Dark/Light Mode

Pesan Mendagri Jelang Pilkada Serentak

Pilih Pemimpin Yang Mampu Taklukkan Covid

Rabu, 11 November 2020 07:32 WIB
Mendagri Tito Karnavian (Foto: Tangkapan layar)
Mendagri Tito Karnavian (Foto: Tangkapan layar)

RM.id  Rakyat Merdeka - Sebagian pihak khawatir Pilkada bisa menjadi klaster penularan Covid-19. Ternyata, jika di-setting dengan baik, Pilkada justru bisa menjadi senjata untuk menaklukkan virus asal China tersebut. Salah satu kuncinya, pilihlah calon kepala daerah yang punya komitmen dan kemauan menangani Covid-19 dengan baik dan tuntas.

Demikian salah satu pesan yang disampaikan Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian, dalam Focus Group Discussion (FGD) Rakyat Merdeka secara virtual, tadi malam. FGD dengan tema “Calon Kepala Daerah Pelopor Protokol Kesehatan” itu, dipandu Direktur Rakyat Merdeka, Kiki Iswara. FGD ini disiarkan secara langsung di seluruh jejaring media sosial Rakyat Merdeka.

"Saya ingin membalikkan mindset yang ada, ketika Pilkada digulirkan di masa pandemi," kata Tito, memulai paparannya. Dia lalu membeberkan data dan fakta secara komprehensif soal pelaksanaan Pilkada di tengah pandemi.

Menurut Tito, risiko penularan Corona ketika Pilkada serentak hanya terjadi jika salah setting. Jika settingnya benar, justru jadi strategi jitu memutus rantai penularan. Terbukti, pada awal Oktober lalu, Kepala Satgas Penanganan Covid-19, Doni Monardo melaporkan, kasus Covid di daerah-daerah yang menggelar Pilkada justru mengalami penurunan dibandingkan yang tidak menggelar Pilkada.

Baca juga : Ini Protokol Kesehatan Di Pasar, Supaya Terhindar Dari Covid

Untuk membuat daerah betul-betul all out menangani Covid-19, Tito sudah turun hampir ke 25 provinsi selama 3-4 bulan terakhir ini. Dari sana, dia melihat ada 4 kuadran bagaimana Pemda merespons pandemi. Pertama, ada kepala daerah yang memiliki kemauan dan kemampuan untuk menyelesaikan pandemi. Kedua, ada yang punya kemauan, tapi tidak punya kemampuan. Ketiga, ada yang punya kemampuan tapi tidak ada kemauan. Keempat, tidak ada kemampuan dan juga tidak ada kemauan. Untuk penanganan Covid-19 dengan baik, kata Tito, semua pihak harus membuat kepala daerah masuk dalam kuadran 1.

“Kapan timing-nya, menurut saya hanya satu: Pilkada. Karena bagi kepala daerah, pilkada ini hidup mati bagi petahana,” jelas mantan Kapolri ini.

Tito menjelaskan, Pilkada adalah waktu yang tepat bagi rakyat melakukan bargaining dengan para calon kepala daerah untuk menyelesaikan Covid-19. Pilkada harus digunakan untuk mencari calon kepala daerah yang benar-benar punya kemampuan dan kemauan untuk menuntaskan pandemi. 

“Jadikan Pilkada momentum emas yang nggak boleh dilewatkan untuk memacu mesin Pemda agar mereka bisa paralel dengan mesin pemerintah pusat dan maksimal menangani, mau, dan sungguh-sungguh berpikir dan membuat konsep penanganan Covid di daerah masing-masing,” jelasnya.

Baca juga : Hari Ini Kasus Covid-19 DKI Cuma 539, Semoga Turun Terus

Tito lalu mencontohkan terpilihnya Joe Biden dalam Pilpres Amerika Serikat (AS). Menurut Tito, terpilihnya Biden bisa menjadi angin segar penuntasan pandemi di AS. Sebab, Biden memiliki komitmen besar. Sikapnya bertolak belakang dengan Donald Trump, yang meremehkan Corona.

Biden bahkan berjanji, setelah dilantik, dia akan langsung fokus menangani Covid-19. "Prioritas pertama saya akan mengendalikan Covid-19. Karena kalau ini tidak dikendalikan, program-program lain saya, tidak bisa eksekusi," kata Tito, menirukan pidato Biden.

Dalam tahapan kampanye Pilkada, Tito mendorong para calon kepala daerah menggunakan masker dan hand sanitizer sebagai alat peraga. Di samping sangat efektif untuk menyosialisasikan diri, pembagian masker ini juga menjadi senjata ampuh dalam melawan Corona. Kalau semua calon kepala daerah menggunakan alat peraga ini, dia yakin penularan Corona bisa ditekan sekecil mungkin. 

“Saat ini ada 736 calon. Kalau dikali 50 ribu saja, sudah berapa juta lebih masker dan hand sanitizer yang bisa dibagikan ke masyarakat,” ucapnya.

Baca juga : Doni Ajak Masyarakat Jadi Pahlawan, Caranya Patuhi Prokes

Dalam FGD yang sama, Dirjen Otonomi Daerah Kemendagri, Akmal Malik menjelaskan, pihaknya terus memantau kepatuhan para calon kepala daerah terhadap protokol kesehatan. Sejauh ini, pihaknya juga sudah mengeluarkan dua jenis “surat cinta” kepada kepala daerah petahana atas pelaksanaan protokol kesehatan. Jenis pertama berupa teguran. Jenis kedua berupa apresiasi atas kepatuhan terhadap protokol kesehatan.

Untuk teguran, sudah ada 87 lebih. Sedangkan untuk apresiasi, ada 5. Untuk apresiasi ini, bahkan diberi reward. “Reward kepada daerah, diberikan ATM dukcapil. Itu ada 5 daerah,” ucap Akmal. [SAR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.