Dark/Light Mode

Jelang Pemilu, Kepala BPIP Ajak Diaspora Di Brunei Jaga Persatuan

Kamis, 23 November 2023 16:32 WIB
Kepala BPIP Yudian Wahyudi di Brunei Darussalam. (Foto: Ist)
Kepala BPIP Yudian Wahyudi di Brunei Darussalam. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Pembinaan Ideologi Pancasila bagi Diaspora di Brunei Darussalam, Rabu malam (24/11). Dalam sambutannya, Kepala BPIP Yudian Wahyudi, mengajak kepada Diaspora untuk menjaga persatuan dan gotong-royong di tengah pesta demokrasi tahun 2024.

Yudian mengajak, masyarakat Indonesia di Brunei Darussalam untuk menjaga persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia. Masyarakat jangan mudah diadu domba. Perbedaan pilihan jangan dijadikan alasan untuk memecah belah satu sama lain. Pemilu adalah salah satu aktualisasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa, khususnya yang terkait dengan sila keempat tentang demokrasi. 

Karena itu, Yudian mengajak, masyarakat Indonesia untuk menjadikan pemilu sebagai suatu proses untuk mendapatkan pemimpin-pemimpin eksekutif dan legislatif yang baik dan amanah. "Pemilu adalah cara mendapatkan  pemimpin untuk mewujudkan cita-citanya, menjadikan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur," kata Yudian. 

Selain semangat persatuan dan gotong-royong, Presiden Asosiasi Rektor Perguruan Tinggi Islam se-Asia itu juga menekankan untuk menjaga Ideologi Pancasila dan mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila di negara petro dolar itu. "Karena dengan Pancasila, kita telah diberikan segala-galanya oleh Tuhan yang Maha Esa," kata Yudian. 

Tidak hanya itu, tantangan di tengah pesta demokrasi banyak sekali berita bohong, kampanye hitam dan saling menjatuhkan. Maka ia berharap kepada  masyarakat khususnya Diaspora untuk mengamalkan nilai Pancasila.

Baca juga : Puan Tak Terkalahkan, Istri Giring Coba Peruntungan

Dalam kesempatan ini juga, Yudian mensosialisasikan Salam Pancasila kepada warga Indonesia dari berbagai latar belakang di Brunei Darussalam. Kata dia, Salam Pancasila merupakan salam yang diadopsi oleh Presiden ke-5 RI dan Ketua Dewan Pengarah BPIP Megawati Soekarnoputri dari Salam Merdeka yang disampaikan Presiden Sukarno melalui maklumat X pada 31 Agustus 1945. Tujuannya adalah sebagai salam persatuan bagi seluruh bangsa Indonesia tanpa mengenal perbedaan agama, suku dan tradisi kedaerahan.

Kata Yudian,  maksud dari mengucapkan “Salam Pancasila” adalah mendoakan orang yang kita ucapkan salam agar hidup selamat, damai dan aman di negara Indonesia yang berdasarkan Pancasila. Adapun terkait penggunaannya, Salam Pancasila digunakan di ruang publik yang lawan bicaranya dari berbagai agama.

Dalam pertemuan yang bertajuk “Pancasila dan Aktualisasinya dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara” tersebut, Kepala BPIP menjelaskan bahwa  Salam Pancasila merupakan salah satu bentuk aktualisasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, khususnya dalam berbangsa dan bernegara. 

Selanjutnya, ia juga berharap masyarakat Indonesia di Brunei Darussalam untuk tetap bersyukur karena Negara Republik Indonesia memiliki segala-galanya termasuk Pancasila sebagai salah satu mukjizat bangsa Indonesia selain Sumpah Pemuda dan Proklamasi Kemerdekaan RI. Disebut mukjizat lantaran  kejadian atau peristiwa-peristiwa tersebut sulit untuk dijangkau oleh akal manusia.

“Bangsa Indonesia yang pada saat itu dalam keadaan terjajah dan kalah segala-galanya dari penjajah, khususnya dalam hal teknologi persenjataan militer saat itu, mampu bangkit dan menyatakan diri sebagai sebuah bangsa melalui Sumpah Pemuda, memproklamasikan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945 dan hadirnya Pancasila sebagai pemersatu bangsa dan negara Indonesia yang terdiri dari beragam suku bangsa, bahasa dan agama,” paparnya.

Baca juga : Bang Zaki Happy Kapal Coldplay Siap Beroperasi Atasi Sampah Di Sungai Cisadane

Yudian menilai, Proklamasi kemerdekaan Indonesia adalah paling hebat, terbesar sepanjang sejarah umat manusia. "Proklamasi Indonesia yang dikumandangkan hanya sekitar 50-an detik, bukan hanya membebaskan satu bangsa, tetapi setidaknya 57 kerajaan di Nusantara, dilakukan tanpa didukung teknologi militer canggih dan dilakukan melalui revolusi tidak berdarah. Itu pun, proklamatornya adalah seorang sipil (Soekarno dan Mohammad Hatta)," paparnya. 

“Agar memahami arti Pancasila yang begitu hebatnya dalam mempersatukan Bangsa Indonesia, coba saja bandingkan kemerdekaan Indonesia dengan negara-negara lain," sebutnya. 

Selain Kepala BPIP, berbicara pula narasumber dari BPIP lainnya, yaitu Deputi Hubungan Antar Lembaga, Sosialisasi dan Jaringan, Prakoso, Deputi Pengkajian dan Materi, Surahno, dan Direktur Pengkajian Materi Pembinaan Ideologi Pancasila, Aris Heru Utomo. 

Ketiga narasumber ini berbicara antara lain mengenai persatuan dan kesatuan bangsa dan negara berdasarkan Pancasila; sejarah kelahiran, perumusan dan penetapan Pancasila sebagai dasar negara; dan pemaparan makna lagu Indonesia Raya 3 stanza. 

Sementara itu Wakil Kepala Perwakilan Duta Besar Irwan Iding, yang membacakan sambutan Duta Besar Luar Biasa Berkuasa Penuh Dr. Achmad Ubaedillah menyambut baik kedatangan BPIP yang sudah menyapa warga negara Indonesia di Brunei Darussalam.

Baca juga : Sukseskan Pemilu 2024, ILUNI UI Ajak Semua Pihak Jaga Kualitas Demokrasi

"Ini mengingatkan kita akan semangat persatuan, kecintaan terhadap bangsa dan mengharumkan nama Bangsa,"  ujarnya.

Dalam pidatonya, Irwan meminta, kepada Diaspora untuk menjaga pesta demokrasi tahun 2024. "Sebentar lagi kita akan melaksanakan pesta demokrasi, aktualisasi nilai-nilai Pancasila sangat penting dimaknai dalam membangun dan memperkuat bangsa," ucapnya.

Meskipun demikian, pihaknya meyakini dengan masyarakat yang sudah memahami dan memaknai Pancasila, maka harus diimplementasikan. "Pancasila yang merupakan ideologi dasar negara yang digali dari nilai luhur bangsa maka harus dilaksanakan dalam perbuatan dalam kehidupan sehari-hari,” ujarnya.

Ia juga mengingatkan untuk meningkatkan semangat gotong-royong, semangat persatuan dan kesatuan.

Hadir juga dalam kesempatan tersebut pejabat pimpinan tinggi dan pegawai di lingkungan KBRI Brunei Darussalam, akademisi, tokoh masyarakat dan tokoh agama serta masyarakat lainnya di Brunei Darussalam.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.