Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Musim Banjir, Prof. Tjandra Ingatkan Pentingnya Antisipasi Penyakit Menular

Jumat, 7 Oktober 2022 20:08 WIB
Prof. Tjandra Yoga Aditama (Foto: Dok. FKUI)
Prof. Tjandra Yoga Aditama (Foto: Dok. FKUI)

RM.id  Rakyat Merdeka - Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara Prof. Tjandra Yoga Aditama menyoroti fenomena banjir di Ibu Kota dan beberapa daerah lainnya.

Dari sudut penyakit menular, Prof. Tjandra mengingatkan, ada tujuh hal yang harus kita waspadai bersama.

Pertama, penyakit diare yang sangat erat kaitannya dengan kebersihan individu (personal hygiene).

Pada saat banjir, sumber-sumber air minum masyarakat, terutama sumber air minum dari sumur dangkal, banyak yang ikut tercemar.

Di samping itu, di saat  banjir, juga ada kemungkinan terjadi pengungsian. Fasilitas dan sarana di tempat pengungsian, umumnya terbatas. Termasuk, ketersediaan air bersih.

"Hal itu berpotensi menimbulkan penyakit diare, disertai penularan yang cepat," kata Prof. Tjandra dalam keterangannya, Jumat (7/10).

Baca juga : Kembangkan Pasar Modal, OJK Tekankan Pentingnya Perlindungan Investor

Terkait hal tersebut, Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI /Guru Besar FKUI menyarankan empat kebiasaan hidup sehat. Yakni cuci tangan dengan sabun setiap akan makan/minum serta sehabis buang hajat, membiasakan merebus air minum hingga mendidih setiap hari, menjaga kebersihan lingkungan, hindari tumpukan sampah di sekitar tempat tinggal, serta tidak lupa menghubungi segera petugas kesehatan terdekat, bila ada gejala-gejala diare.

Kedua, pada musim hujan, biasanya akan terjadi peningkatan tempat perindukan nyamuk aedes aegypti yaitu nyamuk penular penyakit demam dengue. Atau yang biasa kita kenal sebagai Demam Berdarah Dengue (DBD).

Sebab, pada musim hujan cenderung banyak sampah. Misalnya kaleng bekas, ban bekas serta tempat-tempat tertentu yang terisi air. Hingga terjadi genangan untuk beberapa waktu, yang akhirnya menjadi tempat berkembangbiaknya nyamuk sebagai penular penyakit.

"Jangan lupa gerakan 3M yaitu mengubur kaleng-kaleng bekas, menguras tempat penampungan air secara teratur, dan menutup tempat penyimpanan air dengan rapat," papar Prof. Tjandra.

Ketiga, penyakit leptospirosis, yang disebabkan oleh bakteri Leptospira, dan ditularkan melalui kotoran dan air kencing tikus.

Pada musim hujan, terutama saat terjadi banjir, maka tikus-tikus yang tinggal di liang-liang tanah akan ikut keluar menyelamatkan diri.

Tikus tersebut akan berkeliaran di sekitar manusia. Kotoran dan air kencingnya akan bercampur dengan air banjir tersebut.

Baca juga : Wapres Tekankan Pentingnya Inovasi Pertanian

Seseorang yang mempunyai luka, kemudian bermain/terendam air banjir yang sudah tercampur dengan kotoran/kencing tikus yang mengandung bakteri lepstopira, maka orang tersebut dapat terinfeksi dan akan menjadi jatuh sakit.

Karena itu, Prof. Tjandra mengingatkan pentingnya empat langkah antisipasi sebagai berikut:

1. Menekan dan menghindari adanya tikus yang berkeliaran di sekitar kita, dengan selalu menjaga kebersihan.

2. Menghindari bermain air saat terjadi banjir, terutama jika mempunyai luka.

3. Menggunakan pelindung misalnya sepatu, bila terpaksa harus ke daerah banjir.

4. Segera berobat ke sarana kesehatan, bila merasakan sakit dengan gejala panas tiba-tiba, sakit kepala dan menggigil.

Baca juga : Kapten Madura United: Petik Hikmahnya, Agar Tak Terulang Lagi

Kesempatan, Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) di musim hujan.

Kelima, peningkatan penyakit kulit, baik berupa infeksi, alergi atau bentuk lain. Kalau musim banjir, maka masalah utamanya adalah kebersihan yang tidak terjaga baik.

Keenam, penyakit cerna lain, misalnya demam tifoid dan sebagainya.

"Selain keenam penyakit menular tersebut, perlu juga diantisipasi perburukan penyakit kronik yang mungkin memang sudah diderita. Karena adanya penurunan daya tahan tubuh akibat musim hujan berkepanjangan," tutur Prof. Tjandra, yang juga pernah menjadi Dirjen Pengendalian Penyakit serta Mantan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes). ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.