Dark/Light Mode

Hari Aksara Internasional

Gelar Webinar, PANDI Terapkan Aksara Nusantara Di Era Indutri 4.0

Minggu, 12 September 2021 19:00 WIB
Webinar yang digelar PANDI dengan mengusung tema “Back To The Future: Peran Aksara Nusantara Pada Era Industri 4.0, Kamis (9/9). (Foto: Istimewa)
Webinar yang digelar PANDI dengan mengusung tema “Back To The Future: Peran Aksara Nusantara Pada Era Industri 4.0, Kamis (9/9). (Foto: Istimewa)

 Sebelumnya 
Namun, masalah terbesar saat ini adalah bagaimana agar aksara nusantara menjadi default di berbagai sistem operasi. “Namun, hal yang cukup penting juga adalah menjadikan aksara nusantara sebagai wahana untuk menggali wisdom (kearifan) nenek moyang kita.

Mengubah sesuatu yang tacit knowledge menjadi explicit knowledge . Ini bisa dilakukan dengan machine learning (pembelajaran mesin) dan Artificial Intelligece (AI), lalu mengekstrak kearifan nenek moyang kita. Tentu saja salah syaratnya aksara nusantara harus dapat dikenali oleh komputer,” ujar Onno.

Di Bali, Cokorda Rai mengembangkan papan ketik khusus untuk aksara Bali dan mendapat tanggapan baik dari pemerintah dan masyarakat. Pembuatan produk ini merupakan jawaban atas tantangan dan peluang dalam pengembangan aksara Bali.

“Bukan hanya untuk orang-orang yang tinggal di Bali, mereka yang berada di luar Bali pun dapat belajar aksara Bali. Meskipun ada tantangan bahwa generasi muda Bali lebih menyukai bahasa Indonesia dan aksara Latin, pembuatan papan ketik dapat memberi peluang bagi siapa pun yang mau belajar aksara Bali. Lebih jauhnya, ini merupakan upaya agar komputer bisa mengenali teks beraksara Bali sehingga menghasilkan informasi yang tepat bagi pengguna,” ujar Cokorda Rai.

Baca juga : BP Jamsostek Gencarkan Edukasi Peserta Dan Ahli Waris

Narasumber Sarah Anais Andrieu memaparkan pentingnya menjadikan akar budaya menjadi sumber daya yang bisa dimanfaatkan oleh generasi sekarang. Budaya di dunia digital harus memiliki nilai agar dapat dijaga, dipegang, dan dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang berkaitan dengan warisan budaya tersebut.

“Agar tidak hilang, budaya semestinya hadir dalam siber-fisik. Digitalisasi akan menjadi medium untuk adaptasi, bagaimana aksara yang sudah jarang dipakai bisa muncul kembali dan menjadi tren di dunia digital. Hal ini dapat memperluas ruang bagi budaya dan bahasa. Dengan menjadikan akar sebagai sumber daya, maka akan ada penangkapan adaptasi baru, pertukaran informasi, juga kreasi dan inovasi untuk aksara tersebut,” terang Sarah.

Sementara itu Ilham Nurwansah menjelajah sejarah aksara-aksara di nusantara, sejak mulai ditemukan hingga upaya pengembangannya di era modern.

“Namun, dalam pengembangan aksara di dunia digital masih ada kendala karena belum semua aksara tampil dengan baik dalam berbagai aplikasi. Hal ini karena belum ada keseragaman atau standar dari aksara tersebut,” ujar Ilham.

Baca juga : Astra International Gelar Lomba Foto Dan Anugerah Pewarta Astra 2021

Untuk menjawab masalah standardisasi tersebut, narasumber lainnya yaitu Mayastria Yektiningtyas dari Badan Standardisasi Nasional (BSN) telah mengupayakan Persetujuan usulan program Nasional Perumusan Standar (PNPS) untuk beberapa aksara nusantara sebagai kebutuhan mendesak di tahun 2021.

“Kita banyak budaya, tapi tidak didokumentasikan. Jadi ini sebagai salah satu dokumentasi nasional. Di ISO internasional misalnya ada aksara Bali, tapi tidak ada keterangan bahwa itu aksara milik Indonesia. Agar menjadi milik Indonesia, maka harus tertuang dalam standar nasional Indonesia, selain untuk kebutuhan digitalisasi,” ujar Mayastria.

Moderator kali ini, Heru Nugroho menyimpulkan bahwa selama ini, aksara nusantara atau aksara daerah selalu dipandang sebagai sesuatu yang harus dilestarikan, dilindungi dan dijaga dari kepunahan.

Hal itu benar adanya, tetapi jika terus bergelut dalam pelestarian, aksara nusantara akan sulit dikembangkan apalagi diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karenanya PANDI akan terus fokus pada upaya digitalisasi.

Baca juga : Hari Aksara Internasional, Pemprov DIY Canangkan Yogyakarta Sebagai Kota Hanacaraka

“Dalam dua tahun ini, PANDI melalui program bertajuk Merajut Indonesia melalui Digitalisasi Aksara Nusantara (MIMDAN), masih mengedepankan pelestarian aksara. Mulai saat ini, paradigma tersebut akan ditujukan pada upaya penerapan dan pemanfaatan, yaitu bagaimana agar aksara nusantara ikut berperan dalam kemajuan teknologi, terutama di era industri 4.0,” pungkas Heru. [SRI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.