Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Merawat Kebhinnekaan dan Toleransi Wujud Syukur Kepada Allah SWT

Jumat, 23 Desember 2022 16:06 WIB
Ketua Umum Pengurus Besar Mathlaul Anwar (PB MA), KH Embay Mulya Syarief (Foto: Istimewa)
Ketua Umum Pengurus Besar Mathlaul Anwar (PB MA), KH Embay Mulya Syarief (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Perayaan Hari Natal secara teologis memang menjadi domain komunitas umat Nasrani. Namun, momentum ini sejatinya juga harus membangkitkan kesadaran masyarakat untuk lebih bersikap toleran terhadap perbedaan agama.

Ketua Umum Pengurus Besar Mathla’ul Anwar (PB MA), KH Embay Mulya Syarief menyebut, takdir yang diberikan Allah SWT dalam bentuk perbedaan sejatinya merupakan rahmat bagi bangsa Indonesia. Dengan kebhinekaan yang ada, wajib hukumnya perbedaan itu dilindungi dan dijaga oleh segenap umat Muslim.

Baca juga : Gerakan Ketahanan Pangan, Ratusan Petani Tebu Di Madiun Dukung Ganjar Presiden 2024

“Bangsa ini ditakdirkan oleh Allah SWT menjadi bangsa yang majemuk. Itu merupakan takdir. Artinya, kalau kita tidak saling toleran, tidak merasa saling memiliki, kan sama dengan kita tidak bersyukur kepada nikmat Allah SWT,” ujar Kiai Embay, seperti keterangan yang diterima redaksi, Jumat (23/12).

Dia melanjutkan, gesekan yang masih sering terjadi di tengah masyarakat yang terkait dengan latar belakang primordial, sudah sepatutnya diatasi dengan sikap saling terbuka dalam berkomunikasi. Juga menghindari suara-suara yang berusaha memprovokasi kedamaian umat beragama.

Baca juga : Pengamat: Pelabuhan KCN Berperan Penting Wujudkan RI Jadi Poros Maritim Dunia

“Di dalam agama, juga di sekolah, kita sudah diajarkan uuntuk tidak mengganggu upacara maupun peribadahan keagamaan yang lain. Di dalam perang, Nabi juga melarang mengganggu tempat ibadah orang lain, apa pun agamanya. Tapi, umat agama lain juga jangan memprovokasi, lakukan komunikasi yang baik,” jelas anggota Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Banten ini.

Ia menambahkan, Nabi Muhammad SAW telah melarang sepuluh hal. Yaitu mengganggu tempat ibadah apapun agamanya, menggangu pendeta apa pun agamanya, membunuh orang tua, membunuh wanita, membunuh anak-anak, merusak bangunan, merusak tanaman kecuali untuk dimakan, membunuh binatang kecuali untuk dimakan. memutilasi jenazah, dan merusak sumber air.

Baca juga : Urai Kemacetan Pantura, Tol Semarang-Demak Seksi II Siap Dibuka

Kiai Embay sangat menyayangkan jika masih ada oknum yang memprovokasi maupun melakukan tindakan yang mengganggu hak beragama umat lain. Menurutnya oknum seperti itu pemahaman agamanya cenderung masih sangat terbatas. ”Jika masih ada kasus persekusi, dan sebagianya berarti pemahaman agamanya masih belum luaslah begitu,” ucapnya.

Ia juga menjelaskan, Islam mengajarkan umatnya untuk saling menjaga dan membangun hubungan baik dengan umat beragama lain dalam konteks kemanusiaan. ”Dalam masalah-masalah kemanusiaan, kita boleh bersama-sama. Misalnya bencana alam, kesehatan, ekonomi, dan kebersihan. Tapi masalah ibadah, ya masing-masing. Dalam masalah sosial, kita tidak boleh acuh walaupun berbeda,” ujarnya.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.