Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Elnusa Petrofin Salurkan 10.872 Paket Sembako ke Masyarakat di Seluruh Indonesia
- Thomas Tuchel Merasa Belum Pantas Menyanyikan Lagu Kebangsaan Inggris
- Thibaut Courtois Mau Buka-bukan Soal Kasusnya Di Timnas Belgia
- Lagi Fokus Keluar Zona Degradasi, PSS Sleman Malah Dapat Kabar Buruk
- Ketua DEN : Deregulasi untuk Efisiensi Ekonomi dan Percepatan Investasi
Semester I Naik 124 Persen
KBI Catat Resi Gudang Capai Rp 170,995 Miliar
Kamis, 8 Juli 2021 07:06 WIB

RM.id Rakyat Merdeka - PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero) atau KBI, membukukan kenaikan nilai barang yang diregistrasikan ke Resi Gudang (RG) mencapai Rp 170,995 miliar sepanjang semester pertama tahun ini.
Capaian tersebut naik 124 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yakni Rp 76,186 miliar. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berperan sebagai pusat registrasi resi gudang ini juga mencatatkan kenaikan 49 persen, untuk pemanfaatan resi gudang sepanjang semester I-2021.
Sebanyak 230 resi gudang sudah diregistrasi, alias naik dari periode yang sama tahun lalu yakni 154 resi gudang. Sebagaimana diketahui, KBI merupakan lembaga kliring penjaminan dan penyelesaian transaksi di perdagangan berjangka komoditi.
Perusahaan pelat merah tersebut juga mengelola bisnis kliring penjaminan dan penyelesaian transaksi fisik untuk komoditas timah murni batangan. Selain itu, perusahaan juga menjadi pusat registrasi untuk aktivitas resi gudang.
Baca juga : Tumbuh 42,5 Persen, CIMB Niaga Syariah Raih Laba Rp 459 Miliar
Dari jumlah komoditas, sebanyak 10 komoditas masuk resi gudang sepanjang periode Januari-Juni 2021. Sedangkan periode yang sama tahun lalu baru ada enam komoditas. Adapun dari sisi volume barang, tumbuh 44 persen menjadi 5,52 juta kilogram (kg).
Direktur Utama KBI Fajar Wibhiyadi mengatakan, peningkatan pemanfaatan RG sekaligus menunjukkan pemahaman petani, dan pemilik komoditas akan pemanfaatan Sistem Resi Gudang (SRG).
Sebagai catatan, sepanjang 2020, jumlah resi gudang yang diregistrasikan mencapai 428 RG dari 8 komoditas dengan volume 9,6 juta kg senilai Rp 200,78 miliar.
Fajar menegaskan, resi gudang memiliki potensi besar untuk terus tumbuh, melihat banyaknya komoditas yang ada di Indonesia. “Tantangannya adalah bagaimana manfaat dari resi gudang ini dapat dipahami oleh para petani dan pemilik komoditas,” kata Fajar dalam keterangan resminya, kemarin.
Baca juga : Nyebrang Ke Inter Milan, Calhanoglu Digaji Rp 103 Miliar Permusim
Ia mengatakan, SRG menjadi instrumen untuk menjaga stabilitas harga komoditas. Untuk itu, resi gudang menjadi solusi bagi para petani dan pemilik komoditas.
Selain itu, dengan memanfaatkan RG, maka petani dan pemilik komoditas dapat menjaminkan RG-nya untuk mendapatkan pembiayaan. “Ke depan, sosialisasi dan edukasi yang dilakukan secara baik dan terus menerus menjadi kunci,” imbuhnya.
Untuk itu, sambung Fajar, KBI bersama pemangku kepentingan lain di sektor resi gudang, terus melakukan sosialisasi dan edukasi terkait manfaat resi gudang kepada masyarakat. Baik itu petani, pemilik komoditas maupun para pengelola gudang.
Sebagai informasi, pemanfaatan resi gudang telah sesuai dengan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 14 Tahun 2021. Itu merupakan Perubahan atas Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 33 Tahun 2020 tentang Barang dan Persyaratan Barang yang dapat Disimpan dalam Sistem Resi Gudang.
Baca juga : Naik 8 Persen, Uang Beredar Capai Rp 6.994 T Per Mei
Adapun komoditas yang dapat masuk ke SRG meliputi Beras, Gabah, Jagung, Kopi, Kakao, Karet, Garam, Lada, Pala, Ikan, Bawang Merah, Rotan, Kopra, Teh, Rumput Laut, Gambir, Timah, Gula Putih Kristal, Kedelai serta Ayam Karkas Beku. “Kami proyeksikan, pemanfaatan RG hingga 2021 akan tumbuh lebih tinggi dibandingkan 2020,” tutup Fajar. [DWI]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya