Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Rahasiakan Pelacakan Kontak Corona
Ombudsman: Langkah Pemerintah Sudah Benar
Jumat, 13 Maret 2020 19:39 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Anggota Ombudsman RI Alamsyah Saragih menilai, langkah pemerintah tak menyebarkan jejak pelacakan kontak pasien Corona (Covid-19) ke publik, sudah tepat.
Kata Alamsyah, pemerintah harus berhati-hati dalam menyebarkan informasi ke masyarakat. Satu di antaranya, adalah soal riwayat kesehatan seseorang.
Jika pemerintah ingin mengungkap informasi itu ke publik, maka harus mendapat persetujuan dari yang bersangkutan.
"Apalagi sampai lokasinya di mana, tracking perjalanannya. Bukan berarti informasi itu tidak penting, tapi kan itu justru untuk mengantisipasi," ujar Alamsyah saat dihubungi, Jumat (13/3).
Baca juga : Pasien Positif Corona Kabur Dari Rumah Sakit
"Kalau disebar ke publik, maka akan merugikan yang bersangkutan. Itu ada sanksi pidananya," imbuhnya.
Sebelumnya, Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona Achmad Yurianto mengatakan, pemerintah tidak bisa membuka jejak penelusuran kontak pasien corona seperti yang dilakukan negara-negara lain, misalnya Singapura.
Sejauh ini, pemerintah Singapura memang menerapkan transparansi dalam menangani wabah virus Corona di negaranya.
Pemerintahnya berbagi informasi secara tepat waktu dan transparan, dengan pemangku kepentingan domestik dan internasional.
Baca juga : Bicara Corona, Imin Galak Banget ke Pemerintah
Informasi itu kemudian dimuat dalam satu situs khusus yang dibuat oleh pemerintah Singapura, yaitu https://co.vid19.sg/clusters.
Dalam situs resmi Singapura tersebut, informasi disajikan melalui diagram, grafik, hingga grafis visual. Penelusuran kontak atau contact tracing pasien dijelaskan secara satu per satu untuk setiap kasus di Negeri Singa tersebut.
Penelusuran juga dibagi berdasarkan masing-masing klaster, contohnya seperti klaster impor dari berbagai negara, klaster makan malam privat di Safra Jurong, dan klaster pertemuan imlek keluarga atau CNY (Chinese New Year) di Mei Hwan Drive pada 25 Januari 2020.
Tidak hanya itu, dalam situs resmi Singapura tersebut, persebaran Corona juga digambarkan sesuai dengan lokasinya dalam sebuah peta.
Baca juga : Cegah Virus Corona di Masjid dan Mushala, Umat Islam Diminta Bawa Sajadah Sendiri
Alamsyah bilang, membuka penelusuran kontak pasien Corona, bukan berarti menyebut secara rinci lokasinya.
Dia mengatakan, kebanyakan orang membandingkan dengan negara lain, tanpa pernah tahu bagaimana negara itu melakukannya.
"Kalau di sana (Singapura) itu misalnya ada tracking jarak, sekian kilometer dari Anda ada suspect, kan supaya orang biar hati-hati saja. Tapi kan tidak pernah menunjuk di mana, lokasi orang itu siapa," tandasnya. [OKT]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya