Dark/Light Mode

Sikap Orangtua Dampingi Anak Saat Berobat, Sebaiknya Bagaimana?

Jumat, 8 Desember 2023 17:51 WIB
Orangtua memiliki peran yang cukup besar dalam mendampingi proses pengobatan si kecil. (Foto: Ilustrasi Istimewa)
Orangtua memiliki peran yang cukup besar dalam mendampingi proses pengobatan si kecil. (Foto: Ilustrasi Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Hal yang sangat menyedihkan bagi orangtua melihat buah hatinya jatuh sakit dan harus menjalani pengobatan khusus dari pelayanan kesehatan.

Menjalani proses pengobatan dimulai dari asesmen, diagnosa hingga pelaksanaan intervensi/tindakan mungkin dapat menjadi pengalaman yang kurang menyenangkan, yang dapat menimbulkan reaksi tertentu bagi orangtua yang mendampingi.

Dari keadaan itu, tentunya orangtua akan melakukan kerjasama dengan penyedia layanan kesehatan saat menjalani perawatan untuk anak di klinik atau di rumah sakit.

Psikolog Klinis Eka Hospital Cibubur Siti Sa’diah Syam, Msi mengatakan, sebagai orangtua, kita pasti menginginkan yang terbaik untuk buah hati.

Baca juga : Dapat Dukungan Kiai Dan Santri Mataraman, Mahfud Pesan Jaga Kerukunan

Oleh sebab itu tidak heran jika ada muncul rasa khawatir saat mendampingi anak menjalani proses pengobatan.

"Rasa kekhawatiran yang dirasakan orangtua dapat dari banyak faktor, seperti salah satunya tidak tega/kasihan melihat si kecil merasakan sakit dalam proses pengobatannya," ujar Siti Sa'diah dalam keterangannya, Jumat (8/12/2023).

Menurutnya, rasa khawatir dan cemas dapat timbul kapan saja, dan dapat dirasakan oleh setiap orang.

Bagaimana pandangan sikap tersebut? Mengingat beberapa jenis penyakit memang membutuhkan metode pengobatan yang bisa menimbulkan rasa tak nyaman pada si kecil.

Kecemasan Pada Orangtua, Wajar atau Tidak?
 

Baca juga : Amran Dampingi Presiden Tanam Pohon Bersama Sebagai Menteri LHK Ad-Interim

Siti Sa'diah menjelaskan, kecemasan orangtua pada saat proses pengobatan anak adalah hal yang biasa terjadi dalam dunia kesehatan.
Tidak sedikit melihat orangtua yang tidak tega melihat si kecil merasakan nyeri sehingga tak jarang juga jika rasa tersebut bisa meluas menjadi rasa murung, panik, atau bahkan marah yang akhirnya dapat berpengaruh pada proses pengobatan secara keseluruhan.

Menurut sebuah jurnal dari National Institutes of Health, salah satu faktor terbesar yang dapat berpengaruh pada rasa kecemasan tersebut yaitu faktor stressor yang bisa diterima dari banyak hal.

Seperti ikatan rasa sayang yang kuat antara orangtua dan anak hingga kondisi dan suasana rumah sakit yang bisa terkesan menakutkan bagi beberapa orang.

Siti Sa'diah menjelaskan, rasa cemas memang merupakan perasaan yang wajar untuk dirasakan oleh setiap orang, akan tetapi rasa khawatir yang berliebih ini akan mempengaruhi proses pengobatan si kecil.

Baca juga : Hadir Langsung Di Istana, Luhut Menangis Haru Saat Menantunya Dilantik Jadi KSAD

Seperti contoh, orangtua yang mengalami rasa panik pada proses pengobatan si kecil, sehingga menghambat proses pengobatan.

Hal ini, menurutnya dapat menyebabkan si kecil bisa terlambat untuk mendapatkan penanganan, yang akhirnya berdampak ke kesehatan si kecil di kemudian hari.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.