Gobel Pede, Ekonomi Batam Dan Karimun Akan Segera Melompat

RM.id  Rakyat Merdeka - Wakil Ketua DPR Bidang Koordinator Industri dan Pembangunan (Korinbang) Rachmat Gobel meyakini, Kota Batam dan Kabupaten Karimun akan mengalami kemajuan yang pesat dalam waktu mendatang. 

"Akan terjadi lompatan ekonomi akibat kemajuan yang terjadi di kawasan Asia,” kata Gobel, usai kunjungan ke Batam dan Karimun, Kepulauan Riau, pada 15-16 Oktober 2022.

Gobel diminta memberikan sambutan pada dimulainya renovasi Mall Pelayanan Publik, Kabupaten Karimun. Dia juga diminta melepas jalan santai, bersama penduduk Karimun.

Baca juga : Mahfud: Siapa Saja Yang Jadi Korban Pemerasan Aparat, Jangan Segan Melapor

Setelah itu, Gobel meninjau pembangunan pelabuhan baru yang terhenti, rencana perpanjangan landasan Bandara Raja Haji Abdullah yang terbentur lahan hutan lindung, dan pembangunan kawasan ekonomi Gold Coast.

Gobel datang atas undangan Bupati Karimun Aunur Rafiq.

Acara ini juga dihadiri Wali Kota Batam Muhammad Rudi, dan Pangkogabwilhan I, Laksamana Madya M Ali.

Undangan ini merupakan bagian dari rangkaian perayaan ulang tahun ke-23 Kabupaten Karimun, yang jatuh pada 12 Oktober.

Pulau Karimun terletak di sisi barat Batam. Dengan menggunakan speedboat atau kapal feri, dari Batam ke Karimun bisa ditempuh dalam waktu 1-2 jam. Tergantung pada jenis kapalnya.

Baca juga : Pelayanan Publik Di Pemprov Papua Terkendala, Ini Saran Tokoh Pemuda

Karimun lebih dekat ke Malaysia. Waktu tempuhnya, kurang dari satu jam ke Semenanjung Malaya. Sedangkan Batam, lebih dekat ke Singapura.

Karimun juga lebih dekat ke Pulau Sumatera. Jumlah penduduk Karimun sekitar 260 ribu jiwa. Jumlah penduduk Batam sekitar 1,2 juta jiwa. Sedangkan jumlah penduduk Tanjung Pinang, Ibu Kota Kepulauan Riau, sekitar 230 ribu jiwa.

Tanjung Pinang terletak arah timur Batam. Bintan adalah daerah dengan jumlah penduduk terbesar urutan keempat di Kepulauan Riau, yaitu sekitar 160 ribu jiwa.

Gobel menilai, meski ada hambatan akibat perang Rusia-Ukraina, ekonomi dunia mulai menggeliat lagi setelah mengalami stagflasi akibat pandemi Covid-19 selama dua tahun.

“Indonesia ikut terdampak akibat kondisi geopolitik dunia tersebut. Namun, ekonomi Indonesia masih cukup kokoh. Sehingga, tak ikut antre menjadi pasien IMF," ujar Gobel.

Baca juga : Relawan Puan Gelar Senam Dan Bagikan Ratusan Sembako Di Kota Batik 

"Memang ada pelambatan, bahkan ada yang memprediksi akan terjadi krisis pada 2023. Namun, kita tidak bisa berpangku tangan," imbuhnya.

Menurutnya, kita harus terus bergerak. Sehingga, ketika semua bisa dilalui, maka kita akan mendapatkan momentum untuk suatu lompatan ekonomi.

"Peluang itu terbuka lebar di Batam dan Karimun, karena berhadapan langsung dengan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi di Asia Tenggara,” katanya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.