Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

HUT Ke-41, Perpusnas Integrasikan Penguatan Hulu-Hilir Budaya Literasi

Senin, 17 Mei 2021 13:38 WIB
Perayaan HUT ke-41 Perpusnas. (Foto: Dok. Perpusnas)
Perayaan HUT ke-41 Perpusnas. (Foto: Dok. Perpusnas)

RM.id  Rakyat Merdeka - Tahun ini, Perpustakaan Nasional (Perpusnas) memasuki usia ke-41 tahun. Perpusnas membuat perayaan hari jadinya, Senin (17/5), dengan mengangkat tema “Integrasi Penguatan Sisi Hulu dan Hilir Budaya Literasi dalam Pemulihan Ekonomi dan Reformasi Struktural”. 

Sebagai lembaga pemerintah nonkementerian yang bertugas di bidang perpustakaan, Perpusnas berupaya melakukan pengembangan, pembinaan, dan kegemaran membaca untuk pengembangan budaya literasi. Kepala Perpusnas Muhammad Syarif Bando menyatakan, dalam memperkuat budaya literasi, harus ada upaya holistik dan terintegrasi dari hulu hingga hilir.

Harus ada penguatan peran dan kehadiran negara yakni eksekutif, legislatif, yudikatif, TNI, dan Polri. Kemudian juga para akademisi di perguruan tinggi, penulis buku, penerbit, pengusaha rekaman, penerjemah, penyadur, harus dikuatkan dengan pengaturan regulasi distribusi bahan bacaan serta peningkatan anggaran belanja buku. 

“Penguatan di sisi hulu harus dilakukan, agar sisi hilir budaya literasi yakni indeks literasi dan peningkatan kegemaran membaca serta akses dan kualitas layanan bisa terwujud,” jelasnya, dalam pidatonya di perayaan HUT Perpusnas itu, secara virtual, Senin (17/5).

Baca juga : Menhub Pastikan Layanan Penumpang Dan Logistik Berjalan Baik

Sesuai Pasal 5 Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan, masyarakat mendapatkan hak yang sama untuk memperoleh layanan serta memanfaatkan dan mendayagunakan fasilitas perpustakaan. Baik di daerah terpencil, terisolasi, maupun terbelakang dari beragam latar belakang sosial dan ekonomi.

Menurut Syarif, seluruh pihak harus berkolaborasi dalam pembudayaan gemar membaca dan penguatan indeks literasi. “Dengan sinergi dan kolaborasi, marilah kita membuat regulasi mengenai distribusi bahan bacaan untuk memperkecil ketimpangan antarwilayah dan menganggarkan belanja buku yang sesuai dengan kondisi demografis masyarakat,” ajaknya,

Syarif menyampaikan, terdapat 10 modal dan potensi untuk mewujudkan sumber daya manusia Indonesia yang unggul dan tinggi budaya literasi. Pertama, jumlah perpustakaan Indonesia yang besar. Kedua, transformasi digital perpustakaan. Ketiga, perpustakaan bagi generasi milenial. Keempat, Perpusnas sebagai ikon peradaban bangsa.

Keliman, e-deposit, yaitu transformasi sistem penghimpunan dan pelestarian karya intelektual bangsa. Keenam, standardisasi layanan publik perpustakaan. Ketujuh, transformasi layanan perpustakaan berbasis inklusi sosial. Kedelapan, pembangunan nasional bidang perpustakaan masuk agenda Pembangunan Nasional Revolusi Mental dan Pemajuan Kebudayaan. Kesembilan, organisasi perpustakaan yang makin dinamis dengan memperkuat peran pustakawan. Kesepuluh, penguatan budaya baca dan literasi Indonesia.

Baca juga : KLHK Optimalkan Penegakan Hukum Pidana Karhutla

Dalam memperingati HUT ke-41, Perpusnas menyelenggarakan rangkaian kegiatan dalam mendukung penguatan peran dalam menyebarkan informasi kepada masyarakat. Kegiatan dilaksanakan secara daring dan tatap muka, dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Tidak hanya digelar di pusat, rangkaian acara juga digelar UPT Perpusnas yaitu UPT Perpustakaan Bung Karno di Blitar dan UPT Perpustakaan Bung Hatta di Bukittinggi.

Rangkaian kegiatan berlangsung pada 17 Mei hingga 18 Juni 2021. Acaranya antara lain peluncuran konsultasi daring dari unit kerja yang ada di Perpusnas, webinar peningkatan indeks literasi masyarakat, pameran visualisasi sejarah perpustakaan & Perpusnas di Indonesia dari masa ke masa, penandatanganan pakta integritas JPT madya dan pratama, penandatanganan piagam audit, sejumlah workshop, sosialisasi bidang perpustakaan dan kepustakawanan, pemberdayaan masyarakat penerima manfaat perpustakaan berbasis inklusi sosial, hingga bagaimana meningkatkan SDM bidang perpustakaan melalui pendidikan dan pelatihan, peluncuran dan bedah buku terbitan Perpusnas Press, pendampingan, serta lomba penulisan.

Syarif menerangkan, Perpusnas berdiri pada 17 Mei 1980, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0164/0/1980. Cikal bakal Perpusnas dimulai saat diintegrasikannya empat unit perpustakaan di lingkungan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan yakni Perpustakaan Museum Nasional, Perpustakaan Sejarah Politik dan Sosial, Perpustakaan Wilayah Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta, serta Bidang Bibliografi dan Deposit pada Pusat Pembinaan Perpustakaan.

Pada 1987, Perpusnas masih berlokasi di tiga tempat terpisah: Museum Nasional di Jalan Medan Merdeka Barat Nomor 12, Perpustakaan Sejarah Politik dan Sosial di Jalan Merdeka Selatan Nomor 11, dan Museum Naskah Proklamasi di Jalan Imam Bonjol. Berdasarkan prakarsa Ibu Tien Soeharto, Perpusnas mendapatkan hibah berupa tanah seluas 16 ribu meter persegi dari Yayasan Harapan Kita, yang terletak di Jalan Salemba Raya 28A Jakarta Pusat atau lokasi Kawedri, sekolah HBS pertama yang didirikan pemerintah Hindia Belanda di Batavia.

Baca juga : HUT Ke-48 Tahun, Prodia Gelar Pemeriksaan Kesehatan Gratis

Kepala Perpusnas pertama, Mastini Hardjoprakoso, merupakan mantan Kepala Perpustakaan Museum Nasional. Mastini mengusulkan pembentukan sistem perpustakaan nasional pada makalahnya untuk University of Hawaii dengan judul “The need of National Library for Indonesia”. 

Dalam perjalanannya, Perpusnas sudah menghasilkan tiga undang-undang. Di antaranya, Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1990 tentang Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam, kemudian diperbaharui menjadi Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2018 tentang Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam.

Dalam penutup pidatonya, Syarif menyampaikan harapan kepada para para pimpinan perpustakaan, pustakawan, dan pegiat literasi di seluruh pelosok Tanah Air untuk selalu menjaga kesehatan dan tetap semangat untuk memberikan layanan terbaik bagi masyarakat. “Terima kasih atas kerja keras dan kerja cerdas Bapak, Ibu, Saudara selama ini. Salam literasi!” tutupnya. [USU]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.