Dark/Light Mode

Atasi Patek, Petani Cabe Bisa Gunakan Paket Agens Hayati

Rabu, 12 Agustus 2020 12:51 WIB
Petani cabe/Ist
Petani cabe/Ist

RM.id  Rakyat Merdeka - Petugas Pengamat OPT tanaman cabe di Kabupaten Blitar melaporkan banyak tanaman cabe terserang penyakit antraknosa. Antraknosa atau dikenal dengan Patek sampai saat ini masih menjadi momok bagi petani karena bisa menyebabkan gagal panen.

Cabe yang sudah siap dipanen membusuk dan menurun produksinya. Akibatnya petani mengalami kerugian karena panen cabenya tidak optimal.  

Penyakit Patek merupakan salah satu penyakit penting pada tanaman cabe dan banyak menyebabkan kerugian bagi petani. Kehilangan hasil produksi cabe akibat serangan penyakit ini diperkirakan mencapai 20 – 90 persen terutama di musim penghujan. Penyakit patek pada cabe disebabkan oleh cendawan Colletotrichum Capsici.

Baca juga : Balikan Ke Mantan, Bodoh Kayak Keledai

Penyakit ini dapat menyerang semua fase buah cabe baik pada saat fase cabe masih muda maupun fase cabe sudah masak. 

Kelompok Tani Mangun Karyo di Desa Binangun Kecamatan Binangun, Kabupaten Blitar dengan tanamam utama cabe banyak terserang patek. Untuk mengendalikannya, UPTD BPTPH Provinsi Jawa Timur bersama Laboratorium PHP Tulungagung melakukan gerakan pengendalian penyakit Patek (antraknosa) menggunakan agens pengendali hayati Trichoderma yang diselang-selingkan dengan Plant Growth Promoting Rhyzobacteria (PGPR). Upaya ini diaplikasikan setiap dua hari sekali.

“Bantuan bahan pengendalian tersebut diharapkan dapat mengurangi serangan patek sekaligus mengurangi penggunaan pestisida kimia,” ujar Dirjen Hortikultura Prihasto Setyanto dalam keterangannya, Rabu (12/8)

Baca juga : Bertahan di Tengah Pandemi, Restoran Kampung Bangka Luncurkan Makanan Beku BangFrozen

Dijelaskan Prihasto, bentuk bantuan ini hanya sebagai stimulan saja agar petani dapat beralih dari budidaya konvensional berbahan kimia ke budidaya ramah lingkungan. 

"Tentunya dengan mengaplikasikan agens hayati dan pestisida nabati," jelas dia. 

Anton-sapaannya- menjelaskan, sebagaimana instruksi Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, pemberian bantuan dalam bentuk Gerakan Pengendalian OPT langsung pada kelompok tani akan lebih tepat sasaran dan tepat manfaat. 

Baca juga : Lagi, Petenis Dunia Mundur Dari US Open

"Tujuannya untuk mendorong produktivitas petani sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani," jelas dia. 

Terpisah, Direktur Perlindungan Hortikultura Sri Wijayanti Yusuf meminta UPTD Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH), Laboratorium Pengamatan Hama dan Penyakit (PHP) dan Laboratorium Agens Hayati (LAH) agar lebih intensif lagi melakukan gerakan pengendalian OPT ramah lingkungan. Caranya dengan menggunakan bahan pengendalian OPT ramah lingkungan dan terus menyebarluaskannya ke petani. 

"Diharapkan penerapan budi daya cabe ramah lingkungan di Kabupaten Blitar dapat meningkat sehingga petani sedikit demi sedikit dapat mengurangi ketergantungan pada penggunaan pestisidia kimia sintetik,” pungkas Yanti. [KAL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.