Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Ngaco, Vaksin Bisa Bikin Gejala Covid-19 Tambah Berat

Senin, 19 Juli 2021 19:23 WIB
Ilustrasi vaksin Covid-19 (Foto: Net)
Ilustrasi vaksin Covid-19 (Foto: Net)

RM.id  Rakyat Merdeka - Belakangan, beredar video tentang vaksin Covid-19, yang disebut bisa membuat kita terinfeksi gejala Covid-19 berat.

Informasi itu membuat sebagian masyarakat kebingungan, sehingga banyak juga yang menjadi enggan divaksin karena percaya pada hoax tersebut.

Terkait hal ini, Kandidat PhD dari Kobe University Jepang, dr. Adam Prabata menjelaskan, asumsi itu dilatarbelakangi oleh fakta terjadinya antibody dependent enhancement (ADE) atau peningkatan derajat keparahan penyakit yang diperantarai antibodi.

Baca juga : Dukung Vaksinasi Covid-19, Tim Bali United Gelar Aksi Sosial

"Hal ini terjadi karena antibodi yang tidak optimal karena kurangnya efek penetralisir virus. Antibodi yang tidak optimal itu kemudian berikatan dengan virus. Sehingga, risiko infeksi meningkat, karena virus lebih mudah masuk sel tertentu.Akibatnya, terjadi peningkatan proses radang akibat kompleks imun," jelas Adam via laman Instagram-nya, Senin (19/7).

Singkatnya, dalam kondisi respon antibodi efektif, antibodi mengganggu kemampuan virus menginfeksi dan mengganggu ikatan virus dengan reseptor, yang merupakan tempat menempelnya virus.

Sedangkan dalam kondisi ADE, ikatan virus dengan antibodi justru membantu masuknya virus ke dalam sel tubuh.

Baca juga : 50 Juta Dosis Vaksin Pfizer Segera Tiba Di Tanah Air

Namun, hingga saat ini, tak ada laporan mengenai kejadian ADE pada orang yang telah divaksin Covid-19.

Vaksin Covid-19 terbukti tidak menyebabkan meningkatnya risiko dan kejadian kasus Covid-19 berat.

"Kesimpulannya, ADE akibat vaksin yang diduga dapat membuat orang terkena Covid-19 dengan gejala lebih berat, hanya sebatas dugaan. Faktanya, hal itu tidak terjadi, baik pada saat vaksin dalam penelitian atau diberikan ke masyarakat," tandas Adam. [HES]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.