Dark/Light Mode

PINKAN Indonesia Optimis Pengajuan Kolintang Sebagai WBTb Disetujui UNESCO

Minggu, 13 Oktober 2024 21:40 WIB
Ketua Dewan Pembina Persatuan Insan Kolintang Nasional (PINKAN) Indonesia, Laksamana TNI (Purn) Marsetio di sela-sela acara peluncuran buku berjudul Kolintang The Sound of Heaven, di Jakarta Kamis (10/10/2024). (Foto: Ist)
Ketua Dewan Pembina Persatuan Insan Kolintang Nasional (PINKAN) Indonesia, Laksamana TNI (Purn) Marsetio di sela-sela acara peluncuran buku berjudul Kolintang The Sound of Heaven, di Jakarta Kamis (10/10/2024). (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Sidang putusan UNESCO terkait Kolintang akan digelar pada pertengahan Desember 2024. Ketua Dewan Pembina Persatuan Insan Kolintang Nasional (PINKAN) Indonesia, Laksamana TNI (Purn) Marsetio optimis, sidang tersebut akan memutuskan alat musik tradisional dari kayu asal Minahasa, Sulawesi Utara, tersebut sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTb).

“PINKAN selama ini telah berjuang maksimal, dan hasilnya telah memperlihatkan sinar yang terang. Jadi tunggu saja. Insya Allah, Kolintang akan diakui dunia saat digelarnya sidang UNESCO pertengahan Desember 2024 nanti,” kata Marsetio di sela-sela acara peluncuran buku berjudul “Kolintang The Sound of Heaven”, di Jakarta Kamis (10/10/2024).

Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) pada 2012-2014 itu menjelaskan, keyakinan tersebut tak lepas dari sudah banyaknya kegiatan promosi yang telah dilakukan. Salah satunya, melalui peluncuran buku karya Luddy Wullur dan Lidya Katuuk.

Baca juga : Pos Indonesia Boyolali Optimalkan Penyaluran Bansos Door to Door

“Peluncuran buku ini merupakan strategi diplomasi dan promosi Kolintang. Pergerakan PINKAN sudah banyak, dan kita bergerak tanpa APBN," ungkapnya. 

Marsetio menyebut, Kolintang saat ini bahkan menjadi pelopor kerja sama Selatan-selatan setelah dikirimnya alat musik tersebut ke Nigeria dan Senegal, yang kemudian dikolaborasikan dengan alat musik khas Afrika, Balafon.

“Ini bukti Kolintang sudah mendunia. Semua elemen saling bersatu padu mulai dari pelatih sampai pembuat lagu,” tutur Marsetio yang juga Penasehat Khusus Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Bidang Keamanan dan Pertahanan Maritim.

Baca juga : Pupuk Indonesia Dorong Ekosistem Pertanian Terintegrasi Melalui Program AKSI

Ketua umum Pinkan Indonesia, Penny Iriana Marsetio menambahkan, pengakuan UNESCO memiliki dampak yang luar biasa bagi Kolintang, khususnya terkait keberadaannya, yang membuatnya akan lebih terproteksi.

“Kita sudah lima tahun berjuang dan melakukan dua kali perbaikan di UNESCO. Mudah-mudahan saja akhir tahun ini ada hasilnya, karena pengakuan itu penting agar keberadaan Kolintang lebih terprotek,” kata Penny.

Dia menjelaskan, pembuatan dan peluncuran buku “Kolintang The Sound of Heaven” yang berisi asal usul dan sejarah musik kolintang hingga sampai ke tahap sekarang, bertujuan untuk melengkapi persyaratan agar Kolintang diakui sebagai WBTb.

Baca juga : PT Akulaku Finance Indonesia Angkat Perry Barman Slangor sebagai Presdir

“Buku ini dibuat untuk melengkapi salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk diterima UNESCO. Kita membuatnya selama hampir empat tahun,” bebernya. 

Dia berharap, kehadiran buku ini akan semakin mempermudah proses promosi bola usulan Kolintang jadi WBTb disetujui UNESCO.

“Semoga buku ini tidak hanya dapat menambah pengayaan ilmu dalam cerita, dari mana asal datangnya kolintang. Saya juga berharap buku persembahan insan kolintang nasional Indonesia ini akan terus mengiringi langkah kami dalam menjaga dan memelihara marwah alat musik kolintang," pungkasnya.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.