Dark/Light Mode

Ceraikan Prabowo, 212 Berpaling Ke Lain Hati

Senin, 10 Agustus 2020 06:16 WIB
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. (Dok : Ig Sufmi Dasco)
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. (Dok : Ig Sufmi Dasco)

RM.id  Rakyat Merdeka - Keinginan Gerindra kembali mengusung Prabowo sebagai Capres 2024 ditentang Persaudaraan Alumni (PA) 212. 212 menganggap Prabowo sudah selesai. 212 memastikan sudah berpaling ke lain hati.

Sejumlah nama seperti Anies Baswedan, Sandiaga Uno hingga Rizieq Shihab, dielus-elus untuk maju di Pilpres 2024. Sejak Prabowo memutuskan bergabung dalam pemerintahan Presiden Jokowi, PA 212 memilih untuk bercerai.

Meskipun pernah ikut mengusung Prabowo di pilpres kemarin, PA 212 sudah tak minat lagi dengan Ketum Partai Gerindra tersebut.

“Bagi kami, PS (Prabowo Subianto) sudah selesai, masih banyak kader muda yang layak pimpin negeri ini ke depan, 2024 saatnya yang muda yang berkarya,” kata Ketua Umum PA 212, Slamet Ma’arif kepada wartawan, kemarin.

Slamet mengatakan, banyak kader Gerindra yang lebih muda untuk memimpin Indonesia. “Dari partai lain dan profesional juga banyak yang layak pimpin negeri,” ungkapnya.

Kemudian, Slamet menyebut nama Anies Baswedan, Sandiaga Uno, hingga Habib Rizieq Shihab. “Ada lagi yang lain, seperti Wagub DKI Ahmad Riza Patria, Aa Gym, Ustaz Abdul Somad, dan lain-lain,” tegasnya.

Apa tanggapan Gerindra terkait sikap PA 212 ini? Waketum Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad menganggap pernyataan Slamet Ma’arif hanya sebuah pendapat.

Baca juga : Terima Mandat KLB, Prabowo Kembali Pimpin Gerindra

Dia menyarankan Slamet membentuk partai agar bisa mencalonkan sosok selain Prabowo.

“Pendapat itu boleh saja, tapi Gerindra punya mekanisme sendiri dan diatur sesuai dengan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga Partai Gerindra,” kata Dasco, kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Terkait usulan Slamet agar Gerindra mencalonkan kader mudanya, Dasco menegaskan, pencalonan dari Gerindra mengikuti mekanisme yang telah ditetapkan.

“Mungkin dengan membuat partai sendiri, bebas untuk mengusung aspirasinya, apakah mengusung A, si B, ya silakan saja. Tapi, kalau dari Gerindra, itu sudah melalui mekanisme yang ada,” cetusnya.

Sementara itu, Juru Bicara Gerindra, Habiburokhman mengaku Gerindra tidak mau berandai-andai berbicara Pilpres 2024. Menurutnya, 2024 masih lama, apalagi hingga kini dinamika Pemilu 2019 belum usai.

“Capek, Pemilu kemarin saja belum hilang. Janganlah kita habiskan energi bahas Pemilu terus. Urusan mendesak bangsa saat ini bagaimana mengatasi Covid-19 berikut dampak ekonominya,” ujarnya kepada Rakyat Merdeka.

Terpisah, Juru Bicara Prabowo di Kemenhan, Dahnil Anzar menyatakan, Prabowo tidak tersinggung dengan pendapat dari sejumlah pihak. Dia bilang Prabowo akan terus bekerja untuk kepentingan bangsa dan negara.

Baca juga : Bos KPK Berikan Arahan Pilkada Bersih Di Lampung

Seperti diketahui, Prabowo kembali terpilih secara aklamasi sebagai ketua umum dalam Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Gerindra, Sabtu (8/8) lalu.

Gerindra juga kembali mencalonkan Prabowo sebagai Capres 2024. Menurut Sekjen Partai Gerindra, Ahmad Muzani, keinginan agar Prabowo kembali bertarung di pilpres berasal dari kader.

“Seluruh DPD dan DPC tadi meminta Pak Prabowo untuk maju dalam pilpres tahun 2024,” ujar Muzani.

Bagaimana peluang Prabowo?

Direktur Indo Barometer M Qodari menilai Prabowo masih laku dijual. Menurut dia, sampai saat ini di berbagai survei, eks Danjen Kopassus itu masih menjadi salah satu yang tertinggi dan paling potensial dalam pertarungan Pilpres 2024.

“Memang sebagian survei menunjukkan Prabowo masih nomor satu, sebagian lagi, sudah turun. Itu wajar karena elektabilitas dipengaruhi berbagai macam isu dan masalah yang berkembang,” ujar Qodari kepada Rakyat Merdeka, semalam.

Dia mencontohkan, dalam pandemi Covid 19, kepala daerah seperti Anies Baswedan, Ganjar Pranowo dan Ridwan Kamil mendapatkan porsi tampil lebih banyak.

Baca juga : DPC Gerindra Gorontalo Optimistis Prabowo Jadi Ketua Umum Lagi

Itu membuat mereka mengalami kenaikan elektabilitas. Namun Prabowo tetap paling potensial ketimbang para kepala daerah itu.

“Prabowo capres paling potensial pada hari ini. Tidak hanya berdasarkan elektabilitas yang cukup tinggi, tapi juga berdasarkan fakta bahwa dia ketum partai dengan salah satu kursi tertinggi di Indonesia,” ulasnya.

Dia menilai PA 212 salah besar jika ingin mengusung Sandiaga dan Riza Patria. Pasalnya kedua orang itu adalah kader Gerindra.

“Kalau Prabowo maju maka keduanya tidak bisa maju,” ledeknya. [UMM]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.