Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Muhadjir Ibaratkan Infrastruktur Seperti Wudhu

Rabu, 8 Juni 2022 22:51 WIB
Menko PMK Muhadjir Effendy pada Dies Natalis ke-57 Unnes, Rabu (8/6). (Foto: Dok. Kemenko PMK)
Menko PMK Muhadjir Effendy pada Dies Natalis ke-57 Unnes, Rabu (8/6). (Foto: Dok. Kemenko PMK)

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan, dari lima Prioritas Rencana Pembangunan Nasional 2020-2024, infrastruktur dan pembangunan sumber daya manusia (SDM) menjadi kunci utama menuju Indonesia Emas 2045. Dia pun mengibaratkan dua hal ini dengan wudhu dan salat.

“Ibarat ibadah salat, infrastruktur itu wudhunya, sedangkan salat adalah SDM. Kalau infrastrukturnya selesai, bukan berarti sudah membangun, tapi baru prasyarat bangunnya," ujarnya, saat menjadi keynote speech pada Dies Natalis ke-57 Universitas Negeri Semarang (Unnes), Rabu (8/6).

Baca juga : Jokowi: Ibu Mega Itu Seperti Ibu Saya Sendiri...

Menurut Muhadjir, pembangunan SDM dan infrastruktur harus berjalan beriringan. Di titik mana pun, kemajuan infrastruktur sebuah negara, SDM merupakan kunci pembangunan lebih lanjut. Sementara, pembangunan SDM tanpa infrastruktur juga tidak berarti apa-apa.

“Bapak Presiden sudah wanti-wanti, jangan sampai kita berpikir jika infrastruktur selesai itu berarti pembangunan sudah selesai. Bukan begitu. Justru ini baru permulaan,” kata Muhadjir.

Baca juga : Serasi Sebarkan Persatuan Lewat Musik

Saat ini, infrastruktur di Indonesia belum mencapai 60 persen. “Itulah mengapa Pemerintah masih menekankan pentingnya pembangunan infrastruktur,” jelasnya.

Untuk menyiapkan SDM unggul dalam menyongsong bonus demografi menuju Indonesia Emas 2045, Muhadjir menekankan, kelompok usia produktif harus dibekali dengan keterampilan yang mampu mengembangkan potensi diri. “Jika bonus demografi berhasil meningkatkan angka kerja, kita akan bisa menjadi negara maju,” jelasnya.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.