Dark/Light Mode

Digitalisasi Mampu Majukan UMKM Di Tengah Pandemi

Rabu, 11 November 2020 23:48 WIB
Dialog produktif bertema: Pahlawan Digital Pendukung UMKM, yang dilakukan secara virtual, Rabu (11/11). (Foto: covid19.go.id)
Dialog produktif bertema: Pahlawan Digital Pendukung UMKM, yang dilakukan secara virtual, Rabu (11/11). (Foto: covid19.go.id)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pengalaman pada berbagai krisis mengajarkan Indonesia bahwa usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) berperan sebagai tulang punggung dan penyangga yang menyelamatkan ekonomi. Demikian juga di masa pandemi ini. Namun, UMKM juga perlu dibantu. Salah satunya percepatan transformasi digital. Program Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM) mengajak inovator muda untuk mendukung digitalisasi UMKM lewat program Pahlawan Digital UMKM.

“Dalam situasi serba sulit seperti ini, banyak UMKM yang mampu bertahan bahkan penjualannya meningkat karena terhubung dengan ekosistem digital. Namun, baru 10-11 juta UMKM yang terhubung dengan ekosistem digital. Di saat yang sama, saya melihat banyak sekali anak muda yang hadir dengan inovasi membantu UMKM untuk go digital,” ujar Penggagas Pahlawan Digital UMKM, Putri Tanjung, dalam dialog produktif bertema “Pahlawan Digital Pendukung UMKM”, yang dilakukan secara virtual, Rabu (11/11), seperti dikutip covid19.go.id.

Inovasi dan layanan digital yang dihadirkan para Pahlawan Digital UMKM ini mampu menyelesaikan persoalan-persoalan lokal yang ada di lapangan. Berdasarkan data BPS per September 2020, kondisi yang dihadapi UMKM cukup menantang. 

Baca juga : Apa Pun Pekerjaannya, Tetap Ingat Pesan Ibu

“Bahwa 45 persen pelaku UKM hanya mampu bertahan selama 3 bulan dalam kondisi ekonomi di masa pandemi seperti ini. Data survei Asian Development Bank (ADB) terkait dampak pandemi terhadap UMKM di Indonesia, 88 persen usaha mikro kehabisan kas atau tabungan, dan lebih dari 60 persen usaha mikro kecil ini sudah mengurangi tenaga kerjanya. Oleh karena itu, sangat penting bagi usaha mikro agar diintervensi dengan literasi keuangan,” ujar Staf Khusus Menteri Koperasi dan UKM, Fiki Satari.

Kemenkop UKM memiliki strategi pengembangan digitalisasi UMKM dalam 4 tahap. Pertama, meningkatkan Sumber Daya Manusia dengan mempersiapkan pelaku usaha UMKM agar kapasitasnya bisa meningkat. Kedua, mengintervensi perbaikan proses bisnisnya yang diturunkan ke dalam beberapa program. Ketiga, perluasan akses pasar yang salah satunya juga Kemenkop UKM bekerja sama dengan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) agar pelaku UMKM bisa menjadi vendor pengadaan barang dan jasa pemerintah. Keempat, mengglorifikasi pahlawan lokal pelaku UMKM.

“Pahlawan lokal pelaku UMKM ini syaratnya adalah, pemantik, pemberdaya, punya brand yang kuat, dan secara keseluruhan mampu mengagregasi usaha mikro dan kecil untuk berlabuh ke platform digital ataupun ke pasar internasional (ekspor) nantinya,” terang Fiki.

Baca juga : Pilih Pemimpin Yang Mampu Taklukkan Covid

Tantangan UMKM di Indonesia cukup beragam dan perlu untuk dicari solusi-solusi tepat, karena terkait dengan rasio kewirausahaan di Indonesia yang baru mencapai 3,5 persen. Kondisi ini dianggap perlu untuk menciptakan kondisi kemudahan berusaha agar meningkatkan rasio tersebut. “UMKM juga perlu langsung terhubung dengan rantai pasok industri, yang aksesnya kini baru mencapai angka 15 persen,” tambah Fiki.

Salah satu inovator Pahlawan Digital UMKM adalah Credibook, layanan digital yang bergerak di bidang pencatatan keuangan. Credibook ini masuk melalui layanan pencatatan keuangan yang fokusnya pada penyelesaian masalah kasbon (utang-piutang) yang kerap dirasakan pengusaha UMKM. 

“Turunan produk ini bergerak ke arah pembayaran digital, terutama pada sisi pembayaran tagihan. Kita juga bekerja sama dengan beberapa lembaga untuk membantu UMKM menambah pembiayaan modalnya,” terang Co-Founder dan CEO Credibook, Gabriel Frans.

Baca juga : Ini Protokol Kesehatan Di Pasar, Supaya Terhindar Dari Covid

Gabriel melihat, potensi UMKM Indonesia sangat besar sehingga menggugahnya untuk terlibat lebih jauh. Sementara digitalisasi UMKM masih sedikit pelakunya. “Kalau mau melihat contoh, wartel kini sudah digantikan ponsel, lalu surat telah berganti email. Pencatatan keuangan pasti akan tergantikan, ini hanya masalah momentum dan siapa yang mau melakukannya. Kita di Credibook, memutuskan tidak mau sekadar jadi penonton tapi berpartisipasi untuk digitalisasi UMKM”, terang Gabriel.

Dari proyeksi ekonomi digital yang disusun Google dan Temasek Holding, sektor ekonomi digital Indonesia terbesar di kawasan Asia Tenggara, dengan potensi ekonomi hingga 2025 nanti, mencapai hampir Rp 2.000 Triliun. Melihat potensi sebesar itu, pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan hendaknya bersinergi mendorong potensi ekonomi ini untuk mencapai titik optimal.

“Sebagai anak muda, kita sering mengeluh di media sosial, termasuk saya juga. Tapi cobalah berpikir lebih jauh, bahwa keluhan itu sebenarnya perlu solusi. Banyak produk dan startup justru datang dari membaca peluang dari keluhan atau masalah tersebut,” tutup Gabriel. [USU]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.