Dark/Light Mode

Konvensi ALB, ARDINDO Terpilih Jadi Peserta Penuh Munas VIII Kadin

Jumat, 25 Juni 2021 20:55 WIB
Ketua Umum Asosiasi Rekanan Pengadaan Barang dan Distributor Indonesia (ARDINDO) Bambang Soesatyo (Foto: Istimewa)
Ketua Umum Asosiasi Rekanan Pengadaan Barang dan Distributor Indonesia (ARDINDO) Bambang Soesatyo (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua Umum Asosiasi Rekanan Pengadaan Barang dan Distributor Indonesia (ARDINDO) Bambang Soesatyo bersama sekitar 121 asosiasi/himpunan perusahaan yang terbagi dalam 12 kelompok asosiasi/himpunan, mengikuti Konvensi Anggota Luar Biasa (ALB) Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, yang digelar secara virtual, Jumat (25/6/21). Konvensi dilakukan untuk menetapkan wakil dari masing-masing kelompok yang akan menjadi peserta penuh dalam Munas VIII Kadin Indonesia.

"ARDINDO bersama 9 asosiasi lainnya berada di Kelompok 7 (Asosiasi-Asosiasi Jasa Perdagangan dan Jasa Ekspor - Impor). Hasil konvensi menetapkan ARDINDO bersama ASPANJI (Asosiasi Pengusaha Pengadaan Barang dan Jasa Indonesia) mewakili Kelompok 7 menjadi Peserta Penuh dalam Munas VIII Kadin Indonesia," ujar Bamsoet, sapaan akrab Bambang, usai mengikuti Konvensi ALB Kadin, secara virtual dari Bali, Jumat (25/6).

Ketua MPR ini menjelaskan, penyelenggaraan Munas merupakan momentum untuk melakukan review mengenai berbagai langkah dan kebijakan yang telah dilakukan Kadin. Untuk kemudian menyusun langkah ke depan dalam bentuk program kerja dan membuka berbagai akses untuk menjaring aspirasi yang berkembang untuk memajukan Kadin

"Terlebih saat ini dampak pandemi tidak hanya memukul sektor kesehatan masyarakat, melainkan juga menggerus perekonomian nasional. Ekonomi Indonesia pada 2020 terkontraksi sebesar 2,07 persen, mengantarkan Indonesia pada jurang resesi. Perlu kerja keras dari semua pihak, khususnya Kadin Indonesia sebagai wadah organisasi perdagangan dan industri, untuk membangun optimisme pelaku ekonomi nasional untuk bersama-sama bangkit dari resesi," jelas Bamsoet.

Kedua DPR ke-20 ini menerangkan, Kadin Indonesia juga harus membangun iklim usaha yang dapat mendorong lahirnya inovasi-inovasi baru. Inovasi ini diperlukan agar dalam menghadapi persaingan global, dunia usaha Indonesia mampu menawarkan alternatif-alternatif dan terobosan-terobosan baru yang lebih baik dari berbagai aspek.

"Mengingat menurut Indeks Inovasi Global (Global Innovation Index), menempatkan Indonesia pada posisi ke-85 dari 131 ekonomi negara di dunia. Posisi tersebut belum mengalami peningkatan sejak tahun 2018. Artinya, diperlukan langkah-langkah kreatif sebagai stimulus untuk mendorong lahirnya inovasi-inovasi baru di tanah air," pungkas Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia tersebut. [USU]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.