Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

BPOM Akan Labeli Semua Kemasan Mamin, Termasuk Galon Sekali Pakai

Jumat, 17 September 2021 14:21 WIB
Galon sekali pakai/Ilustrasi. (Foto: Istimewa)
Galon sekali pakai/Ilustrasi. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Selain menyasar galon guna ulang berbahan polycarbonate (PC), Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) akan mewajibkan galon sekali pakai berbahan polietilen tereftalat (PET) dengan label peringatan kandungan zat berbahaya. Hal ini disampaikan pakar polimer Institut Teknologi Bandung (ITB) Ahmad Zainal Abidin, yang ikut hadir dalam rapat BPOM pada Senin (13/90. 
 
“Saya dapat klarifikasi dari BPOM, semua kemasan makanan dan minuman (mamin) juga akan diatur. Semua material yang kontak dengan makanan dan minuman akan dibuat catatan sehingga semuanya aman untuk masyarakat. Jadi, semua kemasan makanan dan minuman akan diatur seluruhnya, termasuk galon sekali pakai,” jelas Zainal, dalam keterangan yang diterima redaksi, Jumat (17/9).
 
Zainal mengaku tidak setuju jika kebijakan diskriminatif, yang hanya melabeli satu jenis kemasan mamin saja. Sebab, pada dasarnya semua jenis kemasan, terbuat dari bahan apa pun, memiliki potensi bahaya. Makanya, harus diatur batas maksimalnya.
 
Menurut Zainal, BPOM mewacanakan pelabelan semua kemasan mamin yang beredar di pasaran, termasuk galon PET sekali pakai. Produsen galon PET harus mencantumkan keterangan lolos batas uji unsur pembuat polimernya, etilen glikol. BPOM ingin semua mamin yang dikonsumsi masyarakat aman dan menyehatkan. 
 
Zainal menjelaskan, semua unsur pembentuk bahan kemasan mamin memiliki risiko bahaya bagi kesehatan manusia. Dia mencontohkan, kemasan PET yang mengandung etilen glikol, PVC yang mengandung PCM, bahkan kertas ada juga yang mengandung unsur berbahayanya. “Makanya, nanti akan diamankan semua sehingga masyarakat terbebas dari hal-hal yang berbahaya,” tuturnya.
 
Zainal menambahkan, untuk plastik, sebenarnya yang berbahaya bukan plastiknya. Melainkan bahan lain yang bukan plastik yang ada di dalam plastik.  “Itu kan sebenarnya bahan baku. Cuma tidak 100 persen bahan bakunya terproses. Jadi, ada yang tersisa. Nah, yang tersisa itu dibatasi jumlahnya supaya masih aman,” terangnya. [USU]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.