Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Terima Prince Abdul Qawi, Bamsoet Ingatkan Ancaman Perubahan Iklim

Rabu, 23 November 2022 13:00 WIB
Ketua MPR Bambang Soesatyo (kiri) menerima Prince Abdul Qawi dari Brunei Darussalam, di Jakarta, Rabu (23/11). (Foto: Dok. MPR)
Ketua MPR Bambang Soesatyo (kiri) menerima Prince Abdul Qawi dari Brunei Darussalam, di Jakarta, Rabu (23/11). (Foto: Dok. MPR)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua MPR sekaligus Wakil Ketua Partai Golkar Bambang Soesatyo mengingatkan dunia sedang menghadapi perubahan iklim yang ditandai dengan peningkatan panas bumi. Peningkatan suhu dari waktu ke waktu telah mengubah pola cuaca dan mengganggu keseimbangan alam. Hal ini menimbulkan banyak risiko bagi manusia dan seluruh makhluk hidup lainnya di bumi.

"Ancaman krisis global sudah ada di depan mata. Saat ini, sekitar 320 juta penduduk dunia berada dalam kondisi kelaparan akut. Bahkan menurut data IMF dan Bank Dunia, perekonomian 66 negara diprediksi akan bangkrut dan ambruk. Pelambatan dan kontraksi pertumbuhan ekonomi global, semakin diperburuk oleh tingginya kenaikan inflasi," ujar Bamsoet, sapaan akrab Bambang, usai menerima Prince Abdul Qawi dari Brunei Darussalam, di Jakarta, Rabu (23/11).

Baca juga : Lestari Desak Tingkatkan Literasi Pencegahan Polio

Ketua DPR ke-20 ini menjelaskan, Konvensi Kerangka Kerja PBB untuk Perubahan Iklim (United Nations Framework Convention on Climate Change/UNFCCC) pada 2019, menyebutkan bahwa kenaikan suhu global harus ditahan di kisaran 1,5 derajat celcius untuk mencegah tragedi terburuk pada ekosistem dan memastikan ketahanan peradaban manusia. Negara-negara di dunia pun berbondong-bondong menyampaikan National Determinated Contributions (NDCs) sebagai deklarasi tentang rencana masing-masing negara untuk mengurangi emisi dan mencegah terjadinya krisis iklim.

"Krisis iklim bukanlah semata menyangkut kemampuan masing-masing negara untuk mengubah konsumsi energi, serta mengelola limbah produksinya saja. Tetapi juga menyangkut usaha kolektif untuk menyelamatkan hajat hidup umat manusia dengan mempertahankan potensi ekosistem alam yang menyangga penghidupan berkelanjutan bagi semua umat manusia," kata Bamsoet.

Baca juga : Terima Bos Pentagon Di Kemhan, Prabowo Bahas Kerja Sama Pertahanan RI-AS

Wakil Ketua Umum FKPPI ini mendukung dilakukan kerja sama antara Indonesia dan Brunei Darussalam guna menjalankan misi bersama dalam penyelamatan ekosistem global. Misi tersebut dibarengi dengan upaya menciptakan kesempatan ekonomi baru yang memperkuat daya tahan kelompok paling marjinal.

"Kita semua akan dihadapkan pada pilihan transisi untuk memasuki arena green economy yang mensyaratkan produksi berbasis rendah emisi yang disertai dengan komitmen dalam arena perdagangan karbon. Indonesia dan Brunei Darussalam dapat mengambil peran transformasi tersebut guna menciptakan pembangunan berkelanjutan serta menjawab krisis iklim yang ada di hadapan kita," pungkas Bamsoet.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.