Dark/Light Mode

Ini Lima Tantangan Komunikasi Perusahaan di Era Digital

Jumat, 28 Februari 2020 02:02 WIB
Acara MIX Marketing Gathering di Auditorium London School Public Relations (LSPR) Jakarta, Rabu (26/2). (Foto: Foto: Merry Apriyani/RM)
Acara MIX Marketing Gathering di Auditorium London School Public Relations (LSPR) Jakarta, Rabu (26/2). (Foto: Foto: Merry Apriyani/RM)

RM.id  Rakyat Merdeka - Era digital dianggap mampu membuat peta media di Tanah Air, kusut. Hal ini dipicu hadirnya beragam jenis di luar media yang kerap mempengaruhi strategi komunikasi perusahaan atau sebuah lembaga.

Dalam situasi seperti ini, media massa sebagai salah satu media penyebaran informasi membuat peran jurnalis menjadi sangat penting. Maka, pihak yang berkepentingan untuk menyebarkan informasi dianjurkan memahami tuntutan dan kebutuhan dari para jurnalis dalam menjalankan profesinya. Pentingnya para petinggi perusahaan memahami hal tersebut dalam memudahkan praktik jurnalistik menjadi tema utama dalam acara MIX Marketing Gathering yang diselenggarakan di Auditorium London School Public Relations (LSPR) Jakarta, Rabu (26/2).

Founder and CEO London School Public Relation Jakarta, Prita Kemal Gani, dalam membuka acara tersebut mengungkap sejumlah tantangan dan peluang bagi para praktisi komunikasi perusahaan di era digital. 

Baca juga : Dari Italia, Kasus Virus Corona Merebak di Austria Hingga Swiss

Menurut dia, ada lima tantangan sekaligus peluang tersebut. Yang pertama, konvergensi media tradisional dan digital. Lalu, membentuk komunikasi interaktif.

"Yang ketiga, saat ini informasi itu mengalir dengan cepat dan sifatnya gratis, belum lagi bergantung baik atau buruk sifat si info itu ya. Ada penanganannya, bagaimana kalau info itu hoaks, dilihat kasusnya," jelas Prita.

Point keempat, yakni informasi yang segala sesuatunya didukung oleh teknologi.  Yang kelima, lebih tentang bagiamana respons yang didapat, kecepatan dan seperti apa bentuk responsnya.

Baca juga : Virus Corona di Italia Makan Korban Jiwa Lagi

Media sosial belakangan disebut aktif dalam penyebaran informasi yang terkadang mampu menggerus peran media massa. Maka dari itu Pemimpin Redaksi Majalah MIX Lis Hendriani mengungkap jurnalis harus mampu meningkatkan kompetensinya dalam membuat berita berimbang.

"Ini untuk membedakan dengan selebgram, endorser atau key opinion leader (KOL) yang selama ini menarik korporat sebagai paid media. Sementara di sisi korporat seharusnya lebih menghargai berita yang ditulis para jurnalis yang lebih berimbang karena value-nya lebih besar (sebagai media yang diterima)," sambungnya.

Sejumlah jurnalis senior dari lima media Nasional yang mewakili lima desk pemberitaan ikut hadir berbagi pengalaman dengan tajuk "Ketika Jurnalis Ngomongin Brand". Kelima jurnalis sepakat pemilik brand atau korporat dan jurnalis sebenarnya saling membutuhkan. Bagi jurnalis, yang dibutuhkan adalah data atau pernyataan yang kompeten. [MER]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.