Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Keren! Andini Anissa Jadi Perempuan Pertama Indonesia Peraih Gelar Kubestronaut
- Rayakan Hari Kartini, Kowani Luncurkan Gerakan 1.000 Profesi Perempuan & Gen Z
- Petugas Whoosh Tampil Anggun Dengan Kebaya Di Hari Kartini
- Liga Spanyol: Real Madrid Tempel Barca, Sevilla Tertahan
- Nottingham Forest Vs Hotspurs, Berburu Si Kuping Besar
Laka Lantas Selama Liburan Nataru Capai Ratusan Kasus
Polri Imbau Masyarakat Hati-Hati Saat Berkendara
Senin, 30 Desember 2024 07:25 WIB

RM.id Rakyat Merdeka - Kepolisian Republik Indonesia (Polri) mengimbau masyarakat berhati-hati selama berkendara, di masa liburan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024. Pasalnya, jumlah kasus kecelakaan lalu lintas (laka lantas) darat masih cukup tinggi, sudah mencapai ratusan, jelang pergantian tahun 2024.
Juru bicara Polri, Kombes Syamsu Ridwan mengungkapkan, angka laka lantas selama Nataru mencapai 286 kasus per Jumat (27/12/2024). Menurutnya, data tersebut didapat dari hasil laporan operasi lilin, yang digelar sejak 21 Desember 2024.
Lebih lanjut, Ridwan merinci jumlah korban dari kasus lala lantas selama operasi lilin. Dari ratusan kasus laka lantas yang tercatat, sebanyak 35 orang di antaranya meninggal dunia, 46 orang mengalami luka berat, dan 388 mengalami luka ringan.
Karenanya, dia mengimbau masyarakat lebih berhati-hati selama melakukan perjalanan menggunakan kendaraan. Selain itu, pera pengendara juga harus mematuhi aturan berkendara dan rambu-rambu lalu lintas yang ada.
Baca juga : Senayan Wanti-wanti, Layanan Haji Harus Tetap Maksimal
“Keselamatan tetap jadi prioritas utama kami. Sebab itu, kami terus menghimbau masyarakat untuk berhati-hati di jalan,” ujar Ridwan dalam keterangannya, dikutip Minggu (29/12/2024).
Sesuai arahan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, lanjut dia, semua pihak harus terus berkoordinasi dan menjaga, agar tidak semakin banyak kecelakaan yang terjadi. “Sebab, puncak arus balik masih akan terjadi hingga minggu depan,” imbuhnya.
Terpisah, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memastikan, pihaknya akan terus melakukan monitoring dan rampcheck terhadap armada bus pariwisata yang beroperasi di beberapa simpul transportasi dan objek wisata. Langkah itu dilakukan demi menjaga keselamatan dan kenyamanan para penumpang.
“Kegiatan monitoring dan rampcheck adalah bagian dari upaya preventif, untuk mengurangi potensi kecelakaan lalu lintas. Sebab, kasus itu dapat terjadi akibat kelalaian dalam pemeliharaan kendaraan atau pemalsuan dokumen,” ujar Direktur Angkutan Jalan, Ernita Titis Dewi.
Baca juga : Hati-hati, Pesta Kembang Api Bisa Sulut Kebakaran
Dia juga meminta pemilik armada dan pengemudi, untuk mengurus perpanjangan izin Kartu Pengawasan dan melaksanakan uji berkala kendaraan, sesuai ketentuan yang berlaku. Menurutnya, hal itu dilakukan Ditjen Hubdat untuk menciptakan keselamatan, utamanya di momen libur Nataru.
Titis juga mengimbau seluruh Perusahaan Otobus untuk memastikan administrasi dan fisik kendaraan mereka. Dia menegaskan, setiap armada yang beroperasi harus memenuhi persyaratan keselamatan yang berlaku, baik dari sisi teknis maupun administrasi.
“Kendaraan yang tidak memenuhi persyaratan teknis dan administratif, dilarang beroperasi. Mereka akan diberi penempelan stiker larangan operasional berupa stiker silang berwarna merah di kaca depan kendaraan. Jadi, masyarakat dapat mengetahui dan menghindari bus yang sudah tidak layak itu,” tuturnya.
Di media sosial X, netizen juga ramai memperbincangkan dan menceritakan pengalaman perjalalanan di momen Nataru. “Di masa libur Nataru, kenapa banyak bocil di bawah 17 tahun, yang bawa motor di jalan raya? Orang tuanya kok mengizinkan ya? Ya ampun, saat nyalip, dan bawanya masih kegok-kegok. Kalau sudah celaka baru menyesal!” tulis akun @jdjdjs2893292.
Baca juga : Manchester United Vs Newcastle United, Setan Merah Di Bawah Tekanan
“Tolong deh, pengguna kendaraan pribadi atau pengemudi bus, jangan sok-sokan pakai bahu jalan tol untuk mendahului. Bahaya. Itu bahu jalan, dilarang digunakan sembarangan. Bahu jalan hanya boleh digunakan untuk kondisi darurat, seperti kendaraan mogok, gangguan lalu lintas, atau gangguan fisik pengemudi,” tutur akun @gandunggnkdl_.
Sementara itu, akun @sriwididnty meminta pendapat netizen tentang kondisi perjalananan menuju Gunung Kidul. “Mau ke Gunung Kidul, wisata pantai. Macet nggak ya? Soalnya, pasti ketemu sama bus dan truk yang angkut batu. Kalau nanti kena macet dan tiba-tiba ada truk yang remnya blong, ngerih. Ada info,” cuitnya. [SSL]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya