Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Tiket Panoramic Laris Manis

Lebih Murah Dan Cepat, Prospek KCJB Cerah

Senin, 6 Februari 2023 06:15 WIB
Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB). (Foto : BUMN)
Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB). (Foto : BUMN)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kementerian BUMN (Badan Usaha Milik Negara) optimistis Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) diminati pengguna transportasi. Sebab, tiket yang dijual lebih murah dan waktu tempuh yang lebih cepat dibandingkan Kereta Panoramic.

Harga tiket Kereta Panoramic yang dirangkaikan dengan Kereta Api (KA) Argo Parahyangan Jakarta-Bandung, dibanderol Rp 350 ribu. Dan, selama ini, peminatnya tinggi.

Staf Khusus Menteri BUMN Erick Thohir, Arya Sinulingga membandingkan kedua jenis kereta tersebut. Menurut Arya, bila tiket kereta Panoramic dengan waktu tempuh tiga jam tetap laris manis, maka kereta cepat yang waktu tempuhnya hanya 38 menit (dari Stasiun Halim-Stasiun Padalarang-red) juga pasti akan diminati masyarakat.

“Berapa harga tiket KA Argo Parahyangan? Yang terbaru Panoramic, itu Rp 350.000, laku. Apalagi ini (KCJB) lebih cepat dan harganya lebih murah. Coba bayangin?” ucap Arya saat berbincang dengan media di Jakarta, Jumat (3/2).

Sekadar informasi, tiket jarak terdekat KCJB diperkirakan dibanderol Rp 125 ribu, sedangkan jarak jauh antara Rp 250.000-Rp 350.000. Namun berapa harga pastinya, masih menjadi pembahasan pihak terkait.

Arya memastikan, penyelesaian proyek kereta cepat masih terus dikebut agar selesai sesuai target. Proyek ini menjadi salah satu tugas yang diberikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) kepada Menteri BUMN Erick Thohir saat awal menjabat BUMN. KCJB ditargetkan bisa beroperasi pada pertengahan 2023.

Baca juga : KPK Dalami Cawe-cawe Lukas Enembe Dalam Sejumlah Proyek Di Papua

“Kereta cepat berbarengan nanti dengan LRT (Lintas Rel Terpadu) penyelesaiannya,” kata Arya.

Ditambahkannya, PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) telah menggandeng 20 perusahaan untuk memberikan layanan. Mulai dari penjualan tiket, sistem pembayaran, pengembangan kawasan dan aksesibilitas, integrasi moda transportasi, serta penerapan energi terbarukan.

Direktur Utama KCIC Dwiyana Slamet Riyadi menyampaikan, kerja sama tersebut merupakan bagian dari upaya persiapan operasional KCJB. “Ada peningkatan pelayanan KCJB kepada calon penumpang.

Serta meningkatkan revenue stream dan memberikan dampak positif pada masyarakat di sekitar trase KCJB,” katanya, melalui siaran pers, Rabu (1/2).

Kerja sama tersebut ditandai dengan penandatanganan MoU (Memorandum of Understanding) antara Direktur Utama KCIC, Dwiyana Slamet Riyadi bersama masing-masing pimpinan perusahaan Bank Mandiri, PT Telkom Indonesia (Telkom) melalui Finnet, BRI, BNI, Indonesia Battery Corporation (IBC), Pertamina Power Indonesia, serta afiliasi BUMN.

Lalu, BUMD (Badan Usaha Milik Daerah) seperti BJB (Bank Jawa Barat), Jaklingko, hingga perusahaan swasta seperti Nusatrip, Tiket.com, Traveloka, Voltras Travel, Pointer, GoTo, Grab, Xendit, Doku, OVO dan PT Lanais.

Baca juga : Panasonic Luncurin OLED TV LZ Dan Smart TV 4K LX

“Kami akan terus mengeksplorasi berbagai potensi kerja sama strategis lainnya, untuk menawarkan lebih banyak kemudahan bagi masyarakat,” terang Dwiyana.

Di kesempatan yang sama, Chief Transportation Officer Gojek, Shobhit Singhal meyakini, lewat kerja sama ini masyarakat akan lebih mudah mengakses stasiun KCJB. Di antaranya menuju Halim (Jakarta Timur), Karawang, Padalarang (Kabupaten Bandung Barat) dan Tegalluar (Kabupaten Bandung), maupun area transit lainnya lewat dukungan layanan transportasi Gojek, GoRide dan GoCar.

Bahkan, masyarakat dapat membeli tiket KCJB dengan mudah melalui metode pembayaran GoPay. Tak hanya itu, sinergi ini bisa terus dikembangkan. Salah satunya, terkait pembelian tiket KCJB melalui fitur GoTransit di aplikasi Gojek.

Mengingat layanan ini sudah diterima dengan baik oleh pelanggan Kereta Commuter Indonesia (KCI). “Beberapa bulan setelah peresmian kerja sama operasional di Juni 2022, GoTransit menjadi pilihan utama untuk penjualan tiket secara digital, dengan pangsa pasar sebesar 74 persen pada September 2022,” jelas Shobhit.

Bahkan, GoTransit mendorong penetrasi penggunaan tiket digital. Sehingga penjualan tiket digital KCI meningkat 300 persen, atau tiga kali lipat pada akhir tahun 2022. Untuk itu, pihaknya akan terus mendorong potensi kolaborasi dengan berbagai operator transportasi publik, karena dapat menjadi win-win solution.

“Terutama bagi masyarakat yang mendapatkan pengalaman mobilitas lebih mudah, efisien dan tanpa hambatan,” imbuhnya.

Baca juga : Diramal Menang Di Jatim, PKB Girang

Terpisah, Direktur Enterprise Business PT Finnet Indonesia, Irena Aldanituti mengatakan, pihaknya ikut mendukung digitalisasi sektor transportasi. Karenanya, melalui MoU itu memiliki ruang lingkup pengembangan integrasi sistem pembayaran dan dompet elektronik pada proyek KCJB.

“Kami berkomitmen mendukung penyediaan solusi pembayaran tiket KCJB, melalui Payment Gateway Finnet, aplikasi milik KCIC,” katanya, melalui siaran pers, Kamis (2/2).

Ia berharap, pihaknya dapat membentuk ekosistem bisnis digital di industri transportasi dan meningkatkan daya saing Finnet dalam melakukan penetrasi pasar. “Kolaborasi pada proyek KCJB, merupakan peluang yang baik bagi Finnet, untuk menciptakan sinergi value yang besar dalam sektor transportasi,” akunya.

Menanggapi ini, Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Djoko Setijowarno, menyambut baik semua persiapan yang dilakukan jelang pengoperasian kereta cepat Jakarta-Bandung.

Namun dia mengingatkan, keinginan masyarakat terkait kemudahan saat mengakses kereta cepat dari rumah ke stasiun. Serta sistem pembayarannya. “Dengan adanya sinergi ini, transaksi jadi lebih cepat, aman dan nyaman karena didukung channel dan pembayaran digital,” kata Djoko kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Yang terpenting, ditekankan Djoko, Pemerintah Daerah harus menyiapkan layanan angkutan transportasi umumnya. “Harus dipikirkan juga, ketika sampai di stasiun, selanjutnya naik apa. Ada tidak? Misalnya bus Trans. Itu kan juga murah dan membantu masyarakat sampai ke tujuan,” saran Djoko.■ 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.