Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Sembako Meroket, Gaji Naik Secuil
Penumpang Keberatan Tarif KRL Naik Rp 2.000
Jumat, 14 Januari 2022 06:41 WIB
Sebelumnya
Arif menjelaskan, pada tahun 2013 tarif Rp 3.000 dimanfaatkan untuk 3 stasiun pertama. Setelah itu setiap 10 km naik Rp 1.000. Sementara pada 2016 tarif Rp 3.000 berlaku sampai 25 km pertama.
“Baru setelahnya per 10 km naik Rp 1.000. Nah ini tidak berubah hingga saat ini,” ucapnya.
Alasan kenaikan tarif ini, lanjutnya, juga dipicu tingkat inflasi yang terjadi di Indonesia berpengaruh ke biaya pengoperasian KRL Jabodetabek. Kemudian, dari tahun ke tahun, anggaran peningkatan kebutuhan atau kewajiban pelayanan publik atau PSO terus meningkat.
Baca juga : KSP: Vaksin Booster Gratis Tutup Peluang Permainan Harga
Seiring itu, Upah Minimum Provinsi (UMP) tahun ini mengalami kenaikan rata-rata 1,09 persen.
“Upah Minimum Provinsi (UMP) itu kan sudah mengalami beberapa kali kenaikan. Nah ini sebenarnya yang menjadi latar belakang kenapa perlu ada penyesuaian tarif untuk KRL Jabodetabek ini,” bebernya.
Ketua YLKI Tulus Abadi tidak mempermasalahkan rencana kenaikan tarif KRL Jabodetabek. Apalagi, kenaikan tarif sudah memperhitungkan ATP dan WTP masyarakat.
Baca juga : Ganjar Tak Keberatan
“Berdasarkan pertimbangan ATP, WTP, tingkat kepuasan pengguna, dan berbagai kelebihan pada moda transportasi commuter, maka PT KAI memiliki ruang untuk menaikkan tarif dasar kereta commuter sebesar Rp 2.000,” kata Tulus.
Tulus mengungkapkan, pihaknya sudah mendapatkan hasil survei pengguna kereta.
“Jumlah pengguna dengan jarak tempuh di bawah 25 km mencapai 84 persen dari total responden,” ucapnya.
Baca juga : Sambangi Pronojiwo, Khofifah Pastikan Kebutuhan Pengungsi Semeru Tercukupi
Meski begitu, Tulus mengakui kenaikan tarif bisa saja berakibat pada penurunan jumlah penumpang sebesar 3 persen. Namun, penurunan tersebut tidak otomatis membuat masyarakat beralih ke moda transportasi lain. [DRS]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya