Dark/Light Mode

Kepuasan Ke Jokowi Naik, Bamsoet Pede RI Mampu Lewati Masa Krisis Global

Kamis, 8 Desember 2022 15:57 WIB
Ketua MPR Bambang Soesatyo (Foto: Dok. MPR)
Ketua MPR Bambang Soesatyo (Foto: Dok. MPR)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua MPR sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo menuturkan, masih tingginya tingkat kepuasaan dan kepercayaan publik terhadap kinerja pemerintahan, sebagaimana hasil berbagai lembaga survei nasional, menunjukkan bahwa sebagai pemimpin, Presiden Jokowi memiliki leadership dan sense of crisis yang sangat kuat. Sehingga bisa tetap mendapatkan kepercayaan yang besar dari rakyat.

Hasil survei Poltracking yang dipublikasikan Kamis (8/12) mencatat, tingkat kepuasaan publik terhadap kinerja pemerintahan Presiden Jokowi mencapai 73,2 persen. Angka ini meningkat dari survei Poltracking pada Agustus 2022 yang sebesar 67 persen. Sementara Lembaga Survei Indonesia pada Oktober 2022 mengungkapkan, kepuasan publik terhadap kinerja pemerintahan Presiden Jokowi sangat tinggi mencapai 74,2 persen, meningkat dari September 2022 sebesar 64,8 persen.

Survei dari Litbang Kompas pada September-Oktober 2022 melaporkan, tingkat kepuasan terhadap pemerintahan Presiden Jokowi mencapai 62,1 persen. Sementara pada survei Indikator politik pada September-Oktober 2022 mencatat, tingkat kepuasan publik terhadap kinerja pemerintahan Presiden Jokowi sebesar 62,6 persen.

Baca juga : Bersyukur, UMP Naik Di Saat Krisis Global

“Besarnya kepercayaan masyarakat terhadap kinerja pemerintahan Presiden Joko Widodo menunjukkan bahwa saat ini berbagai program pembangunan dan roda pemerintahan yang dijalankan Presiden Joko Widodo sudah mencerminkan kepentingan rakyat," ujar Bamsoet, sapaan akrab Bambang, saat menjadi narasumber dalam Rilis Temuan Survei Nasional dari Poltracking Indonesia mengenai Proyeksi Ekonomi Politik Nasional, secara virtual, di Jakarta, Kamis (8/12).

Turut hadir dalam acara ini antara lain Menteri Perdagangan sekaligus Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, Utusan Khusus Presiden Bidang Pengentasan Kemiskinan dan Ketahanan Pangan sekaligus Ketua Umum PPP Muhammad Mardiono, dan Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia Hanta Yuda.

Ketua DPR ke-20 ini menjelaskan, berkat kerja cerdas Presiden Jokowi, perekonomian Indonesia masih tetap tumbuh ditengah proyeksi pertumbuhan ekonomi dan situasi global yang sedang suram. Menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal I tahun 2022 mencapai 5,01 persen (year on year), dan terkontraksi 0,95 persen (quarter to quarter). Pada kuartal II-2022, ekonomi Indonesia tumbuh 5,44 persen (year on year). Secara kuartal ke kuartal (quarter to quarter), juga tumbuh positif sebesar 3,72 persen.

Baca juga : Bamsoet Ajak Pengusaha Muda Antisipasi Krisis Global

"Pada kuartal III-2022, pertumbuhan ekonomi mencapai 5,72 persen (year on year), dan tumbuh 1,81 persen secara kuartal ke kuartal. Menjadikan secara umum, kinerja ekonomi pemerintahan Presiden Joko Widodo pada tahun 2022 menunjukkan hasill yang memuaskan. Bahkan IMF memandang Indonesia sebagai titik terang di tengah kesuraman ekonomi global," jelas Bamsoet.

Wakil Ketua Umum SOKSI ini menerangkan, Bank Indonesia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi pada 2022 pada kisaran 4,5 hingga 5,3 persen. Pada 2023, pertumbuhan ekonomi diperkirakan tetap kuat pada kisaran 4,5 hingga 5,3 persen, dan akan terus meningkat pada tahun 2024 menjadi 4,7 hingga 5,5 persen. Sebagai perbandingan, Danareksa Research Institute memproyeksikan ekonomi Indonesia pada 2022 akan tumbuh pada kisaran 4,91 hingga 5,26 persen. Pada tahun 2023 pertumbuhan ekonomi berada pada rentang 5,11 hingga 5,28 persen, dan pada 2024 tumbuh dalam kisaran 5,2 hingga 5,35 persen.

Optimisme proyeksi ekonomi ini, kata Bamsoet, didorong beberapa faktor. Antara lain, tingginya tingkat konsumsi rumah tangga yang menurut data BPS mencapai 5,4 persen. Konsumsi rumah tangga berkontribusi sekitar 57 persen dari produk domestik bruto (PDB) Indonesia. Hilirisasi dan perbaikan iklim investasi pada berbagai sektor perekonomian, misalnya di sektor otomotif, dimana pertumbuhan investasi pada mesin dan kendaraan komersial masing-masing sebesar 36,5 persen dan 17,1 persen (year on year). Demikian juga kredit perbankan yang tumbuh 11 persen turut mendukung pemulihan investasi pada kuartal III tahun ini.

Baca juga : Jokowi Sambut Pemimpin G20 Di Apurva Kempinski Bali

Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila ini menambahkan, faktor lainnya yakni pengendalian inflasi serta perluasan program perlindungan sosial, antara lain melalui peningkatan subsidi energi, bantuan subsidi upahan dan Bantuan Langsung Tunai (BLT), dan Bansos Pemda. Serta pemerataan pemulihan perekonomian pada berbagai sektor, tidak hanya dari sisi konsumsi, namun juga dari sisi produksi. Berdasarkan catatan BPS, seluruh sektor produksi berhasil tumbuh positif di kuartal III-2022, di mana sektor manufaktur yang menjadi sektor unggulan ekonomi Indonesia tumbuh 4,8 persen.

Di tengah berbagai optimisme, lanjutnya, Pemerintah harus terus melakukan pemberdayaan UMKM sebagai sendi perekonomian nasional. UMKM memiliki kontribusi signifikan terhadap perekonomian nasional, dengan kemampuan menyerap 97 persen dari total tenaga kerja yang ada serta dapat menghimpun sampai 60,4 persen dari total investasi. Pemerintah juga perlu terus mendorong konsumsi rumah tangga sebagai poros roda pertumbuhan ekonomi Indonesia.

“Konsumsi rumah tangga dapat distimulasi oleh Pemerintah melalui berbagai program perlindungan sosial untuk menjaga dan meningkatkan daya beli masyarakat berpenghasilan rendah sekaligus mendorong konsumsi masyarakat, seperti bantuan sosial, BLT dana desa, subsidi dan program keluarga harapan, yang semuanya dilakukan dengan tepat sasaran," pungkas Bamsoet.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.