Dark/Light Mode

Awan Panas Guguran Masih Berlanjut, Masyarakat Diminta Tidak Beraktivitas di Sekitar Merapi

Minggu, 12 Maret 2023 23:06 WIB
Tabel aktivitas Gunung Merapi. (Foto: Istimewa)
Tabel aktivitas Gunung Merapi. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Agus Budi Santoso meminta masyarakat untuk tetap tidak melakukan aktivitas apapun di wilayah Kawasan Rawan Bencana (KRB) Gunung Merapi. Aktivitas vulkanik Gunung Merapi saat ini masih fluktuatif dan tercatat hingga 12 Maret 2023 pukul 15.30 WIB, terjadi 54 kejadian awan panas.

"Saat ini aktivitas vulkanik masih fluktuatif, guguran masih terjadi dan beberapa kejadian terdengar dari pos pengamatan Gunung Merapi Babadan. Hingga tanggal 12 Maret 2023 pukul 15.30 WIB, tercatat 54 kejadian awan panas di Gunung Merapi," ujar Agus, seperti keterangan Biro Komunikasi Kementerian ESDM, Minggu (12/3).

Agus menjelaskan, hujan abu dilaporkan melanda sejumlah daerah di Kabupaten Magelang, Boyolali, Temanggung, Wonosobo dan Banjarnegara. "Hujan abu yang terjadi dua hari ini cenderung mengarah ke arah Barat Laut karena memang anginnya mengarah kesana dan yang terjauh dilaporkan hujan abu tipis di Banjarnegara sekitar 96 Km," terangnya.

Baca juga : Resmikan Rumah Sakit Mayapada, Jokowi: Masyarakat Tak Perlu Berobat ke Luar Negeri

Meski masih mengeluarkan erupsi, namun status Gunung Merapi masih tetap "Siaga". Karena itu, rekomendasi bahaya masih relevan dengan dengan kejadian erupsi saat ini.

"Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas di sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Bebeng, Krasak sejauh maksimal 7 km. Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak," ujar Agus.

Agus menjelaskan, suplai magma baik dari dalam maupun dangkal masih berlangsung dan hal ini dapat memicu terjadinya awan panas di dalam potensi daerah bahaya. Awan panas dan guguran dapat terjadi sewaktu-waktu.

Baca juga : Meski Banyak Dirundung Masalah, Pakar Digital: Citra Polri Semakin Membaik

"Saat ini masih terjadi hujan dan endapan awan panas yang baru maupun yang lama masih ada ditambah lagi dengan hujan abu yang terjadi beberapa hari ini maka ini menjadikan potensi terjadinya lahar di hulu hulu sungai di sekitar merapi. Hujan juga menimbulkan ketidakstabilan kubah lava karena kami menghimbau kepada masyarakat untuk menghindari beraktivitas di daerah potensi bahaya itu terutama di alur-alur sungai dalam wilayah KRB ketika turun hujan di puncak Merapi," jelas Agus.

Selain kepada masyarakat sekitar, aparat desa diimbau untuk melakukan penguatan kapasitas guna menghadapi bencana baik di masa kini maupun mendatang.

"Dusun-dusun di KRB III termasuk di sektor barat-barat laut dihimbau melakukan upaya penguatan kapasitas menghadapi bencana Gunung Merapi melalui persiapan sarana-prasarana, pelatihan simulasi-simulasi dalam rangka menghadapi bencana Merapi saat ini atau di masa mendatang karena suplai magma masih berlangsung," pungkas Agus.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.