Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Distribusi Vaksin Bakal Gunakan Teknologi Digital

Rabu, 18 November 2020 12:49 WIB
Ilustrasi. (Foto: Net)
Ilustrasi. (Foto: Net)

RM.id  Rakyat Merdeka - Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) menggandeng PT Telkom untuk mendistribusikan vaksin Covid-19 dengan cara digital. 

Ketua Satgas Pemulihan Ekonomi Nasional yang juga Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) I, Budi Gunadi Sadikin mengatakan, Telkom sedang merancang aplikasi distribusi vaksin. Program tersebut ditargetkan rampung awal Desember 2020 agar dapat diuji coba di tahun yang sama.

Budi menilai, teknologi dan digitalisasi akan memudahkan proses pendistribusian yang rumit. Pasalnya, distribusi vaksin harus dilakukan secara masif dengan akurasi suhu vaksin di rentang 2 hingga 8 derajat celcius.

Selain itu, per orang juga dibutuhkan dua kali vaksin, sehingga penting untuk melakukan pelacakan (tracing) siapa saja yang telah menerima vaksin, mengingat jumlah vaksin terbatas.

Baca juga : Vaksin Selama Pandemi, Tunda atau Tetap Dilakukan?

Tak hanya diperlukan untuk logistik, distribusi dan pelacakan, Budi bilang aplikasi juga dapat digunakan untuk assessment (peninjauan) usai vaksinasi. 

“Semua dilakukan digital, karena vaksin ini ada tanggal kedaluwarsanya dan diberikan tidak sekali, tapi dua kali dalam jangka waktu tertentu,” kata Budi, saat rapat kerja virtual dengan Komisi IX DPR, kemarin. 

Dengan demikian, kompleksitas logistik pengiriman, dari pemberian vaksinasi ke masing-masing individu harus dijaga dengan baik.

Sejalan dengan ini, dia menyebut komite telah melakukan konsolidasi data ke Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, BPJS Ketenagakerjaan, Kementerian Kesehatan, Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) juga database TNI dan Polri.

Baca juga : Kenapa Harus Divaksin?

Nantinya, lanjut dia, setiap vaksin akan disertai barcode sebagai fasilitas tracing. Lokasi penyimpanan hingga truk logistik juga akan dilengkapi teknologi. 

“Kami persiapkan truk berpendingin untuk distribusi, semua pasang digitalisasi, sehingga tahu posisi ada di mana, kapan bergerak atau tidak. Tahu ada berapa jumlah vaksin di sana,” jelas Budi.

“Kalau ada pintu dibuka pun tahu, seluruh distribusi dilakukan proses digitalisasinya sehingga bisa dikontrol di kantor pusat,” imbuhnya. 

Budi menambahkan, pihaknya mendapat tugas dari Kementerian Kesehatan untuk mengadakan dan mendistribusikan sekitar 172,61 juta dosis vaksin Covid-19 melalui skema vaksin mandiri. 

Baca juga : Jangan Egois, Cuekin 3M Bisa Bahayakan Orang Lain

Kementerian BUMN kebagian tugas khusus menyuntikkan vaksin Corona kepada kelompok penerima masyarakat dan pelaku ekonomi yang tergolong mampu sebesar 74,04 juta orang.

Angka tersebut, katanya, berasal dari estimasi kebutuhan dua dosis vaksinasi per orang ditambah cadangan (wastage) sebesar 15 persen dari total dosis yang dibutuhkan.

Untuk memenuhi kebutuhan vaksin mandiri, Budi bilang, vaksin akan diperoleh dari tiga pihak berbeda. Rinciannya, Sinovac sebanyak 85 juta dosis, Novavax 30 juta dosis dan vaksin buatan dalam negeri, Merah Putih 57,6 juta dosis.

Untuk vaksin mandiri, menurut Budi, ditugaskan oleh Menteri Kesehatan untuk mengadakan vaksin, mendistribusikan dan menggunakan seluruh jaringan rumah sakit. Baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, BUMN, maupun swasta untuk menyuntikkan ke sekitar 75 juta orang. [DIR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.