Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Usaha Sepi, Medsos Rame

Selasa, 13 Oktober 2020 04:37 WIB
Ngopi - Usaha Sepi, Medsos Rame
Catatan :
Redaktur

RM.id  Rakyat Merdeka - Beberapa hari lalu saya belanja online, diantar pakai ojek online. Abang ojeknya datang jam setengah 3 siang. Saya hitung, dia mengucapkan terima kasih sampai tiga kali. Dia mengaku hari itu baru dapat order dua kali setelah nungguin dari pagi. Maklum sepi.

Teman saya yang jualan online juga mengeluhkan turunnya penjualan. Padahal produknya ready stock semua dan pembeli juga ngasih review positif. Tapi, kini sepi pembeli. Saya tanyakan, “Apa ini gara-gara Corona?” Nggak juga, sejak November 2019 juga sudah penurunan penjualan dan makin parah sejak Corona.

Ada juga tetangga saya yang kerja sampingannya sebagai calo kontrakan. Tahun lalu, yang mencari kontrakan banyak sementara kontrakan yang sedia sedikit. Sekarang, kontrakan banyak yang kosong tapi yang mau ngontrak nggak ada. Ya, sepi.

Baca juga : Dulu Kecewa, Sekarang Ketagihan Belanja Online

Tukang tahu tempe keliling pun juga begitu. Dulu, jualannya cuma keliling sambil teriak-teriak. Sekarang, sampai bermohon-mohon supaya pada beli. Sepi pembeli sementara dagangan harus laku buat menyambung hidup.

Situasi yang sama juga dialami tukang bangunan dan kuli cangkul di pinggir jalan. Nggak ada yang memberi pekerjaan. Sepinya pekerjaan ini jelas bikin pendapatan kosong bagi mereka.

Kondisi sebaliknya terjadi di medsos dan status WhatsApp, yang beberapa hari lalu begitu ramai. Persoalannya adalah UU Cipta Kerja. Buruh, mahasiswa, dan ormas Islam pun ramai-ramai menolak. 

Baca juga : Jualan Kandang Burung Merpati

Alasannya, undang-undang yang baru itu menggoyang kepastian kerja. Jika perusahaan ganti pemilik, melakukan penggabungan atau pemisahan, maka karyawan siap-siap aja di-PHK. Sementara, jumlah pesangon pun berkurang dibandingkan yang diatur undang-undang sebelumnya.

Apakah dengan dibukanya lapangan kerja otomatis ekonomi bergairah dan meroket? Apakah tukang jualan online, tukang tahu tempe, tukang ojek dan tukang bangunan butuh pekerjaan baru?

Menurut saya, bukan hanya lapangan kerja yang harus dibuka. Tapi juga pelanggan, pembeli, atau konsumen? Tanpa itu, mau bikin usaha atau kerja apa pun, usaha rakyat kecil tetap sepi.

Baca juga : Nasib Tes Swab Gratis

Ospi Darma, Wartawan Rakyat Merdeka

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.