Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Laporan Terbaru BPS

Orang Miskin Tembus 27 Juta, Tolong...Tolong...

Jumat, 16 Juli 2021 07:41 WIB
Ilustrasi. Warga beraktivitas di permukiman bantaran sungai Ciliwung, Manggarai, Jakarta, Rabu (15/4/2020). (Foto : Antara).
Ilustrasi. Warga beraktivitas di permukiman bantaran sungai Ciliwung, Manggarai, Jakarta, Rabu (15/4/2020). (Foto : Antara).

RM.id  Rakyat Merdeka - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan angka kemiskinan di Indonesia pada Maret 2021. Hasil­nya, 27,54 juta penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan hingga kuartal I-2021.

Ada pun tolok ukur penduduk miskin ini mengacu pada masyarakat yang hidup di bawah angka garis kemiskinan per Maret 2021, dengan batas pendapatan Rp 472.525 per kapita per bulan.

Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan, secara persentase jumlah penduduk miskin Indonesia sekitar 10,14 persen. Angka itu turun 0,05 persen dibandingkan September 2020 yang sebesar 10,19 persen.

“Secara jumlah, penduduk miskin Maret 2021 tercatat 27,54 juta orang, atau turun 0,01 ju­ta orang dibanding September 2020. Tapi masih naik 1,12 juta orang dibanding Maret 2020,” jelas Margo, kemarin.

Baca juga : Orang Miskin Tepuk Tangan

Jika dilihat dari sisi disparitas kemiskinan, persentase penduduk miskin masih lebih banyak di desa daripada di kota. Populasi pen­duduk miskin di kota sebesar 7,89 persen, dan di desa 13,10 persen.

Namun, secara grafik jumlah penduduk miskin di desa pada Maret 2021 justru menurun 0,10 persen dibanding September 2020 yang sebesar 13,20 persen. Sementara penduduk miskin kota justru bertambah 0,01 persen dari sebelumnya 7,88 persen.

“Terlihat bahwa penurunan di tingkat desa lebih bagus, bahwa program desa dan dana desa tunjukan dampak baik pada kemiskinan di desa,” kata Margo.

Perdagangan Surplus

Baca juga : Tolong... Tolong... Tolong...

BPS juga merilis data neraca perdagangan luar negeri Indonesia. Pada Juli 2021, perdagangan Indo­nesia kembali mencatatkan surplus 1,32 miliar dolar Amerika Serikat (AS), atau sekitar Rp 19,1 triliun (kurs Rp 14.500 per dolar AS).

Margo melaporkan, surplus perdagangan didapat setelah nilai ekspor Indonesia pada Juni 2021 sebesar 18,55 miliar dolar AS. Angka ini naik 9,52 persen dari bulan sebelumnya, dan naik 54,46 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.

“Sedangkan nilai impor pada Juni 2021 sebesar 17,23 miliar dolar AS. Angka ini naik 21,03 persen dari bulan sebelumnya dan naik 60,12 persen di periode tahunan,” kata Margo.

Surplus ini, lanjut dia, sangat menggembirakan karena sudah berlangsung sejak Mei 2020, atau selama 14 bulan berturut-turut.

Baca juga : Lahan Terbatas, PUPR Bangun Rusun Mini Ponpes Di NTB

Menurutnya, surplus neraca dagang juga dikarenakan kinerja ekspor yang tinggi dibandingkan impor.

Dari sektor ekspor, semua menunjukkan pertumbuhan positif secara bulanan dan tahunan. Ada pun secara tahunan, pertumbuhan terbesar dipicu oleh minyak dan gas bumi (migas) yang mencapai 117,15 persen secara tahunan atau menjadi 1,23 miliar dolar AS pada Juni lalu.

Selain migas, pertambangan juga mencatatkan pertumbuhan yang cu­kup tinggi, atau sebesar 92,80 persen secara tahunan. Pertumbuhan ini ditopang oleh ekspor batu bara, biji tembaga, ignite dan krikil.

“Ekspor secara kumulatif pada Januari hingga Juni 2021 mencapai 102,87 miliar dolar AS, atau tumbuh 34,78 persen dari periode yang sama tahun lalu,” pungkas Margo. [NOV]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.