Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Catatan Sri Mulyani, Ketua Umum Gerakan Nasional Penguatan Pancasila (GNPP)
Rawat Gen Z Sebagai Aset Bangsa
Jumat, 30 Agustus 2024 13:47 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Salah satu tantangan pemerintahan Prabowo-Gibran, yang bakal dilantik Oktober nanti, adalah memberikan harapan baru pada Gen Z. Sebagai aset bangsa, mereka butuh bantuan dan kasih sayang dari kita untuk bangkit dari kesulitan hidup.
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), pada 2023 ada 9,9 juta penduduk usia muda (15-24 tahun) tanpa kegiatan atau not in education, employment and training (NEET). Perempuan muda sebanyak 5,73 juta, sedangkan cowoknya itu 4,17 juta. Kebanyakan dari mereka adalah Gen Z yang harusnya tengah di masa produktif. Gen Z merupakan generasi yang lahir pada 1997-2012. Mereka sekarang berusia 12-27 tahun. Persentase penduduk usia 15-24 tahun yang berstatus NEET di Indonesia mencapai 22,25 persen dari total penduduk usia 15-24 tahun secara nasional.
Perlu diingat, Gen Z tumbuh di era digital, selalu pegang hape dan gadget sejak muda. Mereka kerap digambarkan anti gaptek, berjiwa wirausaha, dan peduli rekan-rekan seiring. Selain itu, Gen Z juga ditandai dengan ketangguhan, adaptabilitas, dan kesiapannya untuk menerima perubahan. Banyak dari mereka sejatinya mampu memanfaatkan keterampilan digital dan pola pikir kewirausahaan untuk menciptakan peluang sendiri melalui pekerjaan lepas atau paruh waktu.
Sayangnya, Gen Z memasuki pasar kerja selama atau sesaat setelah krisis keuangan global pada 2008. Ketika persaingan di pasar kerja semakin tinggi, pertumbuhan upah melambat, kesempatan kerja sempit. Alhasil, bersama pemerintah, kita perlu mendorong berbagai program. Di antaranya; investasi sistem pendidikan dan pelatihan, implementasi kebijakan pro lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi, perlindungan tenaga kerja, akses ke layanan dukungan, pemberdayaan kewirausahaan, serta membangun kolaborasi sektor swasta dan lembaga pendidikan.
Baca juga : Paskibraka Persiapkan Gen Z Sebagai Bonus Demografi
Dunia kini sudah berubah. Kalau kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) tidak dipersiapkan dengan baik, Indonesia akan tertinggal. Dari internet ke mobile internet, mobile bergeser ke artificial intelligence, robotics, sampai tesla hyperloop. Perubahan itu sudah direspons oleh Presiden Jokowi. Tugas kita sekarang meneruskan dan memperbaiki segala kekurangan programnya.
GNPP Untuk Gen Z
Solusi paling jitu merawat Gen Z adalah memayunginya dengan Pancasila. Ideologi bangsa kita sanggup menuntun mereka dari serbuan pengaruh negatif globalisasi. Tentu saja, perlu ada gerakan untuk menguatkan nilai nilai Pancasila yang tidak hanya sebatas slogan, hashtags, dan twibbon.
Pada 31 Agustus mendatang, Gerakan Nasional Penguatan Pancasila pada Generasi Milenial dan Gen Z (GNPPMZ) akan mendeklarasikan komitmen di atas geladak Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) dr. Radjiman Wedyodiningrat-992. Kapal milik Koarmada I TNI AL, Tanjung Priok itu 'saksi bisu' navigasi laut sekaligus momen bersejarah perjalanan ideologi bangsa.
Baca juga : OJK Canangkan Gerakan Nasional Cerdas Keuangan
GNPPMZ mengusung misi besar dalam penguatan nilai-nilai Pancasila di kaum milenial dan Gen Z. Caranya, menekankan tiga aspek penting: Pancasila sebagai titik tumpu, titik temu, dan titik tuju dalam berkebangsaan. Melalui pendekatan sosial dan kultural, gerakan ini mengoptimalkan potensi milenial dan Gen Z sebagai subjek Pembangunan Nasional yang berbasis nilai Pancasila menuju Indonesia Emas.
Deklarasi akan dihadiri 1000 peserta dari kalangan milenial dan Gen Z, komunitas, tokoh masyarakat, anggota DPR, Ketua MPR, Ketua KADIN, dan Panglima TNI. Presiden Jokowi direncanakan memberikan arahan langsung melalui telekonferensi.
Selain acara simbolis, deklarasi akan dimeriahkan talkshow Pancasila dari para ahli dan tokoh inspiratif, ship tour untuk mengenal lebih dekat armada laut Indonesia, serta demonstrasi kemampuan TNI AL yang menggugah semangat kebangsaan.
Penguatan Lembaga Pancasila
Baca juga : Gandeng Bank Mandiri, SGN Dorong Penguatan Tebu Rakyat, Penuhi Kebutuhan Petani
Penetrasi budaya asing, memberikan dampak seperti tidak terkontrolnya tata krama dalam bersikap, perbudakan cinta hingga berujung nafsu semata, hilangnya nilai-nilai kebudayaan dan pemakaian narkoba. Semua itu bukan hal langka bagi Gen Z yang terbuka pada arus globalisasi.
Selain kesadaran pribadi dan gerakan nasional, Gen Z membutuhkan dukungan pro aktif dari kelembagaan negara. Sebagai 'lembaga integrator' stakeholders Pancasila, kami menilai keberadaan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) perlu diperkuat.
Melalui kajian rekomendasi kebijakan dan program monumentalnya, BPIP bisa mendorong Pancasila sebagai acuan untuk memilih, memilah dan membatasi aktivitas generasi penerus bangsa untuk selalu selaras dengan nilai-nilai nasionalisme.
Dalam hal menumbuhkan kesadaran dan penerimaan Pancasila sebagai jati diri bangsa terhadap kaum milenial dan Gen Z, tentunya tidak bisa bergaya lama. Harus serba personal, bukan ceramah, kreatif dan ramah medsos. Ada niat, ada jalan. Kalau bukan kita, siapa lagi?
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya