Ogah Stok Lama, Mantan Bomber Timnas Dukung Erick Jadi Ketum PSSI

RM.id  Rakyat Merdeka - Bursa Calon Ketua Umum (Ketum) PSSI tengah menjadi perhatian publik. Pendaftaran dua kandidat mendapat reaksi yang berbeda di mata publik, terutama di jagat media sosial.

Netizen memandang skeptis, saat La Nyalla Mahmud Mattalitti kembali mengajukan diri menjadi Ketum PSSI, Jumat (13/1).

Pecinta bola Tanah Air, rupanya masih trauma pada pembekuan kompetisi yang pernah terjadi, saat PSSI dipimpin La Nyalla.

Hal ini antara lain diungkap mantan bomber tim nasional sekaligus PSMS Medan, Saktiawan Sinaga.

Dia lebih memilih figur anyar, yang diyakini membawa harapan baru. Ketimbang orang-orang lama, yang terbukti tidak membawa sepak bola Indonesia pada kejayaan.

Baca juga : Santri Dukung Ganjar Penuhi Kebutuhan Santriwati

"Jangan Mattalitti lagi lah. Kalau bisa, orang baru," ujar Saktiawan kepada media, Minggu (15/1).

Reaksi berbeda terjadi, saat Erick Thohir datang mengembalikan berkas pendaftaran, Minggu (15/1).

Erick yang diusung lebih dari 50 voters datang bersama Kaesang Pangarep, Raffi Ahmad, Atta Halilintar, dan Baim Wong.

"Iya dong. Saya mendukung Pak Erick, untuk menjadi orabg nomor satu di PSSI," ucap Saktiawan.

Kembali majunya La Nyalla, yang saat ini menjabat sebagai Ketua DPD RI, memang menuai banyak reaksi negatif.

Baca juga : Benny Tomasoa Dukung La Nyalla Jadi Ketum PSSI

Protes keras antara lain dilakukan oleh kalangan milenial, melalui akun bernama Agus Sukrisno, yang membuat surat terbuka kepada La Nyalla Mattalitti.

Agus meminta La Nyalla sadar diri akan kemampuannya mengelola sepak bola Tanah Air.

Apalagi, dari pengalamannya menduduki kursi Ketum PSSI, La Nyalla tak punya prestasi apa-apa. Hasilnya nol besar.

"Sudahlah Pak Tua, Kami Ingin PSSI Baru," bunyi judul surat terbuka yang ditulis Agus Sukrisno di Kompasiana. 

Agus mengaku tak habis pikir, bahkan geli dengan alasan klasik La Nyalla ingin kembali menjadi Ketum PSSI.

Baca juga : La Nyalla Kembali Nyalon Jadi Ketua Umum PSSI

Menurutnya, sepak bola Indonesia memerlukan orang-orang yang profesional dalam mengelola organisasi. Serta mempunyai pemikiran modern terhadap perkembangan sepak bola.

"Kami tak selugu yang mungkin bapak kira. Kami cukup mampu untuk menertawakan, jika Bapak mengaku ingin melunasi utang Bapak terhadap sepak bola Indonesia," tulis Agus. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.