Dark/Light Mode

Kementan Nilai Realisasi Sikomandan Berjalan Positif

Jumat, 30 April 2021 15:33 WIB
Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan Nasrullah menyerahkan replika sapi kepada Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo disela-sela kunjungan kerjanya ke Bank Sperma milik Balai Insemina Buatan Singosari, Malang, Kamis (29/4)/Ist
Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan Nasrullah menyerahkan replika sapi kepada Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo disela-sela kunjungan kerjanya ke Bank Sperma milik Balai Insemina Buatan Singosari, Malang, Kamis (29/4)/Ist

RM.id  Rakyat Merdeka - Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) terus menerapkan program Sapi Kerbau Komoditas Andalan Negeri (Sikomandan). Sikomandan yang merupakan program lanjutan dari SIWAB ini dinilai berjalan positif.

"Program untuk peningkatan kelahiran, peningkatan produktivitas, pengendalian penyakit hewan, reproduksi, penjaminan keamanan, mutu pangan, serta proses distribusi dan pemasaran ini berjalan positif," ujar Direktur Jenderal PKH Kementan Nasrullah.

Dia menyampaikan, realisasi Sikomandan dari tahun 2017 sampai 2020 untuk capaian akseptor yang dilakukan inseminasi telah melebihi target, yaitu 15.095.704 ekor dari target sebanyak 12.495.007 ekor.

Sementara, untuk kebuntingan ternak sebanyak 8.169.470 ekor dari target ternak bunting sebanyak 8.957.130 ekor, dan untuk kelahiran ternak sapi dan kerbau sebesar 7.040.160 ekor ternak dari target sebesar 7.470.661 ekor.

Sedangkan untuk realisasi kegiatan pada tahun 2021 realisasi akseptor sampai dengan 27 April 2021 sebesar 1.361.117 ekor atau setara 34,03 persen dari target 4.000.000 ekor akseptor. 

Baca juga : KPK Banyak Belangnya

Kebuntingan ternak 834.642 ekor ternak yang bunting atau 30,98 persen dari target sebesar 2.714.283 ekor. Dan untuk kelahiran ternak sebesar 720.034 ekor atau 29,48 persen dari target 2.442.855 ekor . 

"Jika dinilai, kelahiran ternak sapi dan kerbau selama kurun waktu 2017 sampai 2020 dengan jumlah kelahiran ternak sebesar 7.760.194 ekor, apabila dikalikan dengan harga pedet per ekor Rp 6 juta maka pendapatan peternak yang didapat dari Sikomandan sebesar Rp 46,5 triliun," papar Nasrullah.

Berdasarkan data tersebut, sejatinya angka kelahiran masih perlu ditingkatkan. Maka, perlu lebih gencar lagi mensuskeskan program Sikomandan dengan koordinasi antar pihak. Seperti antarinstansi, antar penangung jawab supervisi, antardinas, antarbidang diperlukan untuk bekerja sama, bersinergi dalam menjalankan program Sikomandan.

Harapannya, agar timbul harmonisasi pemahaman untuk besama-sama membangun dan mensejahterakan peternak yang memiliki daya saing. 

Dengan demikian, Sikomandan sebagai upaya menjadikan sapi-kerbau sebagai sumber bahan pangan, khususnya daging bisa dilakukan secara keberlanjutan sesuai dengan potensi yang dimiliki.

Baca juga : Pemerintah Minta Semua Pihak Tetap Waspada Terjadinya Karhutla

"Salah satu kegiatan ekspor atau gebyar pameran hasil kegiatan Sikomandan adalah panen pedet atau output peningkatan kelahiran. Semoga dengan adanya kegiatan Sikomandan secara berkelanjutan akan berdampak positif meningkatkan populasi ternak dan akhirnya kesejahteraan peternak akan meningkat," harap Nasrullah.

Sebagai informasi, program Sikomandan merupakan lanjutan dari program SIWAB yang sudah berjalan sejak tahun 2017 sampai dengan 2019, dan setelah 2020 menjadi Sikomandan. 

Program ini didasari oleh keinginan pemerintah untuk memenuhi kebutuhan daging dalam negeri dengan merangkul usaha peternakan rakyat, selain untuk mengurangi pasokan impor secara bertahap.

Terlebih, sapi potong dan kerbau merupakan salah satu sumber protein hewani yang sangat diminati masyarakat yang sebagian besar diusahakan dalam skala kecil atau sebagai usaha sambilan. 

Sistem peternakan rakyat sebagai usaha yang terintegrasi dalam sistem usaha tani di pedesaan, mampu menjadi penopang ekonomi keluarga.

Baca juga : Kerja Sama Kementan-IFAD Demi Prioritaskan Kesejahteraan Petani

Dengan banyaknya peternak yang terlibat pada usaha peternakan, diharapkan kondisi tersebut dapat mempercepat pertumbuhan populasi disamping menumbuhkan ekonomi kerakyatan terutama di pedesaan. 

Usaha peternakan juga akan mendorong tumbuhnya kegiatan ekonomi hulu dalam penyediaan input produksi dan ekonomi hilir dalam kegiatan distribusi, pemasaran, pengolahan hasil dan jasa keuangan.

Oleh karena itu, pembangunan peternakan diarahkan dalam satu sistem agribisnis yang terintegrasi dari hulu sampai hilir yang saling bersinergi baik secara vertikal maupun horizontal. [KAL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.