Duh, Produk Asing Kuasai Perdagangan Digital Lokal

 Sebelumnya 
Diakui dia, perkembangan bisnis dagangan digital di Indonesia mengalami kemajuan pesat. Data Asosiasi E-Commerce Indonesia (IDEA) menyebutkan, transaksi e-commerce mengalami pertumbuhan hingga 500 persen dalam kurun waktu 4 tahun terakhir.

Total transaksi penjualan mencapai 27 miliar dolar AS atau sekitar Rp 391 triliun. Angka sebesar ini juga menjadikan transaksi ekonomi digital Indonesia berada di peringkat pertama untuk kawasan Asia Tenggara dengan kontribusi sebesar 49 persen.

Baca juga : PPKM Darurat, Truk Logistik Harus Dapat Prioritas Tapi Jangan Obesitas

Sayangnya, produk yang laris masih dikuasai produk-produk asing. Padahal idealnya, produk UMKM kita yang harusnya mengisi ceruk pasar ini. Namun pandemi yang berkepanjangan ini membuat produk UMKM kita juga ikut terdampak.

Marwan menjelaskan, UMKM pengguna platform digital baru mencapai 12 juta atau 9 persen dari total pelaku UMKM. Jumlah ini bisa ditingkatkan dengan beberapa langkah.

Baca juga : BCA Life Genjot Pemasaran Di Kanal Digital

Misalnya, literasi digital bagi pelaku, peningkatan kapasitas produksi, peningkatan kualitas, dan akses pasar dalam ekosistem digital.

Marwan berharap, negara mendapatkan kompensasi cukup besar dari transaksi e-commerce. Potensi pajak yang bisa digali sedikitnya ada dua jenis, yaitu jenis Pajak Penghasilan (PPh) dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN). Tentunya, pemerintah harus memiliki data akurat pelaku e-commerce di Indonesia. [KAL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.