Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Data Korban Belum Dirilis

KBRI Beijing Dan KJRI Guangzhou Terus Monitor Insiden Jatuhnya Pesawat China Eastern Airlines

Senin, 21 Maret 2022 21:44 WIB
Ilustrasi pesawat China Eastern Airlines (Foto: Net)
Ilustrasi pesawat China Eastern Airlines (Foto: Net)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kedutaan Besar RI di Beijing dan Konsulat Jenderal RI di Guangzhou terus menguatkan koordinasi untuk mengetahui lebih lanjut tentang data korban jatuhnya pesawat penumpang China Eastern Airlines di Daerah Otonomi Guangxi, China, Senin (21/3) sore.

"Kami monitor terus kejadian sore ini. Kami terus koordinasikan dengan KJRI GZ (Guangzhou)," kata Wakil Kepala KBRI Beijing Dino R Kusnadi seperti dilansir ANTARA Beijing.

Sampai saat ini, pihaknya belum bisa memastikan ada atau tidaknya korban warga negara Indonesia (WNI) dalam pesawat nahas itu.

"Informasi penumpang belum dikeluarkan oleh FAO (Kantor Urusan Luar Negeri) setempat," kata Dino menambahkan.

Baca juga : Puan Ucapkan Belasungkawa Atas Jatuhnya Pesawat Rimbun Air

Pesawat Eastern Airlines dengan nomor penerbangan MU-5735 itu jatuh di perbukitan di Kabupaten Tengxian, Daerah Otonomi Guangxi, sekitar pukul 14.00 waktu setempat (13.00 WIB).

Pesawat yang bertolak dari Kunming di Provinsi Yunnan menuju Guangzhou di Provinsi Guangdong itu jatuh dan terbakar di wilayah Guangxi.

Pesawat tersebut mengangkut 132 orang, termasuk sembilan kru, yang sampai saat ini belum diketahui nasibnya.

Foto dan gambar yang beredar media-media sosial China menunjukkan kobaran api di atas perbukitan dan warga di sekitar lokasi menemukan puing-puing pesawat yang jatuh.

Baca juga : Bareng Panglima TNI, BKS Cek Titik Terduga Lokasi Jatuhnya Pesawat Sriwijaya Air SJ 182

Guangxi diapit oleh Yunnan dan Guangdong di wilayah selatan China yang berbatasan langsung dengan Vietnam. Kunming dan Guangzhou menjadi pintu utama penerbangan internasional tujuan China selama masa pandemi Covid-19, termasuk penerbangan dari Indonesia.

Para pengguna penerbangan internasional wajib menjalani karantina di kedua kota tersebut, sebelum melanjutkan perjalanan ke kota-kota besar lainnya di China, termasuk Beijing yang sampai saat ini belum membuka jalur penerbangan internasional secara langsung.

Insiden tersebut merupakan kecelakaan udara terburuk pertama di China sejak peristiwa jatuhnya pesawat di Yinchun, Provinsi Heilongjiang, pada 2010.

Pada 19 Februari 2022, Otoritas Penerbangan China merilis, Negeri Tirai Bambu berhasil melampaui 100 juta jam penerbangan sipil yang aman.

Baca juga : Bersama BKPM Dan BI, KBRI Beijing Gelar Forum Bisnis Internasional

Ini adalah catatan terbaik dalam sejarah industri penerbangan sipil China. [HES]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.