurus proses pencairan dananya.
Baca juga : Telkom Cetak Laba Bersih Rp 10 Triliun
Menurutnya, anggaran pulsa tersebut diambil dari Program Organisasi Penggerak (POP) yang ditunda. Penundaan dan alokasi dana itu dilakukan bagian dari respons pihaknya dari usulan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) yang meminta POP untuk ditunda.
“POP akan tetap berjalan. Tetapi baru akan dimulai tahun 2021. Jadi masih akan jalan tapi dengan memberikan kita waktu untuk melakukan berbagai macam penyempurnaan yang sebagian direkomendasikan oleh organisasi-organisasi masyarakat besar yang saya sebut sebelumnya,” jelasnya.
Nadiem menambahkan, penundaan itu juga dilakukan atas sejumlah pertimbangan lain. Antara lain, pihaknya ingin POP dapat merangkul organisasi masyarakat.
Baca juga : Muhammadiyah Kembali Keras
“Untuk memastikan kita bisa merangkul ormas di dunia pendidikan yang luar biasa pentingnya untuk program kita dan untuk masyarakat di Indonesia dengan ilmu mereka yang sudah berpuluh-puluh tahun,” pungkasnya. [DIR]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya