Dark/Light Mode

Longgarkan Lockdown Saat Kasus Covid-19 Masih Tinggi

Amerika Seperti Ingin Bunuh Diri

Kamis, 14 Mei 2020 04:16 WIB
TAK JAGA JARAK: Pelanggan memadati restoran C&C untuk merayakan Hari Ibu di Castle Rock, negara bagian Colorado, Amerika Serikat, 10 Mei 2020. (Foto NICK Puckett/Via Reuters)
TAK JAGA JARAK: Pelanggan memadati restoran C&C untuk merayakan Hari Ibu di Castle Rock, negara bagian Colorado, Amerika Serikat, 10 Mei 2020. (Foto NICK Puckett/Via Reuters)

RM.id  Rakyat Merdeka - Hampir semua negara bagian di Amerika Serikat (AS) mulai melonggarkan lockdown atau karantina wilayah dengan mengizinkan bisnis dibuka kembali. Padahal, kasus Covid-19 di negara itu masih tinggi.

Dilansir USA Today, 12 Mei, tinggal North Carolina dan Connecticut serta Distrik Colombia yang belum melonggarkan pem- batasan gerak. Sejumlah kegiatan bisnis yang diizinkan beroperasi kembali antara lain salon, pangkas rambut khusus pria, restoran, pusat kebugaran, dan pemeliharaan taman.

Warga AS di beberapa negara bagian bisa pergi memotong rambut, berlatih di pusat kebugaran, atau duduk di restoran, sekalipun pembatasan tetap berlaku. Namun, penerapan pelonggaran tetap berbeda di setiap negara bagian.

Selain itu, ruang terbuka publik seperti pantai dan taman, dibuka dan langsung diserbu masyarakat, sehingga para ahli memperingat- kan tentang gelombang kedua wabah Covid-19 jika mengabaikan aturan menjaga jarak sosial.

AS masih tercatat sebagai negara dengan jumlah kasus Covid-19 tertinggi di dunia yaitu lebih dari 1,3 juta kasus dengan 79.528 kematian berdasarkan data Universitas Johns Hopkins. Kekhawatiran tentang situasi ekonomi dan kesehatan mental orang-orang telah memicu pertanyaaan, “kapan hal-hal akan kembali normal? Dan akan seperti apa normal itu?”.

Baca juga : Bamsoet: Jangan Dulu Relaksasi PSBB

Faktor-faktor seperti perluasan pengujian, pelacakan kontak orang yang terinfeksi, pilihan peningkatan perawatan, dan pengembangan vaksin menjadi pertimbangan penting untuk pembukaan kembali negara-negara bagian di AS.

“Negara bagian New York di AS akan mengakhiri lockdown pada 15 Mei dengan membuka kembali tiga wilayah di mana pandemi Covid-19 telah menunjukkan tanda-tanda mitigasi,” kata Gubernur Andrew Cuomo. Beberapa bisnis berisiko rendah termasuk lansekap dan berkebun, serta kegiatan rekreasi seperti tenis juga akan dilanjutkan pada 15 Mei, kata Gubernur Cuomo.

Di Georgia, pelonggaran membuat warga mendatangi salon dan barber shop untuk memotong dan merawat rambut mereka. Di Florida, warga memenuhi pantai untuk wisata memasuki musim panas.

Sementara itu, Alabama yang mengakhiri perintah “tetap di rumah” pada 30 April 2020 memulai rencana yang disebut Gu- bernur Kay Ivey sebagai “lebih aman di rumah”. Di bawah perintah itu, yang berakhir sampai 15 Mei 2020, seluruh ritel bisa dibuka dengan kapasitas 50 persen dengan penerapan jarak sosial. Layanan seperti cukur rambut, perawatan kuku (manicure), dan ruang olah raga tetap ditutup.

Sedangkan Alaska memulai fase satu pembukaan kembali negara bagian pada 24 April 2020. Gubernur Mike Dunleavy mengizinkan restoran untuk dibuka dengan membatasi jumlah tamu yang makan di tempat. Bisnis perawatan pribadi juga diizinkan buka kembali seperti salon atau alat cukur.

Baca juga : Angka Terinfeksi Covid-19 Tembus 1 Juta, Amerika Bersatu Ajak Diaspora Saling Dukung

Di Ohio, pada 4 Mei 2020, beberapa bisnis diizinkan buka kembali termasuk perusahaan- perusahaan konstruksi dan manufaktur. Sementara pada 12 Mei 2020, giliran bisnis retail yang diizinkan buka lagi. Namun, layanan perawatan pribadi tetap ditutup, bersama restoran, penitipan anak, dan tempat-tempat hiburan umum.

Pakar epidemi dan penasihat medis Pemerintah Amerika, Anthony Fauci, khawatir akan ada makin banyak kematian akibat virus corona menyusul berbagai negara bagian melonggarkan lockdown. Fauci mengatakan, sejauh yang ia lihat, tidak banyak negara bagian yang benar-benar siap melonggarkan pembatasan. Kebanyakan masih di bawah standar yang telah ditetapkan Presiden Donald Trump dalam panduan “Opening Up America Again”.

Salah satu poin penting dari panduan itu, yang belum banyak dipenuhi, adalah soal tren pertumbuhan kasus dan tes. Fauci berkata, idealnya pelonggaran dilakukan ketika pertumbuhan jumlah kasus positif konsisten menurun sembari pelacakan terus dilakukan. Kenyataan di lapangan, kata Fauci, sedikit negara bagian yang benar-benar memenuhinya.

Kebanyakan mulai menyiapkan pelonggaran untuk meringankan dampak ekonomi dan memperkecil angka pengangguran. Di sisi lain, karena ada tekanan dari masyarakat lewat unjuk rasa beberapa waktu lalu.

Kekhawatiran serupa dinyatakan mantan Direktur Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Thomas R Frieden. Ia mengatakan, Amerika seperti akan bunuh diri jika tetap nekat melonggarkan lockdown.

Baca juga : Gugus Tugas Covid-19: Data Terbuka Bukan Berarti Langsung Sempurna

“Seperti bunuh diri. Apa yang terjadi, pelonggaran lockdown dilakukan tanpa pertimbangan ilmu pengetahuan. Pelonggaran dilakukan berdasarkan politik, ideologi, dan tekanan publik,” ujar Frieden.

Kemarin petang, dilansir world- meter.info, tidak ada kasus baru dan kematian di AS. Kasus positif 1.408.636. Meninggal 83.425. Yang sembuh 296.746. [PYB]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.