Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Ketua MK Anwar Usman Sah Jadi Adik Ipar Jokowi, Ijab Kabul Lancar Tanpa Pengulangan
- Jadi Pelatih Terbaik Inggris, Klopp: Ini Penghormatan Di Musim Yang Gila
- BMKG: Hari Ini, Sebagian Besar Wilayah Indonesia Berawan
- Elkan Baggott Masuk, Ini 29 Pemain Yang Disiapkan Menuju Piala Asia
- 19 Siswa SD Dan 2 Dewasa Tewas Dalam Serangan Pistol Di Robb Elementary School, Texas

RM.id Rakyat Merdeka - Emiten tambang BUMN, PT Bukit Asam (Persero) Tbk atau PTBA meraup laba bersih mencapai Rp 3,58 triliun, pada Agustus 2021. Jumlah itu lebih tinggi dibanding Agustus 2020 sebesar Rp 2,4 triliun.
Hal itu ditopang peningkatan penjualan dan produksi batu bara perseroan. Terutama lini bisnis tambang, energi, hingga perkebunan sawit. Sebagai bisnis inti, pertambangan batu bara perseroan mencetak kinerja ciamik.
Direktur Utama Bukit Asam Suryo Eko Hadianto menuturkan, tak hanya laba, pendapatan hingga Agustus 2021 juga menyentuh Rp 15,91 triliun dari realisasi di 2020 sebesar Rp 17,3 triliun. Berdasarkan catatannya, volume penjualan batu batu bara hingga Agustus 2021 mencapai 18,21 juta ton dengan volume produksi yang mencapai 19,6 juta ton.
Berita Terkait : ASDP Patok Laba Di 2021 Tembus Rp 111,24 M
“Volume penjualan sampai akhir tahun bisa berkisar 30 juta ton per tahun. Sementara volume produksi ekspektasi akhir tahun 31 juta ton,” jelas Suryo dalam keterangannya, kemarin.
Pencapaian tersebut juga lebih tinggi dari realisasi satu tahun penuh volume penjualan 26,1 juta ton dan produksi 24,8 juta ton pada 2020. Adapun, volume angkutan batu bara sudah mencapai 16,5 juta ton per Agustus 2021. Dengan ekspektasi akhir tahun mencapai 29 juta ton lebih tinggi dari realisasi 2020 sebesar 23,8 juta ton.
Ia menjelaskan, saat ini emiten berkode PTBA ini tengah bertransformasi dari perusahaan penambangan batu bara menjadi perusahaan energi. Sejumlah langkah pun dilakukan dengan membentuk ekosistem tambang. Mulai dari penambangan, penanganan, transportasi, pengelolaan pelabuhan hingga distribusi batu bara sampai ke pengguna akhir.
Berita Terkait : Siapa Mau? Nonton Film Horor Dibayar Rp 18,5 Juta
Dan strategi Bukit Asam ke depan, sambung Suryo, adalah mencapai visi perusahaan energi kelas dunia yang peduli lingkungan. Suryo merinci, terdapat empat pilar utama transformasi bisnis. Pertama, membangun ekosistem batu bara, logistik, transportasi, dan operasi tambang.
Kedua, transformasi menjadi perusahaan bisnis energi dengan membentuk PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya) dan mengambil alih PLTB (Pembangkit Listrik Tenaga Batu Bara), guna mendapatkan pasar yang pasti dari produksi batu baranya. Ketiga, perseroan juga mulai terjun pada bisnis kimia dasar dan produk derivatif dari batu bara.
“Terakhir, PTBA juga meningkatkan manajemen karbon yang lebih baik,” tutup Suryo. [DWI]
Tags :
Berita Lainnya