Prihatin, Dalam Sebulan, Brazil Kehilangan 2 Menkes

 Sebelumnya 
"Hidup ini penuh dengan keputusan dan saya memutuskan untuk pergi," ungkap Teich.

Yang pasti, dia tak cocok dengan cara Bolsonaro dalam menangani pandemi. Pertama, Teich tak setuju dengan keputusan Bolsonaro yang menggunakan chloroquine sebagai opsi pengobatan pasien Covid.

Meski obat tersebut telah mendapat perhatian secara luas, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menilai tak ada bukti soal keampuhannya.

Baca juga : Amerika Seperti Ingin Bunuh Diri

Kedua, Teich tak setuju dengan sikap Bolsonaro, yang tergesa mengaktifkan kembali perekonomian Brazil. Teich mengaku tidak diajak berembuk, soal rencana pemerintah membuka kembali pusat kebugaran dan salon kecantikan.

"Dan yang menjadi jerami terakhir pemantik api pengunduran diri Teich adalah soal penggunaan chloroquine," tulis suratkabar Globo, seperti dilansir BBC, Jumat (15/5).

Kehilangan sosok Menkes di tengah pandemi, diyakini akan membuat suatu negara kikuk bertindak dalam memitigasi penyebaran Covid-19.

Baca juga : Pahlawan Datang, Bajingan Muncul

Apalagi, ini. Dalam tempo kurang dari sebulan, Brazil kehilangan dua Menkes. Fakta ini tak hanya memalukan bagi Bolsonaro, tetapi juga meresahkan warga Brazil.

Politik membikin kisruh penanganan pandemi di Negeri Samba. Negara gagal memberikan arahan bagi warganya.

Sepertinya, jabatan Menkes di era Bolsonaro adalah jabatan tanpa pamrih, dan menjadi lowongan kerja yang sulit dalam situasi buruk pandemi Covid-19 di Brazil. [HES]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.