Peringatan Dari Erupsi Merapi

DR Ki Rohmad Hadiwijoyo
Dalang Wayang Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Manusia sebagai khalifah di muka bumi berkewajiban untuk menjaga keseimbangan alam. Semesta yang bergolak merupakan respons dari perilaku manusia. Di sisi lain, perilaku manusia yang melampaui batas kewajaran akan dilibas oleh alam. Karena Tuhan sendiri tidak menyukai manusia yang sombong, sewenang-wenang, dan melampaui batas.

“Apakah Merapi sedang memberi sinyal kepada para elite untuk kembali pada kepatutan, Mo,” celetuk Petruk, sok tahu. Romo Semar diam tidak mau komentar banyak. Rupanya Romo Semar sedang menyimak acara pelantikan Xi Jinping sebagai Presiden China untuk ketiga kalinya. Jabatan presiden tiga periode belum pernah terjadi sebelumnya. Dalam pidatonya, Xi Jinping mengatakan bahwa China harus mandiri dalam segala bidang. Fokus utama China bukan lagi ekspansi ekonomi. Melainkan bagaimana menghentikan pengaruh dominasi Amerika terhadap China.

Baca juga : Mentan Dorong Kopi Indonesia Merambah Seluruh Dunia

Seperti biasa, kopi pahit dan ubi rebus selalu setia menemani sarapan pagi Romo Semar. Semar kurang selera untuk merahapi sarapan paginya. Romo Semar sedang galau dengan banjir bandang yang melanda beberapa wilayah Nusantara. Kepulan asap rokok klobot dibiarkan membawa ingatan Semar ke zaman gonjang-ganjing di khayangan Jonggring Saloko, ketika Bethara Guru sewenang-wenang ingin menyingkirkan rival politiknya.

Kocap kacarito, Kawah Candradimuka bergolak dan menyemburkan awan panas. Akibatnya terjadi goro-goro dan kepanikan di Arcapada. Manusia lari tunggang langgang untuk menyelamatkan diri dari semburan awan panas.

Baca juga : Cabut Perlindungan Bharada E, LPSK Disentil Yasonna

Peristiwa goro-goro di Khayangan dipicu oleh nafsu Bethara Guru yang ingin terus berkuasa di Arcapada. Padahal sudah ditetapkan oleh Shang Hayang Wenang kalau pamong arcapada sudah dipercayakan kepada Ismaya dan Antaga. Rupanya Bethara Guru tidak suka Ismaya atau Semar sebagai pamong di Arcapada. Keberhasilan Ismaya sebagai pamong menimbulkan kecemburuan bagi Bathara Guru. Sehingga muncul niat jahat Bethara Guru untuk menyingkirkan Ismaya.

Shang Hyang Wenang memiliki tiga anak. Anak tertua bernama Antaga yang menjadi pamong raja-raja raksasa. Anak kedua adalah Ismaya atau Semar Badranaya. Ismaya sebagai pamong satria tama atau satria luhur. Sedangkan yang terakhir adalah Manik Maya atau Bethara Guru menjadi rajanya para dewa. Walaupun sudah ditentukan kekuasaan dan wewenangnya, Bethara Guru ingin cawe-cawe atas kekuasaan yang dipegang oleh kedua saudaranya.

Baca juga : Jawa Tengah Turunkan Tim Tanggap Bencana Erupsi Merapi

Konflik antara Bethara Guru dan Ismaya terdengar oleh Shang Hyang Wenang. Maka ketika Ismaya datang untuk meminta keadilan, Shang Hyang Wenang tidak kaget. Shang Hyang Wenang justru memberikan ajaran yang terangkum dalam wahyu Tejamaya. Dengan ajaran Tejamaya, Ismaya dapat membimbing para satria untuk selalu berbuat kebaikan.

“Nafsu Bethara Guru untuk terus berkuasa telah melampaui batas kepatutan, Mo,” celetuk Petruk membuyarkan lamunan Romo Semar. “Betul, Tole. Yang namanya kekuasaan merupakan godaan paling berat bagi manusia,” jawab Romo Semar, pendek. “Biasanya orang yang tidak mampu mengendalikan hawa nafsunya, telah dibutakan hati dan identitas keimanannya. Sehingga perilakunya menyimpang dan jauh dari kepatutan sebagai manusia yang beradab,” jawab Romo Semar sambil ngloyor. Oye

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.