Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Ke Kendari

Mahfud Dikerjain Mahasiswa

Selasa, 3 Maret 2020 04:26 WIB
Mahfud MD (Grafis: Iyong/RM)
Mahfud MD (Grafis: Iyong/RM)

RM.id  Rakyat Merdeka - Menko Polhukam, Mahfud MD, mendapat pengalaman kurang mengenakan saat berkunjung ke Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), kemarin. Mobil iring-iringannya sempat diadang sekelompok mahasiswa yang menggelar aksi unjuk rasa.

Mahfud berkunjung ke Kendari untuk menghadiri tiga acara. Yaitu menghadiri Kongres ke-32 PB HMI, memberikan kuliah umum di Universitas Halu Oleo (UHO), dan menghadiri rapat koordinasi dan sinkronisasi wawasan kebangsaan dengan Pemprov Sultra. 

Rombongan Mahfud diadang mahasiswa saat selesai menghadiri rapat dengan Pemprov Sultra, di Hotel Claro, Kendari. Ketika akan bertolak ke bandara, iring-iringan mobil Mahfud diadang sekelompok orang dari Forum Mahasiswa Sultra Bersatu (Firmasub), Kendari. Jumlahnya memang tidak banyak. Hanya puluhan. Namun, pengadangan ini sempat membuat rombongan Mahfud tertahan. 

Awalnya, para mahasiswa ini menggelar aksi unjuk rasa di depan Hotel Claro. Sekitar pukul 10.30, saat Mahfud keluar menuju bandara, puluhan mahasiswa langsung membentuk barisan di sepanjang pintu keluar hotel dan memberikan kartu merah ke Mahfud.

Baca juga : Pertamina Buka Kesempatan Wirausaha untuk Mahasiswa Riau

Para mahasiswa itu menuntut Mahfud melakukan investigasi dan monitoring terhadap kasus-kasus pelanggaran hak asasi manusia (HAM) yang ada di Sultra. Termasuk kasus tewasnya Randi dan Muhammad Yusuf Kardawi pada aksi Reformasi Dikorupsi, 26 September 2019.

La Enol, koordinator lapangan Firmasub, memprotes tak adanya tersangka dugaan pelanggaran HAM atas tewasnya Randi dan Yusuf. "Kami mau pertanyakan bagaimana kasus Randi-Yusuf. Untuk Yusuf hingga saat ini belum ada yang ditetapkan sebagai tersangka," teriaknya. Dia menuding, pemerintah tak mempedulikan dugaan pelanggaran HAM terhadap Randi dan Yusuf. 

Namun, aksi mereka sia-sia. Polisi yang berjaga langsung menghalau para mahasiswa ini. Sempat terjadi dorong-dorongan. Karena kalah jumlah, mahasiswa itu mundur. Mahfud pun berhasil melanjutkan perjalanan ke bandara. "Tidak bisa ketemu (Mahfud). Pengamanannya ketat sekali," ucap La Enol.

Aksi ini pun jadi perbincangan warganet. Mereka mendukung para mahasiswa. Mereka setuju, kasus pelanggaran HAM yang menewaskan mahasiswa harus diusut tuntas. 

Baca juga : BNI Syariah Relokasi Cabang Veteran Makassar

Akun @Muhamadsuala219 menyebut, beberapa kasus HAM memang terjadi di Kendari. Ia pun menuding, Mahfud tidak berniat menuntaskan kasus penembakan mahasiswa UHO. "Kasus HAM yang beberapa kali terjadi di kendari, terkhusus kasus penembakan mahasiswa pada saat aksi 26 September 2019 lalu. Hal tersebut menambah kejelasan ketidakberpihakan terhadap penanganan pelanggaran HAM," katanya.

Akun @Muhamadsuala219 kecewa lantaran Mahfud tidak mau menemui mahasiswa. Kata dia, mestinya, dengan pengawalan yang ketat, Mahfud tidak perlu takut. "Ada sekolompok mahasiswa yang ingin bertemu di luar ruangan bersama @mohmahfudmd, tetapi tidak ditemui. Padahal mereka hanya ingin bertanya dan meminta komitmen nya terkait penanganan," lanjutnya.

Akun @Ridwanmaridi3 menimpali. Menurutnya, kedatangan Mahfud di Kendari sengaja tidak di publikasikan Pemprov Sultra ataupun kampus UHO. Pasalnya, hanya sedikit mahasiswa yang tahu kabar tersebut.

"Senyap sekali kedatangannya Pak @mohmahfudmd di Kendari. Tidak ada 1 pun berita online yang menyampaikan kedatangan Bapak di Kendari. Ingin sekali rasanya duduk bersama berdiskusi terkait kasus penembakan mahasiswa Yusuf & Randi," cetusnya.

Baca juga : Gerindra Bantah Ada Mahar Di Pilwagub DKI

Sedangkan, akun @faysal_asmar menyebut, aksi mahasiswa itu pantas dilakukan karena ingin menuntut keadilan dari pejabat negara. "Mahfud MD memang harus dapat kartu merah dari mahasiswa Kendari," tulisnya. [DIR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.