Dark/Light Mode

Sukidi: Kebinekaan adalah Rahmat Tuhan

Jumat, 1 Juli 2022 16:36 WIB
Pemikir Kebinekaan, Sukidi, dalam Lecture Series 3 yang diselenggarakan Pusat Studi Kebangsaan Indonesia, Universitas Prasetiya Mulya, Selasa (28/6/2022).
Pemikir Kebinekaan, Sukidi, dalam Lecture Series 3 yang diselenggarakan Pusat Studi Kebangsaan Indonesia, Universitas Prasetiya Mulya, Selasa (28/6/2022).

RM.id  Rakyat Merdeka - Keprihatinan nasional tentang polarisasi masyarakat menjelang Pemilu 2024, menuntut kita untuk menjalin dan memperkuat kembali spirit dan ikatan persatuan sesama anak bangsa. Demikian diungkapkan Pemikir Kebinekaan, Sukidi, dalam Lecture Series 3 yang diselenggarakan Pusat Studi Kebangsaan Indonesia, Universitas Prasetiya Mulya, Selasa (28/6/2022).

Doktor lulusan Universitas Harvard, Amerika Serikat ini, menekankan pentingnya ikatan persatuan, karena itu terbukti mampu membuat bangsa Indonesia bertahan dan tumbuh kuat sebagai bangsa yang bersatu. “Inilah warisan dan pesan penting dari para pendiri bangsa yang perlu kita tegakkan kembali saat ini,” tegasnya.

Baca juga : Ngaku Kena Kanker Demi Dapat Sumbangan

Bagi Sukidi, masyarakat perlu memahami, bahwa tegaknya Indonesia sebagai bangsa yang bersatu tanpa tercerai berai, karena didirikan oleh para pendiri bangsa yang memiliki spirit persatuan dan kesadaran kebinekaan yang berakar kuat pada sejarah Republik. Spirit inilah yang terbukti ampuh mempersatukan masyarakat di tengah kebinekaan Indonesia.

Sayangnya, “kebinekaan,” kata Sukidi “saat ini seringkali dimaknai sebagai sumber ketegangan, konflik, dan permusuhan.” Padahal, keragaman agama, ras, dan suku seharusnya menjadi kekayaan dan modal sosial untuk memajukan bangsa, bukan justru menjadi alasan untuk mencaci maki dan menghardik satu sama lain.

Baca juga : Subsidi Tepat Sasaran Atasi Gejolak Harga Minyak Tinggi

Menurut kader Muhammadiyah itu, kebinekaan harus dipandang sebagai rahmat Tuhan yang harus dirawat dan disyukuri bersama. “Ini solusi yang saya tawarkan,” katanya. Sebab, jika kebinekaan tidak dijaga dengan baik, dapat menjelma sebagai kutukan yang melahirkan kerusakan.

“Kebinekaan bisa menjadi kutukan kalau perbedaan agama justru akhirnya menjelma menjadi ketegangan, sumber intoleransi, dan sumber persekusi,” ujarnya.

Baca juga : Degradasi & Kepunahan Tanah Jadi Bom Waktu Krisis Pangan

Padahal seharusnya, kebinekaan, terutama perbedaan agama, bisa juga menjadi rahmat atau berkah yang menjadi sumber terciptanya harmoni, sekaligus memperkuat jalinan ikatan di antara sesama warga bangsa yang memiliki latar belakang yang berbeda-beda.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.