Dark/Light Mode

Turunkan Stunting, Pemkab Lombok Tengah Beri Pendampingan ke Calon Pengantin

Selasa, 5 Desember 2023 09:01 WIB
Sosialisasi Pencegahan Stunting melalui Peningkatan Gizi dan Kesehatan Calon Pengantin dan Pasangan Usia Subur, di Kabupaten Lombok Tengah, NTB, Senin (4/12). (Foto: Istimewa)
Sosialisasi Pencegahan Stunting melalui Peningkatan Gizi dan Kesehatan Calon Pengantin dan Pasangan Usia Subur, di Kabupaten Lombok Tengah, NTB, Senin (4/12). (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah terus berupaya menurunkan angka prevalensi stunting melalui upaya pencegahan dengan sasaran calon pengantin dan pasangan usia subur (PUS). Upaya itu digencarkan karena saat ini Lombok Tengah merupakan daerah dengan prevalensi stunting tertinggi di Nusa Tenggara Barat (NTB).

Hal tersebut disampaikan Bupati Kabupaten Lombok Tengah Lalu Fathul Bahri dalam Sosialisasi Pencegahan Stunting melalui Peningkatan Gizi dan Kesehatan Calon Pengantin dan Pasangan Usia Subur, di Kabupaten Lombok Tengah, Senin (4/12). Lalu mengatakan, seluruh sektor harus bergerak untuk menurunkan angka stunting.

“Sosialisasi harus lebih banyak, menuju ke pondok-pondok pesantren untuk diberikan edukasi, lalu sekolah-sekolah lain. Karena pencegahan jauh lebih penting untuk dilakukan demi generasi-generasi yang akan datang,” kata Lalu, dalam keterangan yang diterima redaksi, Selasa (5/12).

Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, angka prevalensi stunting di NTB mencapai 32,7 persen. Angka ini menunjukkan kenaikan sebesar 1,3 persen dari angka stunting di NTB pada tahun 2021.

Baca juga : Relawan Srikandi Ganjar Beri Pelatihan Menganyam Untuk Mak-Mak Di Kalteng

Lombok Tengah menjadi kabupaten dengan angka prevalensi stunting tertinggi yakni sebesar 37 persen. Angka ini bersumber dari data SSGI tahun 2022. Sedangkan berdasarkan data e-PPGBM per Agustus 2022, prevalensi stunting di Lombok Tengah berada pada angka 13,34 persen dengan entrian sebesar 97,4 persen.

Lalu menyebut, pihaknya telah menyiapkan SMA Taruna Nusantara untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Kabupaten Lombok Tengah. “Kami telah menyiapkan 35 hektar tanah untuk SMA Taruna Nusantara dan progresnya sudah mencapai 80 persen,” tambahnya.

Ia berharap, angka prevalensi stunting yang telah mencapai 13,34 persen berdasarkan data e-PPGBM di Kabupaten Lombok Tengah terus mengalami penurunan. Selain itu, Lalu juga mengimbau agar Survei Kesehatan Indonesia (SKI) harus dikawal. Sebab, SKI berbicara data dan data yang dirilis harus rill dan jelas.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (P3AP2KB) Kabupaten Lombok Tengah Baiq Sri Hastuti Handayani mengatakan, dalam rangka menyikapi angka prevalensi stunting yang masih tinggi berdasarkan data SSGI, diperlukan upaya dan gerak iring bersama dari multisektor baik dari tingkat kabupaten sampai ke desa/kelurahan untuk bersama mengintegrasikan program percepatan penurunan stunting. Salah satunya adalah optimalisasi pencegahan dari hulu atau penyiapan keluarga bebas stunting bagi calon pengantin.

Baca juga : Berdayakan Masyarakat Kota Bontang, Ganjar Milenial Gelar Pelatihan Menjahit

Calon pengantin dijadikan sebagai sasaran intervensi sensitif dan spesifik sesuai dengan amanat Perpres Nomor 72 Tahun 2021 dan Peraturan Kepala BKKBN Nomor 12 Tahun 2021. Calon pengantin harus melakukan pemeriksaan kesehatan dan mendapatkan pendampingan kesehatan reproduksi dan edukasi gizi sejak 3 bulan sebelum menikah.

Sri Hastuti mengatakan, berdasarkan laporan pendampingan oleh Tim Pendamping Keluarga (TPK) melalui aplikasi Elsimil dari Januari-Oktober 2023, persentase jumlah calon pengantin yang terdampingi mencapai 200 persen. “Namun, dalam pelaksanaannya, kami sadari bahwa masih terdapat beberapa kendala yang dihadapi seperti sulitnya mendapatkan data calon pengantin karena pendaftaran pernikahan tidak dilakukan 3 bulan sebelum menikah,” kata Sri Hastuti.

Pentingnya Elsimil

Sementara itu, Kepala Biro Umum dan Hubungan Masyarakat Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Victor Palimbong, yang hadir langsung dalam kegiatan tersebut, mengatakan bahwa pencatatan dan pelaporan data diri calon pengantin pada aplikasi Elsimil penting untuk dilakukan. “Sehingga TPK dapat melakukan pemantauan sejauh mana perkembangan intervensi yang diperlukan bagi catin baik berupa pendampingan, pelayanan kesehatan, fasilitasi rujukan atau bantuan sosial,” kata Victor.

Dia mengimbau agar pengisian data melalui Elsimil mendapat dukungan berbagai pihak. Sebab, data dari Elsimil dapat digunakan untuk berbagai pihak dalam melakukan intervensi lebih lanjut.

Baca juga : Lucky Avianto, Prajurit Pendamai Dan Profesional Dengan Segudang Prestasi

Menutup sambutannya, Victor mengucapkan terima kasih atas kerja sama yang baik dengan para penyuluh agama yang sudah intens bersama untuk melakukan pendampingan kepada calon pengantin dan mendukung agar para catin mengisi Elsimil.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.