Dark/Light Mode

Tak Ada Hambatan, Ganjar-Airlangga Diterima Pemilih Muslim

Jumat, 21 Oktober 2022 09:20 WIB
Ganjar Pranowo (kiri) bersama Airlangga Hartarto/Ist
Ganjar Pranowo (kiri) bersama Airlangga Hartarto/Ist

RM.id  Rakyat Merdeka - Pakar komunikasi publik dan pemasaran politik dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Nyarwi Ahmad mengatakan, menguatnya wacana pengusungan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Ketum Golkar Airlangga Hartarto oleh Koalisi Indonesia Bersatu (KIB), tidak lantas dinilai sebagai pasangan yang hanya mempresentasikan kelompok nasionalis.

"Menurut saya, figur seperti Pak Ganjar, Pak Airlangga, kalau dilihat keduanya dari representasi partai yang identitas ideologinya kental nasionalis, tidak bisa dengan kategori itu saja," kata Nyarwi di Jakarta, Kamis (20/10).

Hal itu didasarkan pada fakta bahwa hampir semua partai bernuansa nasionalis juga memiliki arah mengakomodasi kelompok Islam dengan membentuk organisasi sayap.

"Partai-partai pasca reformasi, bahkan partai nasionalis, sejak Orde Baru berusaha merepresentasikan komunitas Islam, sehingga hampir di setiap partai punya sayap Islam. Cuma sering kali ini tidak dipandang sebagai bentuk representasi umat Islam," ujarnya.

Baca juga : Duet Ganjar-Airlangga Penuhi Aspirasi KIB

Direktur Eksekutif Indonesian Presidential Studies (IPS) itu juga mengatakan, ketidakadaan ketentuan bahwa capres-cawapres harus merepresentasikan kelompok tertentu. 

Sebenarnya, tidak ada ketentuan capres cawapres harus merepresentasikan kelompok, kategori partai nasionalis dan Islam. Tapi ada semacam konsensus nasional bahwa profil figur rata-rata tidak hanya kategori nasionalis.

“Karena mayoritas pemilih Muslim biasanya kan ada kepantasan sosok yang mewakili Islam. Itu dianggap penting," jelasnya.

Oleh sebab itu, wacana pemasangan Ganjar Pranowo dan Airlangga Hartarto, menurutnya, tidak mempunyai hambatan berat.

Baca juga : Kyai Muda Jabar Sebut Ganjar Pemimpin Jujur Dan Moderat

Menurut Nyarwi, belum ada riset kredibel yang menunjukkan resistensi atau penolakan dari pemilih Islam terhadap kedua sosok tersebut.

Meski demikian, pencalonan Ganjar-Airlangga akan menghadapi masalah ketika muncul isu dalam kampanye yang mengarah pada polaritas berbasis agama. Pemilih Muslim menginginkan capres cawapres yang lebih Islami, tidak sekedar Islam.

Artinya, peluang Ganjar maupun Airlangga diterima di kalangan Muslim masih sangat besar. Kecuali nanti dalam masa kampanye, misalnya muncul isu-isu yang mengarah kepada polarisasi karena tuntutan figur capres cawapres yang makin Islami.

“Ini balik lagi ke siapa yang menjadi kompetitor," pungkasnya.

Baca juga : Menteri Basuki Persembahkan Wajah Baru Taman Mini

Peluang PDIP-KIB

Direktur Eksekutif Algoritma Aditya Perdana mengatakan, langkah Ganjar siap maju pada Pilpres 2024, membawa peluang koalisi antara PDIP dan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).

“Kondisinya, dalam beberapa hal menunjukkan dia tidak ingin maju sendiri sebagai capres, meski PDIP punya hak dan kesempatan. Perspektif, yang ingin dibangun PDIP bagaimana merangkul teman-teman partai lain,” kata Aditya, Kamis (20/10). 

Kedekatan antara PDIP dan KIB, sudah terjalin pada dua periode pemerintahan Presiden Jokowi.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.